Kesetaraan Gender Tokoh Perempuan dalam Film Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak Karya Mouly Surya Melalui Pendekatan Feminisme
Abstract
Sebagai karya sastra modern, film merupakan karya sastra yang berbentuk audio visual. Melalui film kita dapat mengetahui berbagai macam permasalahan sosial yang terjadi di sekitarnya. Di dalam lingkup sosial yang setara, perempuan dan laki-laki merupakan faktor penting dalam kehidupan baik di dalam keluarga maupun masyarakat. Salah satu film yang menarik untuk diteliti dan dikaji film Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak yang mengungkapkan ketidakadilan gender dan upaya dalam melawan ketidakadilan tersebut khususnya terhadap kaum perempuan. Tak hanya itu, film tersebut mendapat 10 penghargaan dalam Festival Film Indonesia tahun 2018. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan (1) bentuk ketidakadilan gender tokoh perempuan dalam film Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak, (2) bentuk perlawanan terhadap patriarki berdasarkan feminisme liberal dalam film Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Sumber data dan data penelitian diperoleh dari transkip dialog film yang berupa uraian kalimat dengan durasi film 1 jam 33 menit di sutradarai oleh Mouly Surya dan diterbitkan pada tahun 2017.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini metode deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang berusaha mengumpulkan data yang menjadi faktor pendukung dalam objek penelitian tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan feminisme untuk mengkaji upaya atau gerakan sosial yang dilakukan perempuan untuk melawan budaya patriarki tersebut. Upaya tersebut dilakukan untuk memperjuangkan persamaan hak antara kaum laki-laki dengan perempuan tanpa disertai pembatasan. Instrumen utama dalam penelitian ialah peneliti sendiri dengan dibantu alat korpus data. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa 1). Pengumpulan data, 2). Reduksi data, 3). Penyajian data, 4). Interpretasi data, 5) Penarikan simpulan. Pengumpulan data dilakukan dengan (1) mengamati film Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak sebagai objek penelitian, (2) mengamati tokoh perempuan yang terdapat dalam film tersebut, (3) mentranskip data berupa uraian kalimat, (4) menerjemahkan transkip data ke dalam bahasa Indonesia, (5) mengklasifikasikan transkip data sesuai dengan fokus penelitian, (6) menganalisis data, (7) menyimpulkan data sesuai dengan teori yang akan dikaji. Selanjutnya, tahapan yang digunakan dalam penelitian meliputi: (1) tahap persiapan atau perencanaan, (2) tahap pelaksanaan, dan (3) tahap penyelesaian.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam film Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak terdapat bentuk ketidakdilan gender diantaranya: (1). Subordinasi yang menempatkan perempuan pada posisi tidak penting atau menomorduakannya. (2). Marginalisasi atau biasa disebut dengan pemiskinan terhadap kaum perempuan. (3) Stereotip atau pelabelan suatu kelompok terhadap kaum perempuan. (4) Kekerasan yang berupa serangan baik berupa verbal maupun non verbal (fisik) yang dapat menganggu mental seseorang, (5) Beban ganda berarti memikul tanggung jawab secara bersamaan baik pekerjaan domestik maupun publik. Salah satu faktor penyebab ketidakadilan gender terjadi karena adanya budaya patriarki yang semakin berkembang di dalam suatu masyarakat. Dalam hal itu, perlu dilakukan upaya untuk menyetarakan persamaan hak antara laki-laki dan perempuan. Dalam film tersebut menunjukkan adanya upaya yang dilakukan tokoh perempuan (Marlina dan Novi) untuk melawan ketidakadilan tersebut dengan cara (1) perlawanan menuntut persamaan hak dalam bidang politik, berupa persamaan hak dalam bidang politik dalam film tersebut ketika Marlina menuntut adanya keadilan terhadap kasus perampokan dan pemerkosaan. (2) perlawanan menuntut persamaan hak dalam bidang sosial berupa melakukan perlawanan secara diam-diam untuk membantu temannya yang mengalami ketertindasan oleh laki-laki.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dalam film Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak terutama dalam masyarakat Sumba masih terdapat budaya patriarki yang mana laki-laki merupakan penguasa tunggal dalam masyarakat tersebut. Sistem patriarki yang mendominasi kebudayaan masyarakat dapat menyebabkan adanya ketidakadilan gender. Dengan adanya upaya perlawanan yang dilakukan perempuan, menunjukkan bahwa kaum perempuan dapat melawan stereotip yang terjadi di masyarakat. Upaya-upaya yang dilakukan perempuan bukan sebagai pemberontakan, tetapi untuk memperjuangkan haknya kembali sebagai seorang perempuan. Dengan begitu, kaum laki-laki dan perempuan memiliki akses yang sama dalam memanfaatkan sumber daya dalam berbagai bidang.
Kata Kunci : Kesetaraan Gender, Feminisme, Film Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak.