dc.description.abstract | Produksi Jeruk Keprok di Jawa Timur pada tahun 2014 berkisar 568.774 ton dan rata-rata produksi jeruk di Jawa Timur berkisar 448.367 ton. Kecamatan Dau merupakan sentra jeruk terbesar di Kabupaten Malang. Jumlah produksi jeruk pada tahun 2018 naik dengan kisaran 933. 794 kg dan pada tahun 2019 terjadi penurunan dengan kisaran 743.547 kg.
Penurunan produksi yang sangat tinggi memungkinkan adanya gagal panen besar-besaran yang dikarenakan manajemen risiko yang kurang baik ataupun adanya kemungkinan konversi lahan dari perkebunan jeruk menjadi perkebunan lainnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis efisiensi pada usahatani jeruk keprok dan menganalisis tingkat risiko pada usahatani jeruk keprok.
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Selorejo, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive). Di Desa Selorejo ada sebanyak 150 petani keprok. Metode pengambilan sampel dilakukan secara Accidental Sampling dengan sampel 30 petani jeruk keprok. Metode yang digunakan pengambilan data yaitu data primer yang diperoleh melalui wawancara dengan petani jeruk keprok. Data metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu R/C Ratio dan Koefisien Variasi (CV). Data yang digunakan dalam penelitian yaitu data umur, tingkat pendidikan, pengalaman bertani, jumlah tanggungan keluarga dan luas lahan. Data usahatani jeruk keprok meliputi data biaya produksi, penerimaan dan pendapatan usahatani jeruk keprok.
Hasil penelitian yang dilakukan penerimaan dalam usahatani jeruk keprok di Desa Selorejo, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang yaitu sebesar Rp 31.418.091. Biaya produksi usahatani jeruk keprok yaitu sebesar Rp 6.221.409. Nilai R/C Ratio pada usahatani jeruk keprok yaitu sebesar 5,02 yang artinya setiap biaya yang dikeluarkan satu rupiah yang memperoleh penerimaan sebesar 5,02 rupiah, maka dengan nilai R/C Ratio > 1 berarti usahatani jeruk keprok di Desa Selorejo dikatakan efisien.
Risiko terbesar yang dihadapi petani jeruk keprok di Desa Selorejo, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang yaitu risiko harga, risiko produksi dan risiko pendapatan. Hal ini ditunjukkan oleh nilai koefisien variasi tersebut > 0,5, maka risiko usahatani yang ditanggung petani semakin besar.
Saran dari penelitian ini adalah perlu dan pentingnya usaha untuk memperkecil risiko. Sehubungan dengan ini, maka petani usahatani jeruk keprok perlu secara aktif mengikuti penyuluhan dari dinas terkait agar dapat meminimalisasi risiko tersebut. Selain itu, perlu pula kreativitas penanggulangan dan pemberantasan hama penyakit serta kepekaan mengikuti inovasi teknologi pertanian. Kata Kunci : Efisiensi dan Risiko Usahatani Jeruk Keprok | en_US |