dc.description.abstract | Minat beli adalah keinginan konsumen untuk berpikir secara mental dan psikologis untuk membeli suatu produk. Konsumen menghadapi kesediaan untuk membeli sebelum membuat keputusan pembelian, dan konsumen mempertimbangkan apakah akan membeli suatu produk atau tidak. Pengembangan produk-produk unggulan berbasis produk/hasil pertanian lokal, seperti belimbing sangat menarik dan penting sekali untuk dilakukan. Permasalahan yang terjadi pada Agrowisata Belimbing Karangsari saat ini adalah jumlah pendapatan yang masih mengalami penurunan dikarenakan dampak dari adanya pembatasan jumlah pengunjung pada saat pasca pandemi covid 19. Selain itu kurangnya intensitas variasi produk dan kualitas pelayanan pada Agrowisata Belimbing Karangsari Kota Blitar. Pada Agrowisata Belimbing Karangsari ini naik hanya pada momen tertentu saja seperti weekend, cuti kerja, libur sekolah, dan libur nasional. Karena pada saat itu pengunjung maupun konsumen tidak mempertimbangkan banyak faktor sehingga jumlah konsumen melonjak sedangkan pada hari biasa jumlah konsumen berada pada posisi penurunan. Berdasarkan hal tersebut, pengaruh variasi produk dan kualitas layanan terhadap minat beli perlu diuji lebih lanjut.
Tujuan dalam penelitian ini ialah untuk menganalisis seberapa besar pengaruh variasi produk yang meliputi jenis produk, rasa produk, kualitas produk, ketersediaan produk, dan desain produk dan kualitas pelayanan yang meliputi keandalan, ketanggapan, empati, jaminan dan bukti fisik terhadap minat beli konsumen yang meliputi minat eksploratif, minat referensial, minat preferensial, minat transaksional pada Agrowisata Belimbing Karangsari.
Penelitian ini dilakukan di Agrowisata Belimbing Karangsari yang tepatnya terletak di Kelurahan Karangsari, Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar. Untuk responden yang menjadi sampel adalah konsumen yang membeli produk langsung di outlet Agrowisata Belimbing Karangsari, Kota Blitar. Baik itu wisatawan maupun masyarakat lokal. Berdasarkan kriteria tersebut dapat diambil sebagai sampel berjumlah 45 orang
Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian ini tentang pengaruh variasi produk dan kualitas pelayanan terhadap minat beli konsumen pada Agrowisata Belimbing Karangsari, Kota Blitar dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1) Variasi produk meliputi jenis, rasa, kualitas, ketersediaan, dan desain produk pada produk olahan yang dimiliki Agrowisata Belimbing Karangsari sudah dengan baik dalam berinovasi untuk mengolah buah belimbing menjadi berbagai macam varian produk mulai dari makanan ringan atau cemilan sampai minuman sari buah dan dalam sekali produksi menghasilkan jumlah banyak sehingga untuk ketersediaan produk selalu ada di outlet. Selain itu mengenai rasa maupun kualitas produk yang ditawarkan pihak Agrowisata Belimbing Karangsari menggunakan bahan baku yang berkualitas dan sudah melakukan evaluasi berulang kali untuk menghasilkan produk olahan yang berkualitas dan mampu bersaing dengan kompetitor lokal maupun luar. Namun, variasi produk pada setiap indikator masih belum dapat dikatakan optimal secara keseluruhan dikarenakan belum ada tindakan lebih jauh mengenai perkembangan variasi produk yang notabene seharusnya mengikuti perkembangan selera para konsumen. Dari hasil tersebut didukung dari presentase penilaian konsumen produk olahan belimbing terhadap variasi produk yang memberikan nilai dengan kategori tidak setuju sebesar 5%, kategori netral sebesar 39,72%, kategori setuju sebesar 47,22%, dan kategori sangat setuju sebesar 8,06%. Indikator variasi produk yang terdapat pada produk olahan belimbing meliputi: 1) Jenis produk yaitu ke-khas-an dan macam produk, 2) Rasa produk yaitu keserasian, 3) Kualitas produk yaitu kelayakan, 4) Ketersediaan produk yaitu kelengkapan dan keberadaan produk, dan 5) Desain produk yaitu tampilan produk dan kelengkapan atribut produk.
2) Kualitas pelayanan yang diberikan oleh karyawan Agrowisata Belimbing Karangsari Kota Blitar seperti keandalan, ketanggapan, empati, jaminan, dan bukti fisik sudah direalisasikan sesuai dengan SOP yang berlaku. Namun dalam melaksanakannya masih belum dikatakan optimal secara keseluruhan dikarenakan kurangnya pelatihan secara berkala kepada para karyawan dalam memberikan pelayanan serta menghadapi para konsumen. Hal ini ditunjukkan dari hasil penilaian konsumen dengan kategori tidak setuju 0,64%, kategori netral 42,54%, kategori setuju 49,84%, dan kategori sangat setuju 6,98%. Indikator kualitas pelayanan yang diterapkan karyawan Agrowisata Belimbing Karangsari meliputi: 1) Ketanggapan (responsiveness) yaitu kesiapan dan kesigapan serta ketepatan, 3) Empati (Empathy) yaitu ramah dan memenuhi keinginan, 4) Jaminan (Assurance) yaitu pengetahuan produk dan memahami konsumen, dan 5) Bukti fisik (Tangibles) yaitu lingkungan.
3) Semua hubungan antar variasi produk dan kualitas pelayanan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat beli konsumen. Hal ini dibuktikan dengan nilai statistik melalui hasil pengujian pada path coefficient > 1,96 dan memiliki nilai P-Values 0,000 atau < 0,05 maka secara statistik Ho ditolak atau Ha diterima.
Saran dari penelitian ini adalah dari hasil penelitian bahwa untuk dapat meningkatkan variasi produk makanan dan minuman yang ditawarkan kepada konsumen produk olahan Belimbing lebih dapat dikembangkan lagi sesuai dengan trend konsumsi, sehingga dapat meningkatkan minat beli konsumen terutama di masa pasca pandemi. Selain itu untuk meningkatkan minat beli peneliti memberi saran agar variabel kualitas pelayanan dapat dipertahankan dengan memberikan kualitas pelayanan yang semaksimal mungkin dengan serta pelayanan yang cepat, tepat, ramah dan memberikan perhatian yang lebih agar konsumen merasa terpuaskan atas pelayanan yang diberikan oleh Agrowisata Belimbing Karangsari. Lebih lanjut, peningkatan kualitas layanan berbasis protokol kesehatan juga diperlukan agar minat beli konsumen juga meningkat.
Kata kunci : Variasi Produk, Kualitas Pelayanan, Minat Beli, Konsumen, Agrowisata Belimbing | en_US |