Model Blended Learning dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Wahid Hasyim Malang
Abstract
Pandemi Covid-19 membuat pelaksanaan pembelajaran di Indonesia menjadi ada perubahan, yang awalnya dilakukan secara pembelajaran tatap muka berubah menjadi pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran daring. Dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh muncullah sejumlah permasalahan yang dialami siswa maupun guru, sehingga seiring dengan penurunan angka kasus Covid-19 pemerintah mulai berani untuk memperbolehkan sekolah-sekolah untuk menyelenggarakan pembelajaran secara tatap muka namun dengan protokol kesehatan yang ketat. Dikarenakan sekolah sudah diperbolehkan untuk menyelenggarakan pembelajaran tatap muka, maka untuk pertama kalinya SMP Wahid Hasyim Malang menggunakan model blended learning dalam pembelajaran. Model blended learning di SMP Wahid Hasyim Malang mencampurkan antara pembelajaran tatap muka (face-to-face) dengan pembelajaran daring, sehingga berdasarkan hal tersebut peneliti ingin mengkaji lebih dalam mengenai “Model Blended Learning dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Wahid Hasyim Malang”.
Adapun fokus penelitian ini antara lain bagimana perencanaan, pelaksanaan, serta apa saja kekurangan dan kelebihan model blended learning dalam pembelajaran pendidikan agama islam di SMP Wahid Hasyim Malang sehingga tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk mengetahui perencanaan, pelaksanaan, serta kelebihan dan kekurangan model blended learning dalam pembelajaran pendidikan agama islam di SMP Wahid Hasyim Malang. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif jenis studi kasus dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara semi terstruktur, dan dokumentasi.
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, maka perencanaan model blended learning dalam pembelajaran pendidikan agama islam di SMP Wahid Hasyim Malang yaitu membentuk tim blended learning, mengikuti pelatihan terkait penggunaan aplikasi daring, mempersiapkan perangkat pembelajaran (RPP), materi dan media pembelajaran, tugas daring, dan pemilihan aplikasi pembelajaran. Pelaksanaan model blended learning dalam pembelajaran pendidikan agama islam mencakup kegiatan pendahuluan, kegiatan inti (fase penugasan, fase mencari, memperoleh dan merumuskan informasi), serta kegiatan penutup. Adapun kekurangan model blended learning dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di SMP Wahid Hasyim Malang lebih mengarah pada pembelajaran daringnya serta persiapan yang dilakukan sebelum model blended learning dilaksanakan, sedangkan kelebihannya lebih mengarah ketika menggunakan pembelajaran luring serta kemampuan IT siswa dan guru.
Kata Kunci: Model Blended Learning, Pembelajaran, Pendidikan Agama Islam