Penguasaan Kalimat pada Anak Hambatan Neurologis di SLB Negeri Branjangan Jember
Abstract
Setiap anak dilahirkan dengan berbagai kemampuan dan bakat yang
dimilikinya. Salah satu potensi yang dimiliki oleh anak adalah kecerdasan. Oleh
sebab itu, kemampuan berbahasa dipengaruhi oleh kecerdasan yang dimiliki anak.
Seperti yang dikemukakan oleh Piaget perkembangan setiap anak antara yang satu
dengan yang lainnya itu tidak sama. Setiap anak dilahirkan tidak selalu dalam
kondisi yang normal, kategori normal berarti tidak mengalami suatu kendala atau
gangguan apapun terhadap kondisi psikis, fisik dan kognisi anak tersebut. Pada
umumnya anak normal akan melewati fase-fase perkembangan secara bertahap.
Akan tetapi, tidak sedikit juga anak yang dilahirkan dalam kondisi abnormal atau
mempunyai kelainan pada kondisi anak tersebut. Anak yang memiliki kekurangan
(disabilitas) akan melewati fase yang sama dengan lazimnya anak normal
meskipun dalam perkembangannya agak terhambat, atau bahkan tidak beraturan
dan bisa pula tidak terselesaikan.
Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan : (1) Penguasaan kalimat
siswa tunagrahita di SLB Negeri Branjangan Jember, dan (2) Penguasaan kalimat
siswa down syndrome di SLB Negeri Branjangan Jember.
Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah pendekatan kualitatif
dengan jenis penelitian deskriptif yang bermaksud mendeskripsikan penguasaan
kalimat pada anak hambatan neurologis. Sumber data penelitian ini adalah anak
hambatan neurologis, tepatnya tunagrahita dan down syndrome di SLB Negeri
Branjangan. Data yang diperoleh dari hasil tuturan lisan dan tulisan siswa akan di
analisis menggunakan tiga hal yang pertama reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan. Tiga hal ini saling berkaitan dalam melakukan analisis.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan hasil penelitian
yang pertama adalah: (1) Berdasarkan komunikasi secara langsung dengan anak
hambatan neurologis, yaitu siswa tunagrahita dapat menerapkan pemerolehan
bahasa kedua dalam bentuk lisan dan tulis. Pemerolehan kalimat dalam bentuk
lisan diperoleh data kalimat tunggal dan kalimat majemuk, jika kalimat dilihat
dari jumlah klausanya. Sedangkan jika dilihat dari segi makna, siswa tunagrahita
dapat menghasilkan kalimat berita dan kalimat perintah. Pemerolehan kalimat
dalam bentuk tulis diperoleh data kalimat tunggal, kalimat majemuk dan kalimat
berita.
Hasil penelitian kedua adalah: (2) Penguasaan kalimat pada anak hambatan
neurologis bagian down syndrome dalam bentuk lisan di SLB Negeri Branjangan
yaitu siswa dapat menerapkan penguasaan kalimat dalam bentuk lisan. Begitu
pula dalam penguasaan kalimat dalam bentuk tulis, siswa down syndrome juga dapat menerapkan. Pemerolehan kalimat dalam bentuk lisan diperoleh data
kalimat tunggal saja, jika kalimat dilihat dari jumlah klausanya. Sedangkan jika
kalimat dilihat dari segi makna, siswa down syndrome dapat menghasilkan
kalimat berita saja. Pemerolehan kalimat dalam bentuk tulis diperoleh data
kalimat tunggal, kalimat majemuk, dan kalimat berita.
Simpulan hasil penelitian dalam penelitian ini sebagai berikut: (1)
penguasaan kalimat siswa tunagrahita dalam bentuk lisan dan tulis didapatkan
data, dan (2) penguasaan kalimat siswa down syndrome dalam bentuk bahasa lisan
dan tulis didapatkan data.