Analisa Prediksi Sedimentasi pada DAS Metro Kota Malang dengan Metode HEC-RAS
Abstract
Dampak dari alih tata guna lahan adalah merupakan salah satu akibat
terjadinya banjir. Daerah di sepanjang DAS baik itu di Sungai Brantas, Sungai
Bangau, Sungai Metro, dan Sungai Amprong adalah daerah yang rawan terjadi
tanah longsor dan banjir, peristiwa itu terjadi karena mengingat di sepanjang DAS
berdiri perumahan padat penduduk. Perumahan padat penduduk tersebut
mengakibatkan lebar sungai mengalami penyempitan dan pendangkalan yang
apabila terjadi penambahan debit air yang tinggi secara tiba-tiba tentu membuat air
tersebut meluap ke perkampungan penduduk.
Lokasi penelitihan ini di lakukan di pada 4 titik yaitu titik dan jarak antar
titik penelitihan sekisar 1,5 km dan total dari semua titik 4,30 Km dengan panjang
sungai 18,2 Km (dalam Kota Malang). Studi ini direncanakan berlangsung pada
bulan oktober tahun 2020. Tahapan pelaksanaan penelitian meliputi pengumpulan
data, pengamatan di lapangan, analisis data, dan penulisan laporan. Debit aliran
sungai adalah 1.925 m3/s pada titik A, 7.768 m3/s pada titik B, 11.768 m3/s pada
titik C, 7.575 m3/s pada titik D. Hasil rata- rata pengujian berat jenis adalah sempel
A 2.223 gr/cm3, sempel B 2.364 gr/cm3, sempel C 2.349 gr/cm3, sempel D 2.313
gr/cm3.
Dari perhitungan didapatkan nilai angkutan sedimen di titik A diperoleh
hasil 3,997 m3/det/m, di titik B diperoleh hasil 7,111 m3/det/m, di titik C diperoleh
hasil 4,721, dan di titik D diperoleh hasil 5,952. Dari kedua nilai angkutan sedimen
tersebut rata-rata nilai angkutan sedimen di Sungai Metro sebesar 5,455 m3/det/m.
Pengaruh sedimen yang berpindah mengakibatkan sungai menjadi lebih dalam.
Angkutan sedimen juga meningkat seiring panjangnya sungai dapat dilihat
perbandingan pada STA 0+000 hingga STA 4+300. Dari hasil running simulasi
sedimen menggunakan program HEC-RAS dapat dilihat bahwa pada sungai Metro
pergerakan angkutan sedimen mengarah pada proses Erosi.
Kata Kunci : Sedimentasi, HEC-RAS, Debit Aliran, Sungai Metro Malang