Alih Wahana Novel Ke Film Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas: Tinjauan Alur, Tokoh dan Latar Cerita
Abstract
Alih wahana merupakan pengubahan karya sastra ke bentuk karya sastra lain. Salah satu dari bentuk alih wahana yaitu pengubahan karya sastra tulis menjadi karya visual. Proses itu juga dapat disebut pelayarputihan. Dalam proses pengalihwahanaan karya sastra tulis menjadi visual terdapat tiga kategori pengubahan yaitu, 1) penciutan yang berarti penghilangan atau pemotongan beberapa hal yang ada di novel ketika akan divisualisasikan ke dalam bentuk film, 2) penambahan yang berarti bertambahnya beberapa hal dalam film yang tidak ada pada novel, dan 3) pengubahan bervariasi yang berarti terjadinya pengubahan dalam beberapa hal yang ada pada novel dan film. Hal-hal yang dapat terpengaruh dari proses pengalihwahanaan ini meliputi unsur-unsur novel seperti alur, tokoh, latar, tema, dan lain sebagainya. Mengingat terbatasnya durasi film yang ditayangkan membuat banyak hal yang harus dilakukan agar apa yang divisualisasikan dalam film tetap memiliki hubungan dengan yang ada pada novel. Salah satu bentuk alih wahana yang terjadi adalah novel dengan judul Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas karya Eka Kurniawan yang mengalami proses pelayarputihan menjadi film dengan judul Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas karya Edwin. Dari proses pengalihwahaan tersebut akan dibahas mengenai pengubahan tiga unsur yaitu alur, tokoh, dan latar.
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui pengubahan tiga unsur pada proses pengalihwahaan dalam novel dan film dengan judul Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas. Secara khusus tujuan penelitian ini adalah 1) mendeskripsikan pengalihwahanaan yang terjadi pada alur, 2) mendeskripsikan pengalihwahanaan yang terjadi pada tokoh, dan 3) mendeskripsikan pengalihwahanaan yang terjadi pada latar. Penelitian ini menggunakan pendekatan yang bersumber pada teks karya sastra novel Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas karya Eka Kurniawan dan film Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas karya Edwin, secara terfokus dan sistematis. Penelitian ini merupakan pendekatan yang bersifat analisis deskriptif kualitatif. Analisisnya menuju pada pengalihwahaan antara novel dan film yang berfokus pada alur,
tokoh, dan latar. Hasil penelitian yang didapat hendak dideskripsikan dalam wujud kata-kata atau kalimat secara tertulis. Analisis data pada penelitian ini yaitu dengan menganalisis novel dan film berdasarkan alur, tokoh, dan latar pada novel dan film. Untuk mendapatkan data yang relevan pada penelitian ini, menggunakan teknik trianggulasi, kecukupan referensi, dan pemeriksaan rekan sejawat melalui diskusi.
Hasil penelitian pengalihwahaan pada novel dan film Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas menunjukkan bahwa 1) pada alur terdapat 18 bagian cerita yang mengalami penciutan, 15 bagian cerita yang ditambahkan, dan 17 bagian cerita yang mengalami pengubahan bervariasi, 2) pada tokoh terdapat 16 tokoh yang mengalami penciutan, 4 tokoh yang ditambahkan, dan 8 tokoh yang mengalami pengubahan bervariasi, 3) pada latar terdapat 14 latar yang mengalami pencituan, 10 latar yang ditambahkan, dan 9 latar yang mengalami pengubahan bervariasi. Pengubahan ekranisasi yang terjadi tidak membuat film memiliki cerita yang berbeda dengan novel, bahkan dengan adanya pengubahan tersebut membuat film menjadi memiliki karakteristik yang berbeda meskipun memiliki cerita yang sama dengan novelnya.
Berdasarkan pengalihwahanaan ini dapat disimpulkan jika proses penciutan alur yang dilakukan dalam visualisasinya ke bentuk film secara garis besar ditujukan untuk mempersingkat durasi film dengan alasan penciutan itu tidak mempengaruhi jalan cerita. Selain itu, penciutan alur ini ditujukan untuk membuat jalan cerita baru dalam film sehingga bagian-bagian novel yang tidak memiliki pengaruh dalam cerita tersebut dapat dihilangkan. Kemudian mengenai penambahan alur dilakukan untuk melengkapi cerita yang disajikan. Lalu perubahan bervariasi alur ditujukan untuk tetap memberikan penggambaran mengenai bagian penting alur pada novel ke dalam bentuk film. Pengubahan ini salah satunya karena ingin memudahkan proses pembuatan film, dan juga mengenai banyaknya adegan vulgar pada novel mengharuskan sutradara untuk mengubah adegan itu agar tetap dapat divisualisasikan dalam film. Selanjutnya, pada penciutan tokoh dilakukan mengikuti alur dalam film yang tidak menampilkan beberapa alur dalam novel sehingga terjadi penciutan tokoh. Penambahan tokoh juga dilakukan karena mengikuti alur yang ditambahkan dalam film sehingga terdapat beberapa tokoh yang ditambahkan ke dalam alur tambahan tersebut atau mungkin juga karena tokoh tersebut menggantikan peran tokoh yang hilang. Adapun untuk pengubahan bervariasi juga dilakukan dengan penyesuaian jalan cerita yang telah dibangun oleh sutradara, selain itu juga melihat seperti apa aktor yang memerankan tokoh-tokoh tersebut. Dan yang terakhir pada penciutan latar dalam film dilakukan karena tidak semua alur dalam film menampilkan semua latar yang ada dalam novel. Ada beberapa latar yang tidak ditampilkan dalam film selama latar tersebut tidak mempengaruhi jalan cerita yang disajikan. Penambahan latar dilakukan karena mengikuti alur dalam film karena ada beberapa cerita tambahan dalam film yang memunculkan latar tempat cerita itu berlangsung. Adapun untuk pengubahan bervariasi latar juga dilakukan dengan memilih bagaimana latar itu tetap mendukung jalannya cerita namun mudah dilakukan ketika proses produksi. Selain itu pengubahan latar ini juga dapat memiliki penjelasan tambahan yang disampaikan secara tidak langsung.
Kata Kunci: Alih Wahana, Novel, Film