dc.description.abstract | Proses pembelajaran di SMPN 1 Sukorejo, Sukorejo, Pasuruan, belum diarahkan pada pengembangan kemampuan literasi matematis peserta didik. Hal ini ditunjukkan dengan rendahnya hasil pretest kemampuan literasi matematis yang dilaksanakan pada tanggal 5 April 2022 pada kelas VII B maupun kelas VII F SMPN 1 Sukorejo. 100% nilai hasil pretest kemampuan literasi matematis peserta didik ≤75, dimana 75 adalah nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang digunakan oleh sekolah. Nilai tertinggi yang didapatkan dari kedua kelas tersebut adalah 43 terkait kemampuan literasi matematis.
Tujuan dilakukan penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kemampuan literasi matematis peserta didik antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. (2) untuk mengetahui mana yang lebih baik antara kemampuan literasi matematis peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol. (3) untuk mendeskripsikan kemampuan literasi matematis peserta didik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. (4) untuk mendeskripsikan keterkaitan hasil kuantitatif dan hasil kualitatif antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Penerapan pembelajaran dalam kelas eksperimen menggunakan model Problem Based Learning berpendekatan pembelajaran realistik matematis dan penerapan pembelajaran kelas kontrol menggunakan model konvensional, masing-masing pada materi bangun datar segitiga kelas VII SMPN 1 Sukorejo.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah mixed method (metode gabungan) dengan desain sequential explanatory dengan populasi seluruh peserta didik kelas VII SMPN 1 Sukorejo. Jenis penelitian kuantitatif yang diterapkan adalah quasi experiment dengan rancangan nonequivalent control group design. Sampel penelitian kuantitatif dipilih melalui teknik Cluster Random Sampling dan diperoleh kelas VII B sebagai kelas eksperimen dan kelas VII F sebagai kelas kontrol. Sedangkan jenis penelitian kualitatif yang diterapkan adalah kualitatif deskriptif. Subjek penelitian didapatkan dari hasil posttest peserta didik dengan diperoleh 3 subjek dari masing-masing kelas sesuai dengan kategori kemampuan literasi matematis yang ditentukan (tinggi, sedang, dan rendah). Pengumpulan data dilakukan melalui pretest dan posttest pada tahap kuantitatif dengan menggunakan aplikasi SPSS 25 sedangkan pada tahap kualitatif data didapat dari hasil observasi, wawancara, dan catatan lapangan dengan menggunakan triangulasi teknik.
Berdasarkan analisis data kuantitatif, uji hipotesis dengan uji t dua pihak pada hasil posttest kemampuan literasi matematis peserta didik diperoleh nilai Sig= 0,000 < 0,05 yang artinya bahwa terdapat perbedaan kemampuan literasi matematis peserta didik kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Pada analisis data kuantitatif dengan uji t satu pihak hasil posttest kemampuan literasi matematis peserta didik, didapat nilai t_hitung= 3,7435889364 dan t_tabel=1,67356 dengan dk=64. Karena 3,7435889364>1,67356. Dengan demikian, H_(0 )ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan literasi matematis peserta didik kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol.
Berdasarkan analisis data kualitatif melalui observasi, catatan lapangan, serta wawancara diperoleh hasil bahwa proses pembelajaran kelas eksperimen dan kelas kontrol berjalan dengan baik dari segi pendidik maupun peserta didik. Selain itu didapat hasil bahwa pada kelas eksperimen, subjek pada kategori tinggi memenuhi semua kemampuan literasi matematis yaitu indikator merumuskan, memanfaatkan, menginterpretasikan, dan mengkomunikasikan. Sedangkan subjek kategori sedang, subjek menguasai indikator merumuskan, subjek cukup menguasai indikator memanfaatkan, subjek cukup menguasai indikator menginterpretasi, dan subjek belum menguasai indikator mengkomunikasikan. Pada subjek kategori rendah, subjek menguasai indikator merumuskan, subjek belum menguasai indikator memanfaatkan, subjek kurang menguasai indikator menginterpretasi, dan subjek tidak menguasai indikator mengkomunikasikan.
