dc.description.abstract | Kemampuan pemecahan masalah matematis adalah kemampuan peserta didik dengan segenap pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya dalam upaya memecahkan suatu masalah matematika yang tidak secara langsung dapat dipecahkan permasalahannya. Dalam pembelajaran matematika peserta didik dituntut memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi atau HOTS (High Order Thinking Skill). Kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan salah satu kompetensi penting dalam dunia modern sehingga wajib dimiliki oleh setiap peserta didik. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah yaitu minat belajar. Minat bukan aspek bawaan melainkan kondisi yang terbentuk setelah dipengaruhi oleh lingkungan. Karena itu minat sifatnya berubah-ubah dan sangat bergantung pada individu dan lingkungan.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematis dalam menyelesaikan soal HOTS (High Order Thinking Skill) ditinjau dari minat belajar pada materi himpunan kelas VII SMP Badridduja Full Day School. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Pemilihan subjek dilakukan dengan cara purposive (bertujuan). Subjek dalam penelitian ini peserta didik kelas VII B SMP Badridduja Full Day School. Penentuan subjek penelitian berdasarkan tingkat minat tinggi, sedang dan rendah yang diklasifikasi berdasarkan angket minat belajar yang diberikan kepada 24 peserta didik. Dari masing-masing tingkat minat belajar dipilih dua subjek untuk kemudian diberikan soal tes yang berupa soal HOTS (High Order Thinking Skill) pada materi himpunan untuk menguji kemampuan pemecahan masalah matemtis peserta didik, yang kemudian dilanjutkan dengan wawancara untuk memperoleh data dan mengetahui lebih dalam tentang kemampuan pemecahan masalah peserta didik. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket, tes, dan wawancara. Dalam penelitian ini validasi data menggunakan triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas/validasi data dengan membandingkan kemampuan pemecahan masalah dari hasil tes dan wawancara. Setelah mendapatkan data kredibel/valid maka dilakukan analisis data untuk memperoleh kesimpulan kemampuan pemecahan masalah peserta didik ditinjau dari minat belajar.
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh kesimpulan bahwa peserta didik subjek 1 dan 2 dengan klasifikasi minat belajar tinggi memiliki kemampuan pemecahan masalah yang tinggi dalam menyelesaikan soal HOTS. Hal ini ditunjukkan dengan subjek 1 dan 2 dalam menyelesaikan soal HOTS yang diberikan, mampu memenuhi semua indikator kemampuan pemecahan masalah menurut Polya dengan baik yaitu memahami masalah, membuat rencana pemecahan masalah, melaksanakan pemecahan masalah dan melihat (mengecek) kembali. Peserta didik subjek 3 dan 4 dengan klasifikasi minat belajar sedang memiliki kemampuan pemecahan masalah yang sedang dalam menyelesaikan soal HOTS. Hal ini ditunjukkan dengan subjek 3 dan 4 dalam menyelesaikan soal HOTS yang diberikan, mampu memenuhi 2 dari 4 indikator kemampuan pemecahan masalah menurut Polya dengan baik yaitu memahami masalah, membuat rencana pemecahan masalah. Indikator yang tidak mampu terpenuhi yaitu melaksanakan pemecahan masalah dan melihat (mengecek) kembali. Peserta didik subjek 5 dan 6 dengan klasifikasi minat belajar rendah memiliki kemampuan pemecahan masalah yang rendah dalam menyelesaikan soal HOTS. Hal ini ditunjukkan dengan subjek 5 dan 6 dalam menyelesaikan soal HOTS yang diberikan, mampu memenuhi 1 dari 4 indikator kemampuan pemecahan masalah menurut Polya dengan baik yaitu memahami masalah. Indikator yang tidak mampu terpenuhi yaitu membuat rencana pemecahan masalah, melaksanakan pemecahan masalah dan melihat (mengecek) kembali.
Kata Kunci : Kata Kunci : Kemampuan Pemecahan Masalah, HOTS (High Order Thinking Skill), Minat Belajar. | en_US |