dc.description.abstract | Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang sejak lama telah diusahakan oleh petani secara intensif. Komoditas hortikultura ini memiliki banyak manfaat dan bernilai ekonomis tinggi serta termasuk kedalam kelompok rempah tidak tersubtitusi yang berfungsi sebagai bumbu penyedap makanan. Kabupaten Probolinggo merupakan salah satu penghasil bawang merah, dari 25 kecamatan ada 15 kecamatan yang aktif menanam bawang merah dalam setiap tahunnya. Hasil produksi bawang merah Kabupaten Probolinggo memiliki ciri khas tersendiri yaitu karakter pedas dengan kandungan airnya yang unik. Dari data BPS menunjukkaan bahwa hasil produksi pada tahun 2019 sebanyak 142.665 ton, tahun 2020 sebanyak 145.605 ton, dan tahun 2021 sebanyak 105.010 ton. Dilihat dari data tersebut terdapat penurunan hasil produksi di tahun 2021.oleh karena itu menarik untuk meneliti factor-faktor apa yang mempengaruhi keutusan petani menanam bawang merah. Tujuan diadakan penelitian ini yaitu 1) Untuk mengetahui efisiensi usahatani bawang merah di Desa Banjarsawah. 2) Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani berusahatani bawang merah.
Penelitian ini dilakukan di Desa Banjarsawah Kecamatan Tegalsiwalan Kabupaten Probolingo dengan alasan karena daerah tersebut penduduknya mayoritas berprofesi sebagai petani bawang merah. Metode pengamilan sampel menggunakan metode simple random sampling atau penarikan sampel acak sederhana. Penentuan jumlah sampel menggunakan rumus slovin sehingga didapatkan 37 petani sehingga peneliti membulatkan menjadi 40 petani responden dari 260 petani. Analisis data yang digunakan adalah analisis usahatani dan analisis model logit.
Hasil analisis dengan R/C ratio yang dilakukan mendapatkan bahwa diketahui nilai R/C ratio usahatani bawang merah sebesar 3,32. Artinya setiap Rp 1 biaya produksi yang dikeluarkan petani untuk proses usahatani bawang merah akan mendapat penerimaan sebesar Rp 3,32. Hasil analisis logit yang dilakukan mendapatkan bahwa faktor yang berpengaruh secara nyata dalam pengambilan keputusan usahatani yaitu variable tingkat kesulitan budidaya(X1) dan pendapatan(X5). Sedangkan variable yang tidak berpengaruh secara nyata dalam pengambilan keputusan usahtani bawang merah yaitu keikutsertaan dalam kelompok tani (X1), pengalaman (X3), dan pendidikan (X4).
Saran dari peneliti 1) Diharapkan petani dapat meningkatkan efisiensi usahatani dengan cara membeli bibit ukuran sedang. Karena bibit bawang merah dengan ukuran sedang bisa di simpan untuk di jadikan bibit dengan harga yang lebih murah sehingga akan menurunkan biaya produksi dan keuntungan usahatani akan lebih meningkat. 2) Diharapkan dalam pengelolaan budidaya bawang merah untuk mengantisipasi terjadinya kerusakan pada tanaman bawang bisa mengunakan jaring atau peper trap serta ketika proses penanaman harap lebih seleksi dalam pemilihan bibit agar ketika masa tanam pertumbuhan bawang tersebut lebih maksimal. Penggunaan alat tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing jika menggunakan jaring biaya yang di keluarkan lebih besar karena sebanding dengn fugsinya seperti meminimalisir dari serangan hama dan penyakit. sedangkan papertrap hanya digunakan untuk hama serangga saja danpenepatannya hanya di beberapa titik sehingga biaya yang di keluarkan lebih murah. 3) Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dalam variable tingkat kesulitan budidaya menggunakan indikator yang lebih spesifik. Seperti perawatan tanaman hama dan penyakit serta perubahan cuaca yang tidak menentu. Hal tersebut dapat mengakibatkan terjadinya gagal panen. | en_US |