Hubungan Kesiapan Belajar Dengan Keaktifan Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih Kelas VIII di MTs Yayasan Mu’allimin Mu’allimat (YASMU) Manyar Gresik
Abstract
Kesiapan belajar merupakan salah satu kondisi pada setiap individu yang nantinya akan membuat peserta didik memberikan respons atau jawaban dengan kondisi dan situasi tertentu. Tanpa adanya kesiapan diri dalam belajar maka seorang pendidik maupun peserta didik tidak bisa mencapai suatu tujuan dalam proses pembelajaran. Dengan aktifnya peserta didik dalam proses pembelajaran maka akan memperoleh kecapaian yang maksimal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tingkat kesiapan belajar siswa dalam mengikuti pelajaran fiqih kelas VIII, untuk mendeskripsikan tingkat keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran fiqih kelas VIII, untuk mengidentifikasikan hasil apakah terdapat hubungan antara kesiapan belajar siswa dan keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran fiqih kelas VIII di MTs Yasmu Manyar Gresik.
Agar bisa menjawab tujuan penelitian di atas maka jenis penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, dan metode yang digunakan menggunakan metode deskriptif korelasi, sehingga dengan metode ini dapat mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel yang diteliti. Jumlah sampel yang digunakan peneliti sebanyak 70 responden, penentuan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah kuesioner, wawancara dan dokumentasi.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa nilai kesiapan belajar sebesar 27 siswa dengan persentase (38,6%) dikategorikan cukup, dan nilai keaktifan siswa sebesar 33 siswa dengan persentase (47,1%) dikategorikan cukup. Hasil dari hipotesis menunjukkan bahwa nilai t hitung > t tabel maka 0,757 > 0,235. Maka Ha diterima dan Ho ditolak artinya terdapat hubungan antara kesiapan belajar siswa dengan keaktifan siswa pada mata pelajaran fiqih kelas VIII di MTs Yasmu Manyar Gresik.
Kata Kunci: Kesiapan Belajar, Keaktifan Siswa, Fiqih