Pada kelas kontrol didapat hasil bahwa, subjek pada kategori tinggi memenuhi semua kemampuan literasi matematis yaitu indikator merumuskan, memanfaatkan, menginterpretasikan, dan mengkomunikasikan. Pada subjek kategori sedang, subjek menguasai indikator merumuskan, subjek belum menguasai indikator memanfaatkan, subjek kurang menguasai indikator menginterpretasi, dan subjek kurang menguasai indikator mengkomunikasikan. Pada subjek kategori rendah, subjek kurang menguasai indikator merumuskan, subjek belum menguasai indikator memanfaatkan, subjek kurang menguasai indikator menginterpretasi, dan subjek tidak menguasai indikator mengkomunikasikan.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini berdasarkan analisis data kuantitatif dan kualitatif adalah sebagai berikut. (1) berdasarkan rumusan masalah “apakah terdapat perbedaan antara kemampuan literasi matematis peserta didik yang diajar menggunakan model Problem Based Learning berpendekatan pembelajaran realistik dengan peserta didik yang diajar menggunakan model pembelajaran konvensional pada materi segitiga kelas VII SMPN 1 Sukorejo?” maka dilakukan uji dua pihak data posttest dan didapat hasil bahwa terdapat perbedaan kemampuan literasi matematis peserta didik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol pada materi segitiga kelas VII SMPN 1 Sukorejo. (2) berdasarkan rumusan masalah “manakah yang lebih baik antara kemampuan literasi matematis peserta didik yang diajar menggunakan model Problem Based Learning berpendekatan pembelajaran realistik dengan peserta didik yang diajar menggunakan model pembelajaran konvensional pada materi segitiga kelas VII SMPN 1 Sukorejo?” maka dilakukan uji satu pihak data posttest dan didapat hasil bahwa kemampuan literasi matematis peserta didik kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol pada materi segitiga kelas VII SMPN 1 Sukorejo. (3) berdasarkan rumusan masalah “bagaimana kemampuan literasi matematis peserta didik yang diajar menggunakan model Problem Based Learning berpendekatan pembelajaran realistik dengan peserta didik yang diajar menggunakan model pembelajaran konvensional pada materi segitiga kelas VII SMPN 1 Sukorejo?” maka dilakukan analisis data kualitatif dan didapat bahwa pada kelas eksperimen, subjek kategori tinggi memenuhi indikator merumuskan, memanfaatkan, menginterpretasikan, dan mengkomunikasikan. Subjek kategori sedang memenuhi pada indikator merumuskan, memanfaatkan, dan menginterpretasikan. Subjek kategori rendah memenuhi indikator merumuskan dan menginterpretasikan. Sedangkan pada kelas kontrol, subjek subjek kategori tinggi memenuhi indikator merumuskan, memanfaatkan, menginterpretasikan, dan mengkomunikasikan. Subjek kategori sedang memenuhi pada indikator merumuskan, menginterpretasikan, dan mengkomunikasikan. Subjek kategori rendah memenuhi indikator menginterpretasi. Sehingga pencapaian indikator subjek kemampuan literasi matematis peserta didik kategori tinggi, sedang, dan rendah kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol pada materi segitiga kelas VII SMPN 1 Sukorejo. (4) berdasarkan rumusan masalah “bagaimana keterkaitan hasil hasil analisis data kuantitatif dan kualitatif mengenai kemampuan literasi matematis peserta didik yang diajar menggunakan model Problem Based Learning berpendekatan pembelajaran realistik dengan peserta didik yang tidak diajar menggunakan model Problem Based Learning berpendekatan pembelajaran realistik pada materi segitiga kelas VII SMPN 1 Sukorejo?” maka dilakukan analisis data dengan menghubungkan hasil uji kuantitatif dan kualitatif sehingga didapat bahwa hasil analisis data kualitatif memperkuat hasil analisis data kuantitatif.
Saran yang diajukan dalam penelitian ini adalah untuk menerapkan model Problem Based Learning berpendekatan pembelajaran realistik dalam melaksanakan proses pembelajaran matematika di dalam kelas untuk mengasah kemampuan literasi matematis peserta didik melalui soal cerita berbentuk narasi yang diberikan.
Kata Kunci: Kemampuan Literasi Matematis, Model Problem Based Learning, Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik, Materi Bangun Datar Segitiga. | en_US |