dc.description.abstract | Kopi menjadi salah satu minuman yang populer dan digemari masyarakat khususnya masyarakat di Kabupaten Gresik. Masyarakat Gresik merupakan salah satu konsumen kopi terbanyak di Indonesia sehingga tidak perlu diragukan lagi soal kenikmatan kopinya. Sejak dulu Gresik memang dikenal dengan kota warung kopi, pasalnya hampir di seluruh sudut kota terdapat warung kopi. Mulai dari di tengah kota, di pinggir hingga di pelosok desa banyak sekali dijumpai warung kopi. Bahkan di Gresik banyak menyajikan sajian kopi yang unik. Bukan hanya sekedar menikmati kopi saja, kegiatan meminum kopi sambil berbincang-bincang sudah menjadi sebuah budaya yang sudah ada sejak dahulu. Jaman modern seperti saat ini banyak sekali muncul berbagai macam kopi termasuk kopi instan, namun masih banyak masyarakat yang menyukai kopi tradisional yaitu kopi tubruk. Seharusnya dengan maraknya kopi instan yang dijual dengan berbagai iklan dan promosi yang hebat mampu menggeser dan meningkatkan konsumen membeli kopi instan. Tetapi kenyataannya di Kabupaten Gresik masih banyak masyarakat yang lebih memilih membeli kopi tubruk dibandingkan dengan kopi instan maupun jenis kopi lainnya. Berdasarkan permasalahan yang diuraikan di atas, penelitian ini dilakukan karena pertimbangan banyaknya warung kopi yang ada di Gresik serta budaya minum kopi yang sudah ada sejak dulu, sehingga konsumsi kopi di Gresik cukup tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam pembelian kopi tubruk di Kabupaten Gresik.
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Gresik Jawa Timur. Penetapan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) dengan alasan sejak dulu Gresik memang dikenal dengan kota warung kopi. Penelitian ini dilakukan pada bulan 20-29 Desember 2021. Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah teknik quota sampling. Teknik quota sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan cara menetapkan jumlah tertentu sebagai target yang harus dipenuhi dalam pengambilan sampel dari populasi (khususnya yang tidak terhingga atau tidak jelas). Jumlah sampel yang diambil sebanyak 100 responden dengan persyaratan usia diatas 17 tahun serta masyarakat yang mengonsumsi kopi. Data dalam penelitian menggunakan data primer yang diperoleh melalui melalui wawancara kepada responden dengan memberikan kuesioner melalui Google Form. Penyebaran Google Form dilakukan melalui media online seperti WhatsApp dan Instagram. Data penelitian meliputi karakteristik responden dan faktor-faktor keputusan pembelian kopi tubruk. Data primer yang diperoleh diukur dengan menggunakan skala likert (interval), dengan 5 tingkatan yang dimulai dari tingkat 1-5. Masing-masing jawaban yang dipilih memiliki bobot skor terkecil hingga terbesar. Analisis data yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan model analisis regresi logistik (Y = Keputusan Pembelian Kopi Tubruk, Y = 1 apabila konsumen membeli kopi tubruk, Y = 0 apabila konsumen membeli kopi lain).
Hasil dari penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa konsumen kopi tubruk didominasi oleh kalangan anak mudah dengan usia 19-29 tahun, berjenis kelamin laki-laki, berpendidikan tinggi sebagai sarjana, memiliki pekerjaan sebagai pegawai swasta, pendapatan cukup tinggi yaitu > Rp 5.000.000/bulan dan mayoritas memiliki jumlah anggota keluarga 3-4 orang. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli kopi tubruk di Kabupaten Gresik adalah pendapatan, gaya hidup, harga kopi tubruk dan harga kopi lain karena nilai signifikan ≤ 0,05. Faktor pendapatan dengan nilai 0,004 < 0,05 berpengaruh sangat nyata (+) karena tingginya pendapatan akan mempengaruhi tingkat konsumsi seseorang. Sesuai dengan fakta di lapang mayoritas responden di Kabupaten Gresik berpendapatan tinggi. Faktor gaya hidup dengan nilai 0,004 < 0,05 berpengaruh sangat nyata (-) karena kebiasaan minum kopi sudah menjadi mindset atau pola pikir yang kuat di masyarakat. Harga kopi tubruk dengan nilai 0,016 < 0,05 berpengaruh sangat nyata (-) karena harga selalu menjadi bagian penting dalam keputusan pembelian. Masyarakat akan cenderung memilih harga yang lebih murah. Harga kopi lain dengan nilai 0,003 < 0,05 berpengaruh sangat nyata (-) karena harga suatu produk dari pesaing dapat dijadikan pertimbangan dalam pembelian kopi tubruk. Sedangkan variabel lain seperti usia, pekerjaan, selera, kualitas produk, tempat dan promosi tidak berpengaruh secara nyata dalam keputusan pembelian kopi tubruk. Usia tidak nyata karena secara teori dan mindset yang ada di masyarakat penikmat kopi tubruk berasal dari usia dewasa, tetapi fakta di lapang menunjukkan bahwa penikmat kopi tubruk didominasi oleh kalangan anak muda. Pekerjaan tidak berpengaruh nyata karena data tidak bervariasi dan masyarakat membeli kopi tubruk karena kebutuhan sehingga apapun jenis pekerjaan yang dimiliki tidak mempengaruhi tingkat pembelian kopi tubruk. Selera tidak berpengaruh nyata karena setiap konsumen memiliki selera minum kopi yang berbeda-beda baik dari segi rasa maupun aroma. Perbedaan selera yang dimiliki membuat variabel ini tidak dapat dijadikan satu-satunya tolak ukur dalam keputusan pembelian kopi tubruk. Kualitas Produk tidak berpengaruh nyata karena secara teori kualitas kopi tubruk yang baik akan dapat bersaing dan lebih diminati dipasaran, sedangkan berdasarkan hasil di lapang menunjukkan bahwa masyarakat dalam membeli kopi tubruk kurang memperhatikan dari segi kualitasnya. Tempat tidak berpengaruh nyata karena jika konsumen merasa cocok dengan kopi yang dibeli maka tempat yang jauh dan kurang nyaman sekalipun akan tetap dikunjungi untuk melakukan pembelian kopi tubruk. Promosi tidak berpengaruh nyata karena masyarakat membeli kopi tubruk berdasarkan kebutuhan, maka saat adanya promosi atau tidak konsumen akan tetap membeli kopi tubruk.
Saran yang dapat peneliti berikan dari penelitian ini adalah diharapkan produksi kopi tubruk terus ditingkatkan agar dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Terus mempertahankan gaya hidup atau kebiasaan minum kopi yang ada di Kabupaten Gresik, agar meningkatkan taraf hidup dan perekonomian penjual kopi atau UMKM yang ada di daerah tersebut . Untuk penjual diharapkan tetap mempertahankan harga dan kualitas dari kopi tubruk yang dijual sesuai dengan persepsi konsumen yaitu harga terjangkau dengan kualitas yang baik dibandingkan dengan kopi jenis lain. Harga dan kualitas dari kopi lain terutama kopi instan diharapkan terus ditingkatkan guna dapat bersaing dengan kopi tubruk yang dijual dipasaran. Bagi peneliti, penelitian ini masih terdapat kelemahan seperti pada variabel yang diteliti masih kurang lengkap dan kurang rinci. Kelemahan
tersebut diharapkan dapat disempurnakan dan penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk penelitian kedepannya dan dapat melengkapi model yang dianalisis.
Kata kunci: Analisis Keputusan, Konsumen, Pembelian, Kopi Tubruk | en_US |