Perspektif Penonton Remaja Terhadap Perundungan Body shaming dalam Film Imperfect Karya Ernest Prakasa
Abstract
Penelitian ini menekankan pada remaja yang memiliki pengalaman body shaming di kehidupan sehar-hari serta sudut pandang penonton remaja terhadap film Imperfect yang dikaitkan dengan kasus-kasus body shaming yang terdapat dalam film Imperfect. Fokus penelitian yang terdapat dalam penelitian ini adalah bagaimana perspektif remaja terhadap body shaming di kehidupan sehari-hari? dan fokus penelitian kedua adalah bagaimana pemahaham penonton remaja terhadap kasus body shaming pada film Imperfect karya Ernest Prakasa? . Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perspektif dari remaja terhadap perundungan body shaming yang pernah dialami dan mengetahui pemahaman penonton remaja terhadap kasus-kasus perundungan body shaming dalam film Imperfect.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif deskriptif. Sumber data yang digunakan yaitu perspektif penonton remaja dan film Imperfect. Data primer yang terdapat dalam penelitian ini berupa jawaban dari kuesioner dan wawancara terkait dengan perspektif remaja terhadap body shaming dan pemahaman penonton remaja terhadap body shaming dalam Film Imperfect. Data sekunder sekunder yang terdapat dalam penelitian ini berupa dialog kasus body shaming dalam film Imperfect, penataan kamera dalam film Imperfect, Tata rias dalam film Imperfect, dan ilustrasi musik dalam film Imperfect. Batasan penelitian ini yakni pononton remaja film Imperfect dan lokasi penelitian di lingkungan sekolah SMAN 1 Kraksaan Kabupaten Probolingggo. Prosedur pengumpulan data menggunakan metode wawancara terstruktur dan metode kuesioner, instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner dan wawancara mendalam. Data yang didapatkan berupa jawaban dari remaja yang telah mengisi kuesioner dan wawancara mendalam serta dialog-dialog dalam film Imperfect yang mengandung unsur perundungan body shaming. Data dilanalisis dengan delapan indikator yakni pengetahuan remaja tentang perundungan, pengetahuan remaja tentang body shaming, dampak body shaming bagi remaja, solusi dari permasalahan body shaming, pengetahuan penonton remaja tentang film Imperfect, film yang membahas tentang perundungan, film yang diambil dari kisah nyata, dan kebanggaan remaja terhadap film Imperfect.
Hasil fokus penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat perpektif remaja terhadap body shaming dalam kehidupan sehari-hari dapat dimaknai bahwa kasus perundungan body shaming dalam kehidupan sehari-hari remaja memiliki dampak negatif bagi kesehatan mentalnya, memiliki kepribadian tertutup, hilangnya kepercayaan diri, sakit hati mendalam, kesedihan yang berlarut, tidak bersyukur atas diri sendiri, serta memberikan rasa trauma bagi remaja yang menjadi korban perundungan body shaming. (2) pemahaman penonton remaja terhadap kasus body shaming dalam film Imperfect yang bisa dimaknai bahwa kasus body shaming dalam film Imperfect menurut perspektif penonton remaja telah menjadikan cerminan dalam dirinya sebagai tokoh film Imperfect yang berkaitan mengenai jenis body shaming yaitu fat shaming yakni tindakan verbal dengan berkomentar negatif tentang bentuk tubuh yang gemuk, skinny shaming yakni mencela seseorang yang memiliki badan kurus atau terlampau kurus, dan body shaming non verbal yakni tindakan fisik yang tidak menyenangkan hati seorang korban seperti membanding-bandingkan seseorang dengan perilaku pelaku body shaming. Penonton remaja film Imperfect juga menjadikan film tersebut berhasil menginspirasi dan memotivasi penonton remaja dalam kehidupnya.
Simpulan dari penelitian ini adalah (1) kasus body shaming merupakan masalah serius dalam perspektif remaja responden penelitian ini karena body shaming membuat mereka memiliki gangguan mental terhadap remaja, menjadi tidak percaya diri, menutup diri, dan sulit bergaul. (2) Body shaming dalam film Imperfect menjadi refleksi apa yang terjadi dalam kehidupan resonden remaja sehari hari. Body shaming yang penonton remaja pernah alami terkait dengan film Imperfect ialah fat shaming, skinny shaming, dan body shaming non verbal.Serta menjadikan film Imperfect sebagai inspirasi dalam kehidupan para penonton remaja. Dari hasil tersebut peneliti merekomendasikan kepada guru bahasa Indonesia, peserta didik, sekolah dan penelitian selanjutnya. Implikasi penelitian ini adalah guru bahasa Indonesia, peserta didik, dan sekolah, dapat memanfaatkan hasil penelitian ini untuk mengapresiasi dan membahas film-film yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari supaya mengantisipasi bagaimana ketika terjadi permasalahan yang sama, dan untuk penelitian selanjutnya diperlukan bagaimana menggunakan film itu sebaiknya berfokus kepada siswa mengapresiasi film-film yang mengangkat film tersebut sebagai permasalahan mereka di kehidupan sehari-hari.
Kata kunci: Perspektif, Penonton Remaja, Body shaming, Film