dc.description.abstract | Pembangunan pertanian di Indonesia bertujuan untuk mewujudkan
tercapainya ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan para pelaku yang
terlibat dalam kegiatan tersebut. Namun dalam pelaksanaannya masih banyak
terkendala oleh faktor-faktor yang menghambat seperti faktor produksi. Dalam
faktor produksi, salah satu yang menjadi kendala utama bagi petani dalam usaha
tani adalah kebutuhan pupuk.
Pupuk merupakan sarana produksi yang berperan strategis dalam mendukung
sektor pertanian sebagai upaya untuk meningkatkan hasil produksi petani. Sehingga
pada akhirnya pemerintah memberikan pupuk subsidi untuk membantu dalam
upaya peningkatan produksi petani. Namun demikian pelaksanaannya juga masih
seringkali mengalami berbagai macam kendala. Permasalahan utama dalam kinerja
penyaluran pupuk bersubsidi adalah pada sisi perencanaan, distribusi, sampai
pengawasan (Rachman & Sudaryanto, 2010). Oleh karena pemerintah membuat
kebijakan program Kartu Tani untuk menyempurnakan kebijakan mengenai
penyaluran dan distribusi pupuk untuk petani.
Kartu tani menjadi sarana dan akses layanan perbankan yang juga terintegrasi
serta memiliki fungsi, sebagai kartu subsidi (e-wallet), simpanan, media transaksi,
hingga penyaluran pinjaman. Program kartu tani sudah direncanakan dan mulai
dilakukan sejak tahun 2018, namun baru mulai diterapkan pada bulan Agustus
2020. Dari beberapa daerah yang sudah terdistribusi kartu tani salah satunya adalah
Kota Batu Malang. Dinas Pertanian Kota Batu (2020) mengonfirmasi bahwa
sebanyak 7 ribu petani di Kota Batu sudah mendaftar kartu tani dari total
keseluruhan petani di Kota Batu sebanyak 12 ribu petani. Jadi masih sekitar 50%
yang mendaftar kartu tani.
Namun belum diketahui indikator respon dan keputusan petani dalam
memanfaatkan program kartu tani. Maka dari itu perlu dilakukan suatu penelitian
lebih lanjut terkait faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani.
Berdasarkan latar belakang tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah: (1)
Mengetahui respon petani terhadap program Kartu Tani, dan (2) Mengetahui
perbandingan pendapatan antara petani pengguna kartu tani dan petani non
pengguna kartu tani, (3) Menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
pengambilan keputusan petani dalam memanfaatkan program Kartu Tani.
Lokasi penelitian dilakukan secara purposive yaitu di Desa Punten,
Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Pengambilan sampel dilakukan secara Accidental
Sampling sebanyak 53 petani. Data primer penelitian dikumpulkan dengan
wawancara langsung kepada petani secara acak. Data sekunder diperoleh dari
instansi terkait meliputi Kantor Desa, BPS Kota Batu, dan penyuluh pertanian
(PPL) daerah setempat.
Tujuan pertama dalam penelitian ini dianalisis menggunakan analisis
deskriptif. Tujuan penelitian yang kedua di analisis menggunakan analisis usahatani
dan uji kelayakan menggunakan R/C ratio. Dan tujuan yang ketiga menggunakan analisis logit model dengan variabel dependen yaitu petani yang menggunakan
kartu tani dan petani yang tidak menggunakan kartu tani.
Hasil analisis respon petani terhadap kartu tani menunjukkan bahwa 30 petani
merespon terhadap adanya program kartu tani, dan sisanya sebanyak 23 orang
petani dinyatakan tidak merespon dengan adanya program kartu tani. Terdapat
beberapa penyebab kenapa ada petani yang masih belum merespon dengan adanya
kartu tani.
Hasil analisis usahatani antara petani pengguna kartu tani dan non pengguna
kartu tani menunjukkan untuk tingkat pendapatan petani pengguna kartu tani dalam
satu musim tanam sebesar Rp 44.210.676,92 lebih besar dari pendapatan yang
didapat petani non pengguna kartu tani yaitu senilai Rp 37.267.081,67. Dan nilai
R/C ratio juga menunjukkan untuk petani pengguna kartu tani, memiliki nilai R/C
ratio lebih besar yaitu 3,85 dan 3,28 untyuk petani non pengguna kartu tani.
Hasil analisis menggunakan logit model diperoleh nilai chi square sebesar
48,591 dengan df sebesar 10. Berdasarkan data tersebut diperoleh nilai signifikan
model sebesar 0,000. Dan karena nilai signifikan kurang dari 0,05 atau 5% maka
dapat disimpulkan bahwa variabel independen berpengaruh terhadap pengambilan
keputusan petani dalam pemanfaatan program kartu tani. Dari 10 variabel yang
diduga mempengaruhi keputusan petani, terdapat 6 variabel yang memiliki nilai
signifikan terhadap keputusan petani menggunakan kartu tani, yaitu: tingkat
pendidikan dan jarak akses informasi signifikan pada taraf kepercayaan 80%, luas
lahan dan jumlah tanggungan keluarga signifikan pada taraf 90%, kualitas pupuk
signifikan pada taraf 95% serta harga pupuk lebih murah dengan menggunakan
kartu tani signifikan pada taraf kepercayaan 99%.
Saran yang dapat peneliti sampaikan adalah untuk meningkatkan respon
petani terhadap program kartu tani, diharapkan pemerintah lebih meningkatkan
kualitas pelayanan terhadap pengguna kartu tani terutama dalam segi manfaat yang
diberikan kepada petani. Juga perlu adanya pembinaan lebih lanjut oleh para
penyuluh, sehingga para petani yang memiliki jarak akses terhadap informasi yang
cukup jauh tetap bisa mendapatkan informasi yang akurat dan cepat. Sehingga
petani juga lebih cepat dalam menerima informasi terkait kebijakan-kebijakan dari
pemerintah. | en_US |