Show simple item record

dc.contributor.authorMa'arif, Syamsul
dc.date.accessioned2021-03-09T06:18:20Z
dc.date.available2021-03-09T06:18:20Z
dc.date.issued2021-01-15
dc.identifier.urihttp://repository.unisma.ac.id/handle/123456789/1747
dc.description.abstractPembangunan pertanian di Indonesia bertujuan untuk mewujudkan tercapainya ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan para pelaku yang terlibat dalam kegiatan tersebut. Namun dalam pelaksanaannya masih banyak terkendala oleh faktor-faktor yang menghambat seperti faktor produksi. Dalam faktor produksi, salah satu yang menjadi kendala utama bagi petani dalam usaha tani adalah kebutuhan pupuk. Pupuk merupakan sarana produksi yang berperan strategis dalam mendukung sektor pertanian sebagai upaya untuk meningkatkan hasil produksi petani. Sehingga pada akhirnya pemerintah memberikan pupuk subsidi untuk membantu dalam upaya peningkatan produksi petani. Namun demikian pelaksanaannya juga masih seringkali mengalami berbagai macam kendala. Permasalahan utama dalam kinerja penyaluran pupuk bersubsidi adalah pada sisi perencanaan, distribusi, sampai pengawasan (Rachman & Sudaryanto, 2010). Oleh karena pemerintah membuat kebijakan program Kartu Tani untuk menyempurnakan kebijakan mengenai penyaluran dan distribusi pupuk untuk petani. Kartu tani menjadi sarana dan akses layanan perbankan yang juga terintegrasi serta memiliki fungsi, sebagai kartu subsidi (e-wallet), simpanan, media transaksi, hingga penyaluran pinjaman. Program kartu tani sudah direncanakan dan mulai dilakukan sejak tahun 2018, namun baru mulai diterapkan pada bulan Agustus 2020. Dari beberapa daerah yang sudah terdistribusi kartu tani salah satunya adalah Kota Batu Malang. Dinas Pertanian Kota Batu (2020) mengonfirmasi bahwa sebanyak 7 ribu petani di Kota Batu sudah mendaftar kartu tani dari total keseluruhan petani di Kota Batu sebanyak 12 ribu petani. Jadi masih sekitar 50% yang mendaftar kartu tani. Namun belum diketahui indikator respon dan keputusan petani dalam memanfaatkan program kartu tani. Maka dari itu perlu dilakukan suatu penelitian lebih lanjut terkait faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani. Berdasarkan latar belakang tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Mengetahui respon petani terhadap program Kartu Tani, dan (2) Mengetahui perbandingan pendapatan antara petani pengguna kartu tani dan petani non pengguna kartu tani, (3) Menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pengambilan keputusan petani dalam memanfaatkan program Kartu Tani. Lokasi penelitian dilakukan secara purposive yaitu di Desa Punten, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Pengambilan sampel dilakukan secara Accidental Sampling sebanyak 53 petani. Data primer penelitian dikumpulkan dengan wawancara langsung kepada petani secara acak. Data sekunder diperoleh dari instansi terkait meliputi Kantor Desa, BPS Kota Batu, dan penyuluh pertanian (PPL) daerah setempat. Tujuan pertama dalam penelitian ini dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Tujuan penelitian yang kedua di analisis menggunakan analisis usahatani dan uji kelayakan menggunakan R/C ratio. Dan tujuan yang ketiga menggunakan analisis logit model dengan variabel dependen yaitu petani yang menggunakan kartu tani dan petani yang tidak menggunakan kartu tani. Hasil analisis respon petani terhadap kartu tani menunjukkan bahwa 30 petani merespon terhadap adanya program kartu tani, dan sisanya sebanyak 23 orang petani dinyatakan tidak merespon dengan adanya program kartu tani. Terdapat beberapa penyebab kenapa ada petani yang masih belum merespon dengan adanya kartu tani. Hasil analisis usahatani antara petani pengguna kartu tani dan non pengguna kartu tani menunjukkan untuk tingkat pendapatan petani pengguna kartu tani dalam satu musim tanam sebesar Rp 44.210.676,92 lebih besar dari pendapatan yang didapat petani non pengguna kartu tani yaitu senilai Rp 37.267.081,67. Dan nilai R/C ratio juga menunjukkan untuk petani pengguna kartu tani, memiliki nilai R/C ratio lebih besar yaitu 3,85 dan 3,28 untyuk petani non pengguna kartu tani. Hasil analisis menggunakan logit model diperoleh nilai chi square sebesar 48,591 dengan df sebesar 10. Berdasarkan data tersebut diperoleh nilai signifikan model sebesar 0,000. Dan karena nilai signifikan kurang dari 0,05 atau 5% maka dapat disimpulkan bahwa variabel independen berpengaruh terhadap pengambilan keputusan petani dalam pemanfaatan program kartu tani. Dari 10 variabel yang diduga mempengaruhi keputusan petani, terdapat 6 variabel yang memiliki nilai signifikan terhadap keputusan petani menggunakan kartu tani, yaitu: tingkat pendidikan dan jarak akses informasi signifikan pada taraf kepercayaan 80%, luas lahan dan jumlah tanggungan keluarga signifikan pada taraf 90%, kualitas pupuk signifikan pada taraf 95% serta harga pupuk lebih murah dengan menggunakan kartu tani signifikan pada taraf kepercayaan 99%. Saran yang dapat peneliti sampaikan adalah untuk meningkatkan respon petani terhadap program kartu tani, diharapkan pemerintah lebih meningkatkan kualitas pelayanan terhadap pengguna kartu tani terutama dalam segi manfaat yang diberikan kepada petani. Juga perlu adanya pembinaan lebih lanjut oleh para penyuluh, sehingga para petani yang memiliki jarak akses terhadap informasi yang cukup jauh tetap bisa mendapatkan informasi yang akurat dan cepat. Sehingga petani juga lebih cepat dalam menerima informasi terkait kebijakan-kebijakan dari pemerintah.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Malangen_US
dc.subjectAnalisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Petani Wortelen_US
dc.subjectPemanfaatan Program Kartu Tanien_US
dc.subjectDesa Punten, Kecamatan Bumiaji, Kota Batuen_US
dc.titleAnalisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Petani Wortel Dalam Pemanafaatan Program Kartu Tani Di Desa Punten Kecamatan Bumiaji Kota Batuen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record