dc.description.abstract | Kemampuan berpikir kritis matematis dalam pembelajaran matematika di MTsN 1 Buleleng belum dikuasai dengan baik oleh peserta didik dan masih tergolong rendah. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara awal dengan Guru Matematika diketahui bahwa peserta didik masih kesulitan dalam menyelesaikan soal terkait dengan kemampuan berpikir kritis matematis, peserta didik masih belum bisa mencapai indikator-indikator kemampuan berpikir kritis matematis. Selain itu, berdasarkan hasil pretest menunjukkan bahwa sekitar 75% nilai peserta didik masih berada dalam kategori rendah. Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kemampuan berpikir kritis matematis antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, (2) Untuk mengetahui manakah yang lebih baik antara kemampuan berpikir kritis matematis kelas eksperimen dan kelas kontrol, (3) Untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis matematis kelas eksperimen dan kelas kontrol, (4) Untuk mendeskripsikan keterkaitan antara hasil data analisis kuantitatif dan kualitatif. Penelitian ini merupakan penelitian kombinasi (mix methods) dengan desain sequential explanatory yaitu jenis penelitian yang menganalisis hasil data kuantitatif pada tahap pertama dan menganalisis hasil data kualitataif pada tahap kedua. Pada penelitian kuantitatif, jenis penelitian yang digunakan adalah quasi experimental design. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu Convenience Sampling dan diperoleh kelas VIII-D sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII-F sebagai kelas kontrol. Data penelitian kuantitatif diperoleh dari hasil pretest dan posttest. Analisis yang digunakan adalah uji normalitas, uji homogenitas varians, dan uji t (Independent sample t-test). Sedangkan pada penelitian kualitatif, jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu purposive sampling, sehingga didapat 3 peserta didik kelas eksperimen dan 3 peserta didik kelas kontrol yang kemampuan berpikir kritis matematis tinggi, sedang, dan rendah berdasarkan hasil posttest. Data penelitian kualitatif diperoleh dari observasi, catatan lapangan dan wawancara. Analisis data kualitatif menggunakan triangulasi teknik/metode yaitu membandingkan hasil posttest, wawancara, observasi dan catatan lapangan.
Berdasarkan analisis data kuantitatif menggunakan aplikasi SPSS 23, pada hasil data posttest uji hipotesis menggunakan uji Independent Sample t-test diperoleh nilai Sig = 0,024 < 0,05 yang berarti bahwa terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis matematis antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Untuk uji satu pihak kemampuan berpikir kritis matematis diperoleh thitung > ttabel atau 2,333 > 2,012 dengan df = 46 yang berarti bahwa kemampuan berpikir kritis matematis kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Sedangkan analisis data kualitatif menunjukkan bahwa subjek penelitian kelas eksperimen lebih menguasai indikator-indikator kemampuan berpikir kritis matematis. Berdasarkan hasil analisis data kuantitatif dan data kualitatif menunjukkan bahwa (1) terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis matematis antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. (2) kemampuan berpikir kritis matematis kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. (3) Pencapaian indikator kemampuan berpikir kritis matematis oleh subjek dengan kemampuan berpikir kritis matematis tinggi, sedang, dan rendah pada kelas eksperimen lebih baik daripada subjek kelas kontrol. (4) hasil analisis data kuantitatif dan kualitatif mendukung, melengkapi, dan memperkuat hasil analisis data kuantitatif. Saran untuk peneliti lain dalam membangun dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis agar dapat menggunakan aplikasi yang tepat dalam pembelajaran online seperti aplikasi Sevima Edlink yang dapat digunakan untuk semua mata pelajaran dan untuk semua jenjang pendidikan. | en_US |