Penggunaan Ragam Bahasa Madura di Pondok Pesantren Al-Amien Kowel Pamekasan
Abstract
Ragam bahasa merupakan variasi dari bahasa yang di sesuaikan dengan
konteks nya, salah satu bagian dari ragam bahasa yaitu diglosia yang merupakan
situasi kebahasaan yang berhubungan dengan variasi bahasa, dimana dalam
pembahasan tersebut berhubungan dengan satuan kebahasaan yang di ucapkan
secara fungsional, dalam artian bahasa di ucapkan berdasarkan konteks saat
tuturan tersebut di ucapkan. Pondok Pesantren Al-Amien Kowel Pamekasan
merupakan salah satu tempat yang memungkinkan terjadinya diglosia.
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui penggunaan ragam bahasa
Madura di Pondok Pesantren Al-Amien Kowel Pamekasan. Secara lebih khusus
yaitu fenomena diglosia tuturan bahasa Madura antara pengasuh-pengasuh,
pengasuh (guru)-santri, dan santri-santri. Objek tersebut di pilih karena bagian
dari sumber penelitian yang telah di tetapkan oleh peneliti.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode
penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomenologi, dimana
dalam penelitian ini peneliti menelaah secara lebih mendalam terhadap terjadinya
penggunaan ragam bahasa. Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu
menggunakan data primer berupa wawancara mendalam dan observas sedangkan
pada data sekunder berupa dokumentasi. Adapun teknik analisis data yaitu : (1)
Reduksi Data (2) Display atau penyajian data (3) pengambilan kesimpulan.
Pengecekan keabsahan data yaitu menggunakan tiga tahap: triangulasi sumber,
triangulasi teori dan triangulasi pengumpulan data.
Hasil dari penelitian ini yaitu terdapat tiga pola yang ditemukan yaitu pola
diglosia rendah (R) dan pola diglosia tinggi (T). Pada fokus penelitian yang
pertama yang berhubungan dengan pola ragam bahasa yaitu : (1) Pola ragam
bahasa antara pengasuh dan pengasuh menngunakan ragam bahasa tinggi (T)
engghi-bhunten. (2) Pola ragam bahasa antara pengasuh dan santri menngunakan
ragam bahasa tinggi (T) dan rendah (R) yaitu ragam bahasa enggi-bhunten,
engghi-enten dan enje’-iyeh. (3) Pola ragam bahasa antara santri dan santri
menggunakan ragam bahasa rendah (R) yaitu enje’-iyeh.
Faktor yang melatar belakangi terhadap terjadinya penggunaan ragam
bahasa Madura dalam penelitian ini yaitu ada 3 : (1) Faktor Usia (2) Faktor Kelas
Sosial (3) Faktor keilmuan. Ke tiga faktor tesebut di simpulkan berdasarkan
penemuan peneliti terhadap diglosia tuturan di Pondok Pesantren Al-Amien
Kowel Pamekasan