Peningkatan Kualitas Hafalan Melalui Metode Wahdah Bagi Santri Darul Qur’an Sabilul Muttaqin
Abstract
Dikalangan penghafal banyak halangan yang dialami dalam pelaksanaan
menghafal Al-Quran salah satunya yakni buruknya hafalan dalam jangka pendek,
kurangnya waktu menghafal yang efektif , salahnya penerapan metode, kurangnya
persiapan , dan kurangnya tenaga pengajar yang mahir dalam bidang menghafal AlQuran. Dari adanya beberapa masalah yang ada maka seharusnya generasi pada masa
post modern ini mempunyai kesadaran dalam menghafal Al-Quran.Terutama bagi
penghafal Al-Qur’an suatu kedisiplinan dalam membaca Al-Qur’an adalah suatu
keharusan. Maka dari itu sebelum menghafalkan Al-Qur’an terlebih dahulu harus
memperbaiki bacaan dan displin ilmu tajwid, selain itu penghafal Al-Qur’an harus
mengulang-ulang supaya lisannya terlatih untuk mengucapkan huruf dengan fasih.
Dari latar belakang maka peneliti mempunyai fokus penelitian tentang,
bagaimana pertimbangan ustadz pondok pesantren Darul Qur’an Sabilul Muttaqin
dalam menggunakan metode wahdah sebagai upaya meningkatkan kualitas hafalan
santri, bagaimana perencanaan penggunaan metode wahdah dalam meningkatkan
kualitas hafalan Al-qur’an pada santri pondok pesantren Darul Qur’an Sabilul
Muttaqin, bagaimana pelaksanaan metode wahdah dalam meningkatkan kualitas
hafalan Al-qur’an pada santri pondok pesantren Darul Qur’an Sabilul Muttaqin,
bagaimana Model Metode wahdah dalam meningkatkan kualitas hafalan Al-qur’an
pada santri pondok pesantren Darul Qur’an Sabilul Muttaqin.
Dalam penelitian ini, siklus ketika proses penelitian berlangsung, siklus
pertama. pertimbangan dilihat dari karakter menghafal santri disikusi ini telah
tergambar adanya kesesuaian antara karakter menghafal santri terhadap metode yang
digunakan yaitu metode wahdah, akan tetapi juga adanya kekurangan yaitu santri
kelelahan karena kurang banyak bacaan baru yang belum sepenuhnya dikuasai olenh
santri yang mengakibatkan kualitas hafaln rendah.Perencanaan,di siklus ini prosentasi
kelulusanya mencapai 57% dan ini terdiri dari 13 santri dari segi perencanaan
sebenarnya tidak terlalu rumit mengingat metode wahdah ini metode yang
sederhana,dari perencanaan di siklus ini dari segi penyampaian serta pemberian
materi sudah tersistem dengan baik akan tetapi di ranah pelaksanaan masih perlu
improvisasi dengan keadaan santri yang ada dikelas,supaya bisa menyeuaikan dengan
keadaan.
Perencanaan disiklus II ini sebenarnya juga tidak terlalu rumit mengingat
disiklus ini adalah modifikasi sari siklus I .metode wahdah ini metode yang
sederhana, dari perencanaan di siklus ini dari segi penyampaian serta pemberian
materi sudah tersistem dengan baik akan tetapi di ranah pelaksanaan masih perlu
improvisasi dengan keadaan santri yang ada dikelas, supaya bisa menyseuaikan
dengan keadaan yang terjadi dan dalam siklus II ini sudah tersistem dengan baik.
vi
Pelaksanaan, dalam pelaksanaan ini menemukan beberapa permasalahan terkait
dengan hafalan santri yaitu pelaksanaan awal diawali dengan membaca bersama
dipimpin oleh pengajar dan diikuti oleh semua santri agar hafalan yang di buat sesuai
dengan standar bacaan,di sini tingkat kelulusan dan kualitas hafalan santri sudah
stabil yaitu dengan prosentasi 100% dari 13 santri.
Sebagai penutup,peneliti memberikan saran bahwasanya dalam mengarahkan
santri seorang guru harus tepat dalam memilih metode pembelajaran yang tentunya
harus di sesuaikan dengan kondisi santri. Pemilihan metode yang tepat akan
mempengaruhi hasil serta kualitas hafalan. Selain itu guru juga harus memiliki
ketrampilan dalam mengajar. Karena berhasilnya suatu pembelajaran juga ditentukan
oleh guru itu sendiri.