Model Pendidikan Karakter Santri (Kajian Proses Pembelajaran dalam Mebangun Karakter Santri di Pondok Pesantren Al Mubarok Roudhlotur Nur Ihsan Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)
Abstract
Penelitian ini dilatarbelakangi karena adanya degradasi moral yang
terjadi di tengah masyarakat saat ini khususnya pada remaja sebagai generasi
penerus bangsa. Beberapa fenomena yang terjadi yaitu maraknya tindak
kekerasan antar-pelajar, antar-mahasiswa, maupun pelajar-mahasiswa dengan
masyarakat, intoleransi, persoalan korupsi, kejahatan seksual, kehidupan
masyarakat yang konsumtif, kehidupan politik yang tidak produktif, dan lainlain.
Perilaku negatif tersebut mencerminkan bahwa masyarakat kita sedang
mengalami krisis moral. Oleh karenanya dibutuhkan sebuah sisitem pendidikan
yang dapat mengatasi permasalahan tersebut. Pesantren merupakan lembaga
pendidikan yang konsisten dalam pembentukan karakter santri sehingga
dengan sistem pendidikan pesantren diharapkan dapat menumbuhkan generasi
yang memiliki akhlak mulia.
Berdasarkan konteks penelitian di atas, maka fokus penelitian yang
timbul adalah: (1) Apa sajakah nilai-nilai pendidikan karakter yang diterapkan
di Pondok Pesantren Al Mubarok Roudlotul Nur Ihsan Kecamatan
Poncokusumo Kabupaten Malang? (2) Bagaimanakah implementasi nilai-nilai
pendidikan karakter yang diterapkan di Pondok Pesantren Al Mubarok
Roudlotul Nur Ihsan kecamatan Poncokusumo Malang? (3) Bagaimanakah
model pendidikan karakter yang diterapkan di Pondok Pesantren Al Mubarok
Roudlotul Nur Ihsan Kecamatan Poncokusumo Malang? Adapun penelitian ini
memiliki tujuan sebagai berikut: (1) Mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan
karakter yang diterapkan di Pondok Pesantren Al Mubarok Roudlotul Nur
Ihsan kecamatan Poncokusumo Malang. (2) Mendeskripsikan implementasi
nilai-nilai pendidikan karakter yang diterapkan di Pondok Pesantren Al
Mubarok Roudlotul Nur Ihsan kecamatan Poncokusumo Malang. (3)
Mendeskripsikan model pendidikan karakter yang diterapkan di Pondok
Pesantren Al Mubarok Roudlotul Nur Ihsan kecamatan Poncokusumo Malang.
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif deskriptif dengan jenis penelitian studi kasus. Metode
pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara mendalam dan
dokumentasi. Sedangkan analisis datanya menggunakan model interaktif
dengan model: reduksi data, display data, verifikasi dan penarikan kesimpulan.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) Nilai-nilai
pendidikan karakter yang diterapkan di Pondok Pesantren Al Mubarok
Roudlotul Nur Ihsan kecamatan Poncokusumo Malang adalah nilai iman dan taqwa sebagai bingkai untuk memperkuat nilai-nilai karakter yang
dikembangkan. Nilai-nilai karakter yang dikembangkan tersebut adalah hormat
kepada orang tua dan guru, taawun (tolong menolong), tafaaquh fiddiin (cinta
ilmu), mengamalkan ilmu dan nasyrul ilmi (menyebarkan ilmu), an-nadzofah
(cinta kebersihan), dan mandiri. (2) Pelaksanaan pendidikan karakter yang
diterapkan di Pondok Pesantren Al Mubarok Roudlotul Nur Ihsan kecamatan
Poncokusumo Malang dilakukan melalui proses pengajian dan kultur
pesantren. (3) Model pendidikan karakter santri yang diterapkan di Pondok
Pesantren Pondok Pesantren Al Mubarok Roudlotul Nur Ihsan kecamatan
Poncokusumo Malang: (a) strategi pendidikan karakter yang dikembangkan di
Pondok Pesantren Al Mubarok Roudlotul Nur Ihsan kecamatan Poncokusumo
Malang melalui empat tahap berikut: perumusan visi, misi dan tujuan
pendidikan (akidah aswaja), pembentukan institusi kultur (penyelenggaraan
pendidikan formal, non-formal, dan minat kewirausahaan), perumusan
kurikulum pendidikan (yang dilandasi nilai-nilai luhur karakter Islam). (b)
metode pendidikan yang dikembangkan diantaranya: (b.1) metode pembiasaan,
untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar di masjid atau madrasah tepat
waktu, mengantri makan dan mandi, shalat malam bersama, tadarus bersama,
makan bersama, patrol, pembatasan komunikasi dengan keluarga, pengelolaan
keuangan sendiri, disiplin waktu; dan (b.2) metode keteladanan, dengan cara
melakukan kerjasama dengan keluarga, warga pondok dan masyarakat sekitar.
Seperti: hidup sederhana, mandiri, bertanggung jawab, toleran, menghargai
setiap individu, dan pembatasan komunikasi dengan keluarga. Semua ini
dilakukan mulai dari dewan pengurus, ketua pesantren sampai santri. (b.3)
evaluasi dilakukan berdasarkan tujuan melalui tahapan diagnostik
(spontanitas), selektif (penerimaan santri), penempatan (pendidikan minat
kewirausahaan), formatif (triwulan), dan sumatif (kepribadian santri).