Konsep Pendidikan Akhlak Menurut Imam Al-Mawardi dalam Kitab Adab Ad-Dunnya Wa Ad-Din Terhadap Perilaku Siswa di SMP Muhammadiyah 06 Dau Malang
Abstract
Pendidikan Akhlak bertanggungjawab terhadap keseluruhan pembentukan karakter dalam perbaikan jati diri mereka. Pergaulan siswa yang semakin hari semakin parah yang mengarah kepada pergaulan bebas, minum-minuman keras, tidak tau sopan santun dan kenakalan remaja yang merajalela seluruh tatanan moral dan religiusitas tergugat. Pendidikan Akhlak perlu untuk membentengi anak-anak muda dengan nilai-nilai religius ajaran agama Islam. Nilai-nilai religius tidak cukup di ajarkan di kelas yang sifatnya adalah pengetahuan saja tetapi harus diaplikasikan dalam kehidupan. Pendidikan Akhlak adalah sebuah pemberdayaan potensi akal manusia agar tercipta prilaku yang baik dalam rangka mencapai kebahagiaan yang paripurna. Manusia merupakan makhluk yang multi dimensial. Bukan saja karena manusia secara teologis mempunyai rasa dan kesadaran untuk mengembangkan pola kehidupannya akan tetapi lebih dari itu sekaligus juga menjadi objek dalam keseluruhan aktivitas dan kreatifitasnya. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif deduktif. Sedangkan metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah melalui karangan Syaikh Abu Hasan yang didokumentasikan pada karya agung beliau yakni kitab adab Ad-Dunya wa Ad-Din. Untuk menganalisis data, peneliti menggunakan tekhnik analisis deduktif kualitatif, yaitu mendeskripsikan data-data yang ada untuk menggambarkan realitasyang dijelaskan pada kitab karangan beliau sesuai dengan fenomena yang sebenarnya.
Al-Mawardi adalah seorang tokoh pemikir Islam yang hidup pada masa kejayaan peradaban Islam. Ini dibuktikan dengan karya beliau yaitu kitab Adab Ad-Dunya Wa Addin. Dalam kitab tersebut dijelaskan tentang konsep dan pandangan beliau tentang pendidikan Akhlak. Menurut Al-Mawardi, manusia mempunyai dua potensi dasar yaitu akal dan hawa. Akal membawa kecenderungan manusia untuk berbuat baik sedangkan hawa memiliki kecenderungan membawa manusia untuk berprilaku buruk. potensi akal manusia dapat mengontrol kecenderungan untuk berprilaku buruk, ketika potensi akal manusia diberdayakan melalui bimbingan seorang guru. Untuk itu pendidikan harus dilakukan dalam kerangka melatih pola kerja akal secara terus menerus dalam merespon lingkungan. Selain itu, proses pendidikan ini harus dilakukan dalam upaya bagaimana pendidikan memberikan kebebasan kepada anak didik untuk menjadi mandiri dan menjadi dirinya sendiri.