Kecurangan (fraud) menjadi bahaya laten yang mengancam kelangsungan hidup sebuah organisasi/perusahaan hingga negara. Upaya meminimalisir risiko kecurangan (fraud) organisasi menerapkan berbagai kebijakan salah satunya melalui whistleblowing. Tingkat religiusitas menjadi salah satu faktor seseorang dalam melakukan tindakan whistleblowing. Penelitian memiliki tujuan menganalisis tingkat religiusitas mempengaruhi niat karyawan/pegawai dalam melakukan whistleblowing pada karyawan Badan Usaha Non Akademik Universitas Brawijaya. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif explanatory research dengan sampel sebanyak 60 orang dari 220 pegawai di BUNA. Hasil studi ini religiusitas berpengaruh secara sighnifikan terhadap kinerja pegawai. Religiusitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap niat melakukan whistleblowing. Niat melakukan whistleblowing berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai. Niat whistleblowing tidak dapat memediasi pengaruh antara religiusitas terhadap kinerja karyawan/pegawai di BUNA. Keterbatasan dari penelitian ini adalah Pengembalian kuesioner penelitian yang tidak 100% yaitu hanya 75% dari yang disebarkan dan penelitian hanya berfokus pada BUNA saja sehingga cakupan masih kurang luas. Variabel penelitian yang diambil harusnya bisa lebih bervariatif, bukan hanya religiusitas, whistleblowing, dan kinerja karyawan. Di sisi lain, saran yang dapat diberikan kepada lebih banyak peneliti adalah diharapkan lebih banyak peneliti dapat menambah periode pengamatan dan menambah variabel bebas. Selain itu peneliti selanjutnya mampu meningkatkan jumlah responden dalam penelitian dan memperluas cakupan penelitian. Kata Kunci: Religiusitas, Kinerja Pegawai