Analisis Aksesibilitas Pendidikan Agama Islam untuk Mahasiswa Tunanetra di Universitas Brawijaya
Abstract
Pendidikan merupakan hak bagi semua orang, tak terkecuali bagi anak yang berkebutuhan khusus (disabilitas), salah satu hal yang terpenting saat menjalankan pendidikan adalah kemudahan akses. Terbatasnya akses pendidikan ke perguruan tinggi bagi penyandang disabilitas, menyebabkan kurang dari satu persen penyandang disabilitas mempunyai ijazah S1. Di Indonesia, model pendidikan bagi penyandang disabilitas masih secara segregatif yaitu dengan memberikan pendidikan secara khusus melalui sekolah luar biasa atau sekolah asrama. Model seperti ini memisahkan para difabel dengan non-difabel di lingkungan yang berbeda, sehingga setelah selesai masa studi para penyandang disabilitas masih kurang siap untuk membaur dengan lingkungan. Maka dari itu perlu adanya perubahan dari pendidikan yang segregatif menuju pendidikan yang inklusif. Namun, ada kekhawatiran tentang sarana dan prasarana serta sumber daya manusia untuk memfasilitasi para penyandang disabilitas yang membuat konsep itu sulit untuk terealisai. Maka dari itu perlu adanya patokan untuk pengelolaan sarpras lembaga yang tepat untuk menunjang aksesibilitas bagi mahasiswa penyandang disabilitas khususnya pada mahasiswa tunanetra. Dari permasalahan tersebut, peneliti akan membahas seputar aksesibilitas mahasiswa tunanetra dalam mengikuti perkuliahan PAI, hambatan aksesibilitas tunanetra dalam mengikuti perkuliahan PAI, serta sikap dan pemahaman mahasiwa tunanetra terhadap pra dan pasca perkuliahan PAI. Penelitian yang dilakukan di Universitas Brawijaya ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan jenis pendekatan fenomenologi, teknik pengumpulan data mulai dari observasi, wawancara, dan dokumnetasi. Dimana jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Partisipan dalam penelitian ini adalah Koordinator Layanan Digitalisasi PLD UB dan Mahasiswa Tunanetra.
Aksesibilitas yang disediakan oleh Pusat Layanan Disabilitas dapat digambarkan seperti penyediaan volunteer, media seperti screen reader dan NVDA, layanan digitalisasi buku, tongkat, guiding block, serta Al-Qur’an Braille.Untuk hambatan yang dialami oleh mahasiswa tunanetra tidak terlalu signifikan. Untuk pra, saat, dan pasca pembelajaran PAI, mahasiswa tunanetra terbilang aktif, karena prtisipan telah menyiapkan apa apa saja yang dibutuhkan untuk pembelajaran.
Kata Kunci: Aksesibilitas, Hambatan, Sikap dan Pemahaman