Show simple item record

dc.contributor.authorYanti, Afni
dc.date.accessioned2023-01-17T04:27:29Z
dc.date.available2023-01-17T04:27:29Z
dc.date.issued2022-10-12
dc.identifier.urihttp://repository.unisma.ac.id/handle/123456789/6316
dc.description.abstractBerpikir kritis adalah suatu proses yang melibatkan aktivitas mental dalam hal memecahkan masalah, mengevaluasi, menganalisis, hingga pengambilan keputusan. Kemampuan berpikir kritis siswa merupakan suatu modal dasar atau modal intelektual yang sangat penting bagi setiap manusia dan merupakan salah satu fundamental dari kematangan manusia. Kemampuan berpikir kritis siswa itu sangat penting bagi setiap individu siswa, karena memecahkan suatu masalah menggunakan kemampuan berpikir kritis dan sebagai pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan yang tepat. hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah gaya kognitif reflektif dan impulsif. oleh karena itu gaya kognitif reflektif dan impulsif harus diperhatikan dalam diri peserta didik khususnya dalam pembelajaran matematika agar kemampuan berpikir kritis yang dimiliki peserta didik dapat berkembang menjadi lebih baik. Tujuan dalam penelitian ini meliputi : (1) Untuk mendeskripsikan cara siswa dalam menyelesaikan soal kemampuan berpikir kritis dari gaya kognitif reflektif pada peserta didik SMP Negeri 3 Kepanjen. (2) Untuk mendeskripsikan cara siswa dalam menyelesaikan soal kemampuan berpikir kritis dari gaya kognitif Impulsif pada peserta didik SMP Negeri 3 Kepanjen. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data yakni MFFT, Tes dan Wawancara. Instrumen yang digunakan antara lain MFFT (matching familiar figures test), soal tes kemampuan berpikir kritis matematis (KBKM), dan pedoman wawancara. Subjek penelitian yang digunakan sebanyak empat peserta didik dipilih dengan cara purposive sampling. subjek penelitian yang terpilih kemudian diberi tes KBKM dan diwawancarai untuk mengetahui kemampuan berpikir matematis peserta didik. Validasi data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi teknik, yaitu membandingkan hasil tes KBKM dan wawancara. Berdasarkan hasil penelitian terdapat dua simpulan yang diperoleh. Kesimpulan pertama mengenai Berpikir kritis subjek reflektif dalam menyelesaikan masalah matematika yaitu (1) Kedua subjek reflektif yaitu ARP dan TSR mampu memenuhi indikator berpikir kritis memahami soal dengan baik. Hal tersebut ditunjukkan oleh kedua subjek dengan mengungkapkan informasi yang diketahui dan ditanyakan pada soal nomor 1 dan 2 dengan tepat. (2) Kedua subjek reflektif yaitu ARP dan TSR mampu memenuhi indikator berpikir kritis menuliskan konsep matematika. Hal tersebut ditunjukkan oleh kedua subjek yang mampu membuat model matematika dengan tepat pada seluruh masalah yang diberikan.(3) Kedua subjek mampu memenuhi indikator berpikir kritis membuat pemecahan masalah dengan tepat (inference) dan menggunakan semua informasi yang sesuai dengan permasalahan (situation). Akan tetapi, kedua subjek tidak memenuhi indikator kejelasan penulisan (clarity). Hal ini dikarenakan pemisalan yang dibuat oleh kedua subjek mengandung ketidakjelasan.(4) Subjek ARP mampu memenuhi indikator berpikir kritis meninjau kembali (overview). Adapun subjek TSR tidak memenuhi indikator tersebut karena subjek tidak meneliti kembali tentang apa yang ditanyakan sehingga hasil akhir yang diperoleh kurang tepat. Simpulan yang kedua yaitu berpikir kritis subjek impulsif dalam menyelesaikan masalah matematika. (1) Kedua subjek impulsif yaitu DHA dan CEY mampu memenuhi indikator berpikir kritis mengidentifikasi poin-poin utama (fokus). Hal tersebut ditunjukkan oleh kedua subjek dengan mengungkapkan informasi yang diketahui dan ditanyakan pada soal nomor 1 dan 2 dengan tepat. (2) Subjek DHA mampu memenuhi indikator berpikir kritis membuat alasan dengan tepat dan masuk akal (reason). Adapun subjek CEY tidak mampu memenuhi indikator tersebut, karena subjek tidak mampu membuat seluruh model matematika pada soal nomor 2.(3) Kedua subjek tidak mampu memenuhi indikator berpikir kritis membuat pemecahan masalah dengan tepat (inference), menggunakan semua informasi yang sesuai dengan permasalahan (situation) dan kejelasan penulisan (clarity). Subjek DHA hanya mampu indikator inference dan situation pada nomor 1. Adapun subjek CEY hanya mampu memenuhi indikator tersebut pada nomor 2. Kedua subjek sama-sama tidak memenuhi kejelasan penulisan (clarity) pada soal nomor 1 dan 2.(4) Kedua subjek impulsif tidak memenuhi indikator berpikir kritis meninjau kembali (overview). Hal ini dikarenakan kedua subjek tidak meneliti kembali mengenai penyelesaian yang sudah dilakukan pada soal nomor 1 dan 2. Kata Kunci : Analisis Kemampuan Berpikir Kritis, Gaya Kognitif Reflektif dan Impulsif, Garis dan Sudut.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherUniversitas Islam Malangen_US
dc.subjectKeguruan dan Ilmu Pendidikanen_US
dc.subjectPendidikan Matematikaen_US
dc.subjectAnalisis Kemampuan Berpikir Kritisen_US
dc.subjectGaya Kognitif Reflektif dan Impulsifen_US
dc.subjectGaris dan Suduten_US
dc.titleAnalisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Pembelajaran Matematika Ditinjau dari Gaya Kognitif Reflektif dan Impulsif Pada Materi Garis dan Sudut Peserta Didik Kelas VII SMPN 3 Kepanjenen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record