dc.description.abstract | Tanaman porang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai komoditi ekspor karena beberapa negara membutuhkan tanaman ini sebagai bahan makanan maupun bahan industri. Desa Rejosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Bantur Kabupaten Malang yang memperluas pengembangan budidaya tanaman porang oleh karena itu sebagian besar petani beralih ke komoditi porang untuk ditanam di lahan mereka karena harga jual porang yang cukup tinggi dan pemeliharaannya yang cenderung mudah. Dalam penggunaan faktor-faktor produksi pada budidaya porang setiap petani berbeda-beda tergantung dengan pengalaman dan ekonomi petani, usahatani porang petani Desa Rejosari menggunakan 2 jenis benih untuk budidaya porang yaitu benih umbi dan katak.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis besarnya pendapatan yang diterima petani dari usahatani porang dengan penggunaan jenis benih umbi dan benih katak di Desa Rejosari Kecamatan Bantur dan untuk menganalisis capaian efisiensi teknis pada petani dalam berusahatani porang dengan penggunaan jenis benih umbi dan benih katak di Desa Rejosari Kecamatan Bantur Kabupaten Malang.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Tempat penelitiannya adalah di Desa Rejosari Kecamatan Bantur Kabupaten Malang pemilihan lokasi dalam dilakukan secara sengaja (Purposive) dengan pertimbangan karena porang merupakan sentra produksi atau tanaman unggulan di Desa Rejosari. Penelitian dilakukan pada bulan Februari 2022. Pada penelitian ini terdapat dua populasi yaitu petani porang benih jenis umbi dan katak. Populasi petani porang benih umbi sebanyak 110 orang dan untuk penentuan sampel menggunakan menggunakan metode sampel acak sederhana (Simple Random Sampling) yang artinya sampel yang terdiri atas sejumlah elemen yang dipilih secara acak. Berdasarkan perhitungan rumus slovin diperoleh responden sebanyak 32 petani porang benih umbi. Sedangkan penentuan sampel benih jenis katak menggunakan jenis Non Probability Sampling jenis sampel yang tidak dipilih secara acak atau tidak semua unsur elemen populasi mempunyai kesempatan sama untuk dipilih menjadi sampel. Teknik Non Probability Sampling yang dipilih yaitu dengan dengan sensus yaitu metode penarikan sampel dimana semua populasi dijadikan sebagai sampel. Dalam penelitian ini yang akan diambil seluruh petani benih jenis katak yaitu sebanyak sebanyak 11 orang. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis pendapatan untuk tujuan penelitian pertama. Sedangkan untuk tujuan penelitian kedua menggunakan pendekatakan DEA (Data Envelopment Analysis).
Hasil penelitian menunjukkan : Biaya tetap per Ha yang dikeluarkan petani responden usahatani porang benih umbi lebih besar dibandingkan usahatani porang benih katak yaitu sebesar Rp. 214.294. sedangkan pada usahatani porang benih umbi rata-rata biaya tetap sebesar Rp. 236.349. Biaya sarana produksi yang dikeluarkan petani pada usahatani porang benih umbi sebesar Rp. 20.043.656, sedangkan pada usahatani porang benih katak rata-rata biaya sarana produksi yang dikeluarkan lebih kecil yaitu sebesar Rp. 15.728.084. Produksi umbi menggunakan benih umbi dalam sekali musim tanam sebanyak 15.007 Kg/Ha dan untuk rata-rata produksi katak dalam sekali musim tanam atau satu tahun sebanyak 78 Kg sehingga total penerimaan dalam satu kali musim tanam sebesar Rp. 95.865.749. Sedangkan rata-rata produksi umbi menggunakan bibit katak dalam satu kali musim tanam sebanyak 15,235 Kg/Ha dan rata-rata produksi katak sebesar 77 Kg/Ha sehingga total penerimaan sebesar Rp.97.183.909. Rata-rata pendapatan usahatani porang dengan bibit umbi sebesar Rp.75.585.744 sedangkan rata-rata pendapatan dengan bibit katak sebesar Rp. 81.027.237 dilihat perbedaan pendapatan sebesar Rp. 5.441.493 hal ini dikarenakan adanya perbedaan penggunaan input-input produksi terutama pada penggunaan 2 jenis harga bibit yang berbeda yaitu pada harga bibit umbi dengan harga bibit katak. Nilai efisiensi benih umbi sebesar 4,7 artinya setiap 1 rupiah pengeluaran dari petani responden untuk usahatani porangnya mendapatkan penerimaan sebesar 4,7 rupiah sedangkan nilai efisiensi benih katak sebesar 6,1 yang artinya setiap 1 rupiah pengeluaran dari petani responden mendapatkan penerimaan sebesar 6,1 rupiah. Dilihat dari efisiensi teknisnya usahatani porang baik benih umbi maupun benih katak di Desa Rejosari Kecamatan Bantur Kabupaten Malang menunjukkan masih terjadi inefsiensi secara teknis meskipun tingkat efisiensinya relatif rendah. Hasil analisis efisiensi usahatani porang benih umbi menunjukkan rata-rata nilai efisiensi usahatani dengan menggunakan asumsi CRS (Constant Return to Scale) adalah 0.984, sedangkan menggunakan asumsi VRS (Variable Return of Scale) menunjukkan nilai rata-rata efisiensi teknis sebesar 0.992. Hasil analisis efisiensi usahatani porang benih katak menunjukkan rata-rata nilai efisiensi usahatani dengan menggunakan asumsi CRS (Constant Return to Scale) adalah 0.995 sedangkan menggunakan asumsi VRS (Variable Return of Scale) menunjukkan nilai rata-rata efisiensi teknis sebesar 1.000. Nilai Scale efficiency/SE benih porang menunjukkan petani yang belum mencapai efisiensi sebanyak 21,88% petani dan petani dengan CRS (Constant Return to Scale) sebanyak 78,13% sedangkan benih katak menunjukkan petani dengan CRS (Constant Return to Scale) sebanyak 90,09% dan sebanyak 9,09% petani berada pada IRS (Increasing Return to Scale).
Saran yang dapat diberikan peneliti adalah 1) Petani sebaiknya melakukan pencatatan secara baik dan benar guna menjadi evaluasi petani yang berkaitan dengan input-input yang digunakan dan kebutuhan biaya usahatani porang sehingga kinerja usahataninya menjadi lebih baik. 2) Petani porang dapat lebih memperhatikan penggunaan input-input produksi, khususnya pada input benih, pupuk dan tenaga kerja dengan menambah penggunaan input tersebut maka biaya yang digunakan juga akan lebih efisien sehingga pendapatan dan produksi juga akan meningkat.
Kata Kunci : Efisiensi, Teknis Usahatani Porang, Umbi, Katak dan Pendekatan DEA (Data Envelopment Analysis) | en_US |