dc.description.abstract | Tanaman jagung merupakan salah satu tanaman pangan yang memiliki peran strategis karena ketersediaan tanaman jagung mempunyai fungsi multiguna. Desa Sumberagung, Kecamatan Panggungrejo merupakan salah satu desa potensial untuk mengusahakan tanaman jagung karena lahan pertaniannya termasuk lahan kering. Di Desa Sumberagung umumnya petani jagung menggunakan faktor-faktor produksi berupa luas lahan, benih, pupuk, pestisida, dan tenaga kerja. Variates benih jagung yang digunakan petani adalah jagung hibrida yang mampu menghasilkan produksi sebanyak 10-12 ton/ha (Syamsia & Idhan, 2019). Namun, kenyataan di lapang produksi jagung di Desa Sumberagung masih belum optimal, rata-rata produksi jagung di Desa Sumberagung masih mencapai 6-7 ton/ha, hal ini dikarenakan penggunaan benih yang terbatas, lahan yang dimiliki petani untuk berusahatani tergolong sempit, kurangnya modal usaha, serangan hama dan penyakit tanaman, dan tingkat kesuburan tanah yang mulai menurun. Namun, dengan terbatasnya faktor-faktor produksi yang dimiliki, petani tetap menginginkan untuk memperoleh keuntungan yang maksimal. Sehingga, penggunaan faktor-faktor produksi harus tepat agar produksi maksimum dan petani memperoleh keuntungan yang maksimal dari usahatani jagung.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1. mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi produksi jagung di Desa Sumberagung. 2. Untuk mengetahui efisiensi alokatif dari faktor-faktor produksi yang digunakan oleh petani dalam berusahatani jagung di Desa Sumberagung. 3. Untuk mengetahui besarnya pendapatan yang diterima oleh petani dari hasil usahatani jagung di Desa Sumberagung.
Pendekatan penelitian dengan menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Penelitian dilaksanakan pada bulan April – Mei 2022. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan simple random sampling, populasi petani jagung hibrida sebanyak 420 petani. Metode untuk menentukan besarnya sampel dengan menggunakan rumus slovin, sehingga sampel petani diperoleh sebanyak 81 orang. Metode analisis data terdiri dari fungsi produksi Cobb-Douglass, analisis efisiensi alokatif, analisis pendapatan, analisis R/C ratio, dan analisis titik impas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil dari uji F menunjukkan nilai Sig. 0,000, sehingga secara simultan faktor produksi luas lahan (X1), benih (X2), pupuk (X3), pestisida (X4), dan tenaga kerja (X5) berpengaruh terhadap produksi jagung di Desa Sumberagung. Hasil dari uji t menunjukkan bahwa luas lahan (X1), benih (X2), pestisida (X4), dan tenaga kerja (X5) secara parsial atau masing-masing berpengaruh nyata terhadap produksi jagung, sedangkan pupuk (X3) tidak berpengaruh nyata terhadap produksi jagung. Hasil analisis efisiensi alokatif menunjukkan bahwa penggunaan faktor produksi luas lahan, benih, dan pestisida belum efisien sehingga perlu dilakukan penambahan penggunaannya, sedangkan faktor produksi tenaga kerja tidak efisien sehingga perlu dilakukan pengurangan dalam penggunaanya dalam kegiatan usahatani. Dari analisis pendapatan diperoleh rata-rata penerimaan petani adalah Rp. 40.430.921/Ha/MT dengan rata-rata total biaya sebesar Rp. 12.632.782/Ha/MT, sehingga pendapatan yang diperoleh petani sebesar Rp. 27.798.139/Ha/MT. Nilai R/C ratio yang diperoleh dari perbandingan penerimaan dengan biaya total adalah 3,2 yang berarti R/C ratio > 1, artinya setiap penambahan faktor produksi sebesar 1% akan menghasilkan produksi sebesar 3,2%, sehingga usahatani dikatakan efisien dan menguntungkan. Nilai titik impas atau BEP menunjukkan jika petani tidak ingin mengalami kerugian maupun tidak mendapat keuntungan maka jumlah produksi minimal harus sesuai dengan nilai BEP produksi yaitu 2.526,56 kg/Ha dan harga jual sesuai dengan besarnya hasil BEP harga yaitu Rp. 1.562,27.
Saran dalam penelitian ini adalah: 1) Untuk menambah penggunaan lahan dalam usahatani jagung petani dapat melakukan sistem sewa lahan. Agar penggunaan benih dapat efisien, maka diharapkan petani untuk melakukan penambahan benih sebanyak 2,75-7,75 kg/Ha. Dan untuk penggunaan pestisida dapat ditambahkan sebanyak 6,96 L/Ha. 2) Untuk tenaga kerja perlu adanya pengurangan agar efisien. Pengurangan tenaga kerja manusia dapat dialihkan dengan menggunakan teknologi mekanik. Seperti pada pengolahan lahan petani dapat mengurangi penggunaan tenaga kerja dengan menggunakan mesin traktor. Dan pada pemanenan dapat menggunakan mesin pemanenan jagung contohnya mesin panen jagung merk firman tipe FCH-177 yang dapat digunakan pada lahan yang luas maupun sempit. 3) Diharapkan adanya penyuluhan untuk petani agar petani mendapatkan pendidikan informal sehingga dapat meningkatkan pengetahuan petani. Tema dalam kegiatan penyuluhan yang dapat diberikan yaitu: pengendalian hama dan penyakit tanaman jagung, penggunaan pupuk yang berimbang, dan jarak tanam yang tepat.
Kata Kunci : Efisiensi, Alokatif, Pendapatan Usahatani, Jagung (Zea mays L.), Kabupaten Blitar
| en_US |