Show simple item record

dc.contributor.authorKhusnul Riskiyah, Riskiyah
dc.date.accessioned2025-03-17T03:25:48Z
dc.date.available2025-03-17T03:25:48Z
dc.date.issued2024-03-20
dc.identifier.urihttp://repository.unisma.ac.id/handle/123456789/11343
dc.description.abstractDesa Wringinanom merupakan salah satu desa wisata yang ada di Jawa Timur. Desa Wringinanom merupakan salah satu desa yang akan membawa kita ke Gunung Bromo. Dalam pengelolaan Desa Wisata Wringinanom, dilakukan oleh tiga stakeholders yaitu masyarakat, kelompok sadar wisata, dan pemerintah Desa Wringinanom. Dalam pelaksanaan kolaborasi yang dilakukan dengan masyarakat belum memberikan banyak dampak karena kurangnya semangat dari masyarakat. Kurangnya semangat masyarakat untuk melakukan kolaborasi pengelolaan desa wisata ini disebabkan karena pemerintah dan pokdarwis kurang secara terus menerus melibatkan warga dan kurang memberikan hasil yang pasti untuk warga. Peneliti menggunakan dua teori utama dalam penelitian ini. Collaborative Governance oleh Retno Sunu dkk (2020), yang menjelaskan bahwa kolaborasi pemerintah dapat terjadi dengan tiga cara, yaitu kolaborasi antar institusi pemerintah, kolaborasi institusi pemerintah dengan pihak swasta, dan kolaborasi institusi pemerintah dengan masyarakat. Teori kedua oleh Tunggul Prasodjo (2021), yang menjelaskan proses-proses manajemen strategi, yaitu pemindaian lingkungan, perumusan strategi, implementasi strategi, dan pengawasan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi, kemudian dianalisis dengan gaya Miles dan Huberman. Peneliti menggunakan 7 orang informan mulai dari pemerintah, kelompok sadar wisata, dan masyarakat Desa Wringinanom. Kemudian, peneliti melakukan pengecekan keabsahan data dengan triangulasi sumber, triangulasi teknik, dan triangulasi waktu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa benar adanya Desa Wringinanom melakukan kolaborasi dengan institusi luar, dengan pihak swasta, dan dengan masyarakat. Kolaborasi Desa Wringinanom dengan institusi luar, yaitu dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Malang, Kementerian Pariwisata Republik Indonesia, dan Kementerian PUPR Republik Indonesia. Kolaborasi dengan pihak swasta dilakukan dengan kelompok sadar wisata desa dan dengan berbagai UMKM. Kolaborasi yang dilakukan dengan masyarakat dapat dilihat dengan ajakan untuk sosialisasi kampanye sadar wisata, dan ajakan untuk selalu menjaga kebersihan. Selain kolaborasi, pemerintah Desa Wringinanom, kelompok sadar wisata desa, dan masyarakat turut menyuarakan dan merencakan strategi pengelolaan desa wisata wringinanom kedepannya. Tetapi, strategi tersebut belum terlaksana, hanya sampai pada tahap perumusan strategi. Faktor pendukung dan penghambat turut hadir dalam kolaborasi pengelolaan objek wisata Desa Wringinanom sebagai Desa Wisata Bromo Tengger semeru ini, baik internal sampai eksternal. Kolaborasi memang perlu dilakukan sebagai salah satu langkah menciptkan perkembangan pengelolaan desa wisata. Banyak kolaborasi yang dapat dilakukan. Desa Wringinanom melakukan berbagai kolaborasi untuk pengelolaan desa wisata, mulai dari institusi lain, kolaborasi dengan pihak swasta, sampai pada kolaborasi dengan masyarakat desa. Dalam melakukan kolaborasi pengelolaan desa wisata dengan masyarakat, perlu usaha lebih dari pemerintah desa dan kelompok sadar wisata Desa Wringinanom untuk dapat lebih menumbuhkan semangat pengelolaan desa wisata kepada masyarakat. Kata kunci: Pemerintahan Kolabrasi, Strategi, Desa Wringinanomen_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherUniversitas Islam Malangen_US
dc.subjectPemerintahan Kolabrasien_US
dc.subjectStrategien_US
dc.subjectDesa Wringinanomen_US
dc.titlePemerintahan Kolaborasi dan Strategi Dalam Pengelolaan Objek Wisata Desa Wringinanom (Studi Kasus Pada Desa Wisata Bromo Tengger Semeru)en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record