Efisiensi dan Resiko Budidaya Sayur Hidroponik (Romain Lettuce) Menggunakan Sistem Nft dan Rakit Apung

Show simple item record

dc.contributor.author Sujatmiko, Joko
dc.date.accessioned 2021-12-20T03:04:14Z
dc.date.available 2021-12-20T03:04:14Z
dc.date.issued 2021-08-01
dc.identifier.uri http://repository.unisma.ac.id/handle/123456789/2821
dc.description.abstract Selada (romaine lettuce) merupakan salah satu tanaman yang diambil daunnya untuk digunakan sebagai lalapan maupun salad. Permintaan tanaman selada tergolong cukup tinggi. Sistem NFT (Nutrient Film Technique) merupakan model budidaya hidroponik dengan meletakkan akar pada lapisan yang dangkal menggunakan talang air tersebut mengandung nutrisi sesuai kebutuhan tanaman dan disirkulasikan secara terus menerus. Alasan budidaya secara hidroponik adalah alih fungsi lahan dan degradasi kesuburan tanah. Penanaman secara hidroponik dapat dilakukan di perkotaan yang lahannya tidak terlalu luas. Penanaman di perkotaan dapat mengurangi biaya distribusi ke konsumen karena pasar dari sayuran hidroponik adalah supermarket, restoran, dan hotel yang mayoritas berada di perkotaan. Sistem rakit apung salah satu sistem fertigasi rakit apung atau Floating Raft System adalah teknik menanam tanaman pada suatu rakit berupa Styrofoam yang dapat mengapung diatas larutan nutrisi dengan akar menjuntai ke dalam air. Sistem hidroponik rakit apung mempunyai kelebihan dari sistem hidroponik lain yaitu lebih sederhana, perawatan instalasi lebih mudah dan murah, optimlisasi pupuk dan air, optimalisasi ruang, serta operasional lebih mudah dan sederhana. Penaman secara hidroponik salah satunya dapat dilakukan di atap bangunan atau rooftop farming. Tujuan penelitian ini adalah untuk: 1. Menganalisis pendapatan usahatani efisensi hidropoik menggunakan sistem NFT dan sistem RAKIT APUNG 2. Menganalisis pengaruh jenis sistem hidroponik terhadap pendapatan 3. Menganalisis tingkat resiko pendapatan sayur selada romain menggunakan sistem NFT atau sistem RAKIT APUNG. Penelitian ini dilaksanakan di Kota Malang dan Kota Batu. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (puposive), didasarkan atas pertimbangan berdasarkan kesesuaian karakteristik yang dimiliki oleh responden dengan kriteria tertentu yang sesuai tujuan penelitian, penelitian ini dilaksanakan pada April 2021 sampai dengan Juni 2021. Diketahui jumlah populasi petani hidroponik di kota malang dan kota batu melalui media grub facebook sebanyak 243 petani, peneliti menentukan 15% dari populasi petani yng ada di kota malang dan kota batu dngan pengambilan sampel random sampling atau penarikan sampel acak sederhana yaitu jumlah sampel keseluruhan dalam penelitian ini ada 36 responden. Penelitian ini data yang dikumpulkan terdiri atas data primer. Data primer ialah data yang diperoleh secara langsung dari petani hidroponik melalui wawancara dengan menggunakan kuisioner atau daftar pertanyaan yang telah disiapkan. Analisis kuantitatif digunakan untuk menjawab tujuan penelitian yaitu efisiensi dan resiko budidaya sayur hidroponik menggunakan sistem nft dan rakit apung. Adapun metode analisis data yang digunakan yaitu sebagai berikut: 1. Analisis data menggunakan r/c ratio, 2.analisis data menggunkan regresi linier berganda, 3. Analisis menggunakan koevisien variasi (cv) Hasil penelitian menunjukan bahwa menggunakan sistem nft memiliki penerimaan sebesar Rp. 144.684.000 dan total biaya sebesar Rp. 70.000.000 nilai R/C ratio sebesar 2,13 yang menunjukan bahwa usahatani hidroponik menggunakan sistem nft tersebut lebih dari 1 bisa dikatakan menguntungkan. Begitupun dengan usahatani hidroponik menggunakan sistem rakit apung yang memiliki penerimaan sebesar Rp. 31.755.021 dan memiliki total Rp. 19.500.000 nilai R/C ratio sebesar 1,68 yang menunjukan bahwa usahatani tersebut lebih dari 1 bisa dikatakan usahatani ini menguntungkan. Uji-F sebesar 16,762 dan nilai signifikannya sebesar 0,001 yang artinya biaya tetap sistem nft, biaya tetap sistem rakit apung dan pengeluaran berpengaruh terhadap pendapatan. Lebih besar lahan yang dijadikan suatu sistem hidroponik dan semakin besar pengeluaranya maka pendapatannya juga lebih besar. Untuk Uji-t biaya tetap sistem nft dan biaya tetap sistem rakit apung berpengaruh negatif terhadap produksi sayur hidroponik selada romaine lettuce sedangkan biaya produksi hidroponik berpengaruh positif terhadap produksi dengan nilai 0,001 artinya setiap penambahan pengeluaran maka akan menambah jumlah pendapatan. Koefisien variasi (CV) diperoleh CV sebesar 0,43 yang artinya kurang dari 0,5 maka tingkat resiko yang dihadapi petani rendah sehingga tidak ada potensi kerugian, begitupun dengan sitem nft sebesar 0,70 dan sistem rakit apung sebesar 0,89 lebih dari 0,5 maka ada potensi kerugian yang akan diderita oleh petani hidroponik. Saran untuk petani hidroponik, peneliti selanjutnya dan pemerintah: 1.Kepada petani hidroponik mengingat tingkat resiko yang tinggi diharapkan untuk tetap waspada dengan perubahan cuaca, listrik, nutrisi, ph, dan pembersihan harus benar-benar bersih dari lumut, untuk menggurangi risiko dan menjaga kualitas yang optimal. 2.Kepada peneliti selanjutnya untuk diharapkan perlu mengaji lebih dalam lagi tentang optimalisasi, karena peneliti menyadari masih banyak kekurangan dari penelitian ini. Kepada pemerintah untuk lebih memperhatikan para petani-petani, rakyat kecil yang berusaha mencari kebutuhan sehari-hari agar tetap bisa hidup terlebih lagi untuk petani muda yang mengembangkan hidroponik bisa dibantu secara penjualan exspor lebih muda karena ini sangat layak dan bisa dijadikan pendapatan negara. en_US
dc.publisher Universitas Islam Malang en_US
dc.subject Pertanian en_US
dc.subject Agribisnis en_US
dc.subject Resiko Budidaya Sayur en_US
dc.subject Hidroponik (Romain Lettuce) en_US
dc.subject Sistem Nft en_US
dc.subject Rakit Apung en_US
dc.title Efisiensi dan Resiko Budidaya Sayur Hidroponik (Romain Lettuce) Menggunakan Sistem Nft dan Rakit Apung en_US
dc.type Other en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Kolom Pencarian


Browse

My Account