Biaya Tenaga Kerja, Pendapatan dan Efisiensi Usahatani Padi Sawah di Kawasan Ten Tons Syngenta Pasuruan, Jawa Timur

Show simple item record

dc.contributor.author Isnaini, Mellysa
dc.date.accessioned 2022-05-24T04:02:46Z
dc.date.available 2022-05-24T04:02:46Z
dc.date.issued 2022-04-11
dc.identifier.uri http://repository.unisma.ac.id/handle/123456789/3725
dc.description.abstract Padi merupakan komoditas strategis dan makanan pokok hampir seluruh rumah tangga di Indonesia. Produksi padi terbesar disumbangkan oleh Pulau Jawa, khususnya provinsi-provinsi yang merupakan sentra produksi seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Jawa Timur merupakan salah satu provinsi yang mengutamakan pembangunan pada sektor pertanian. Masalah utama yang dihadapi petani yaitu penggunaan pestisida belum tepat sesuai dengan anjuran teknologi. Serta rendahnya produktivitas padi setiap musim penghujan. Tujuan dilaksanakannya penelitian ini antara lain: (1) Mendiskripsikan penggunaan tenaga kerja dan biaya pada semua proses usahatani, (2) Menganalisis pendapatan dan efisiensi usahatani padi sawah, (3) Menganalisis faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap produksi usahatani padi. Penelitian ini dilakukan di Desa Glanggang, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan, pemilihan lokasi di Kawasan Ten Tons Syngenta Pasuruan dilakukan secara sengaja (purposive), lokasi tersebut merupakan salah satu desa di Kabupaten Pasuruan yang diterapkannya Kawasan produksi Ten Tons Syngenta. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan metode Simple Random Sampling (Acak Sederhana) berdasarkan kerangka sampling populasi petani padi. Jumlah sampel sebanyak 38 orang petani. Metode analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif, pendapatan dan R/C ratio serta regresi linier berganda. Hasil penelitian didapatkan penggunaan biaya tenaga kerja didominasi oleh biaya pengolahan lahan dan penanaman dengan nilai HOK 28,04. Kegiatan panen dengan nilai HOK 19.61. Aktivitas usahatani padi di Kawasan Ten Tons Syngenta telah menggunakan teknologi modern yaitu penggunaan traktor dan combine harvester. Selain itu, mayoritas petani juga kurang memperhatikan aspek lingkungan pada usahataninya karena masih banyak petani yang menggunakan pestisida kimia secara berlebihan dan tidak sesuai dengan aturan pakai yang disosialisasikan oleh Syngenta. Sehingga biaya yang paling dominan dikeluarkan adalah biaya tenaga kerja dalam proses produksi. Rata-rata total penerimaan petani padi sawah di daerah penelitian sebesar Rp.30.507.999,09 dan rata-rata total biaya sebesar Rp. 17.030.983,14 sehingga rata-rata pendapatan sebesar Rp. 13.477.015,95 per ha dalam satu masa tanam. Selanjutnya juga didapatkan rata-rata R/C ratio sebesar 1,85. Hal tersebut menunjukkan bahwa usahatani padi dapat dinilai efisien dan menguntungkan. Penelitian menunjukkan secara simultan ada pengaruh yang sangat nyata dari luas lahan, benih, pupuk urea, pupuk NPK, pupuk organik, pupuk ZA, Pupuk SP-36, obat dan tenaga kerja terhadap produksi padi. Terdapat faktor-faktor yang berpengaruh signifikan secara parsial yaitu luas lahan, benih, obat dan tenaga kerja. Sedangkan variabel yang tidak berpengaruh signifikan adalah pupuk urea, pupuk NPK, pupuk organik, pupuk ZA, Pupuk SP-36. Hasil analisis regresi linier berganda didapatkan persamaan Y = 4620.795 + 38.971X1 + 0.246X2 - 0.017X3 - 0.002X4 + 0.000X5 - 0.004X6 + 0.006X7 - 1.261X8 + 0.096X9 + e Berdasarkan kesimpulan penelitian ini, maka saran yang diberikan kepada petani yaitu dalam menghemat biaya tenaga kerja maka mekanisme dalam penggunaan traktor dan pengadaan mesin tanam seperti mesin transplanter pada proses pengolahan lahan dan penanaman. Petani dapat mengoptimalkan penggunaan alat pada usahatani padi di setiap kelompok tani seperti penggunaan combine harvester pada proses panen dengan tujuan menekan kehilangan hasil panen dan menghemat biaya tenaga kerja. R/C ratio menunjukkan bahwa rata-rata efisiensi usahatani padi di tempat penelitian layak untuk dilanjutkan dan dikembangkan, akan tetapi petani perlu menyesuaikan penggunaan faktor-faktor produksi dengan biaya yang tersedia. Pengoptimalisasikan pengeluaran biaya produksi diperlukan, sehingga mencapai jumlah input yang efisien dan efektif dengan biaya yang dikeluarkan petani dalam kegiatan usahatani. Hasilnya dapat meningkatkan keuntungan produksi petani usaha tani padi. Memaksimalkan faktor produksi usahatani yaitu peningkatan program sosialisasi mengenai dosis atau takaran penggunaan pestisida, sehingga pestisida yang digunakan tidak berlebihan atau cukup, dan upaya yang dilakukan membimbing petani agar dapat menghasilkan manfaat maksimal dari produk perlindungan tanaman. Kata kunci: Biaya Tenaga Kerja, Pendapatan, Efisiensi, Usahatani Padi Sawah, Kawasan Ten Tons Syngenta en_US
dc.language.iso other en_US
dc.publisher Universitas Islam Malang en_US
dc.subject Pertanian en_US
dc.subject Agribisnis en_US
dc.subject Biaya Tenaga Kerja en_US
dc.subject Pendapatan en_US
dc.subject Efisiensi en_US
dc.subject Usahatani Padi Sawah en_US
dc.subject Kawasan Ten Tons Syngenta en_US
dc.title Biaya Tenaga Kerja, Pendapatan dan Efisiensi Usahatani Padi Sawah di Kawasan Ten Tons Syngenta Pasuruan, Jawa Timur en_US
dc.type Other en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Kolom Pencarian


Browse

My Account