dc.description.abstract | Indonesia mempunyai keunggulan komparatif ( comparatif advantage ) sebagai negara agraris dan maritim. Selama inI, kegiatan ekonomi yang memanfaatkan keunggulan komparatif tersebut telah berkembang di Indonesia yang merupakan salah satu subsistem agribisnis. Pengalam masalalu membuktikan bahwa pembangunan pertanian saja yang tidak di sertai dengan pengembangan industri hulu pertanian , industri hilir pertanian, serta jasa jasa pendukung secara harmonis dan simultan. Efesiensi merupakan jumlah perbandingan antara suatu yang digunakan atau input untuk menghasilkan suatu output tertentu.Penggilingan padi merupakan proses pengolahan gabah menjadi beras dengan batas kadar air 13-14% (Hardjosentono.M, dkk, 2000). Umumnya proses penggilingan padi dapat dipisahlan antara pengolahan gabah menjadi beras pecah kulit dan proses penyosohan yakni pengolahan gabah menjadi beras sosoh/ beras putih. Pemisahan proses ini menggunakan alat yang terpisah juga yakni husker (pemecah kulit) dan polisher (Pemutih/ Penyosoh).
Berdasarkan latar belakang tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Berapa total biaya produksi usaha penggilangan padi pada jenis beras pecah kulit dan beras poles. 2. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan pendapatan dari dua macam beras tersebut. 3. Untuk mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan usaha penggilingan padi pada jenis beras pecah kulit dan beras poles.
Tujuan pertama dari peneliitian ini dianalisis menggunakan analisis usahatani yang meliputi analisis biaya, analisis penerimaan, analisis pendapatan, Tujuan ke dua menggunakan analisis uji beda rata-rata dua sampel bebas yaitu Independent t-test. Tujuan ke tiga menggunakan analisi regresi model logit.
Lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (Purposive) yaitu di Kabupaten Bojonegoro. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan dua metode sampling yaitu purposive sampling dan sensus yang masing-masing digunakan untuk pengambiilan sampel pengusaha beras pecah kulit sebanyak 14 pengusaha dan pengusaha beras poles sebanyak 23 pengusaha. Pengumpulan data menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara secara langsung dengan pengusaha beras pecah kulit dan beras poles sedangkan data sekunder diperoleh dari intansi terkait.
Metode analisi data penelitian ini meliputi anlisi biaya, analisis penerimaan, analisis pendapatan, uji beda rata-rata atau t-hitung (independt sample t-test) dan analisi regresi model logit.
Hasil analisis usaha penggilingan padi yang memproduksi beras pecah kulit dan usaha penggilingan padi yang memproduksi beras poles menunjukkan bahwa biaya produksi pengusaha beras pecah kulit sebesar Rp 106.924.578/produksi lebih rendah dibandingkan biaya produksi pengusaha beras poles sebesar Rp 111.249.081/produksi. Total Pendapatan yang diperoleh pengusaha beras pecah kulit sebesar Rp 4.038.150/Produksi lebih rendah dibandingkan pendapatan pengusaha beras poles sebesar Rp 9.005.353/Produksi. Hasil analisis Independent t-test menunjukkan bahwa Terdapat perbedaan secara signifikan (nyata) antara pendapatan pengusaha beras pecah kulit dan pengusaha beras poles yang dibuktikan dengan hasil analisis uji beda rata-rata (Independent t-tes) yaitu memiliki nilai sig. (0,01) < 0,05.
Hasil analisis regresi model logit diperoleh model Y = 5.160 1n pi/((1-pi) β0 + β1 .005X1 + β₂ .000X₂ + β3 -.170X3 + β4 .001X4 + β5. 00.1X5 + β6 .000X6+ e. Hasil Uji Chi-Square mendapatkan nilai 1.786 dengan signifikan 0.971 > 0.05/5% yang berati model cocok dengan data observasinya (model fit). Uji Goodness of fit mendapatan nilai R Square sebesar 0.568 yang artinya 56,8% variabel gabah kering giling, modal, tenaga kerja, pengalaman usaha, permintaan dan tingkat rendemen memberikan pengaruh terhadap keputusan produksi usaha penggilingan padi pada jenis beras pecah kulit dan beras poles.
Uji Log Likelihood pada block 1 bernilai 29.105 sehingga dikatakan bahwa model yang dihipotesiskan sesuai sehingga bisa digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan produksi usaha penggilingan padi pada jenis beras pecah kulit dan beras poles.
Hasil Uji Parsial dapat diketahui bahwa variabel gabah kering giling dengan nilai signifikan sebesar 0.032, modal dengan nilai signifikan sebesar 0.029, permintaan dengan nilai signifikan sebesar 0.022, tingkat rendemen dengan nilai signifikan sebesar 0.062. yang artinya berpengaruh secara parsial signifikan terhadap keputusan produksi usaha penggilingan padi pada jenis beras pecah kulit dan beras poles sedangkan untuk variabel tenaga kerja dan pengalaman usaha tidak berpengaruh
Kesimuplan pada penelitian ini adalah 1.Total Biaya dan pendapatan, pada usaha penggilingan padi pada jenis beras pecah kulit dan beras poles per produksi yaitu: a. Total biaya yang harus dikeluarkan untuk usaha penggilingan padi yang memproduksi beras pecah kulit sebesar Rp 109.126.812/Produksi dan biaya usaha penggilingan padi yang memproduksi beras poles sebesar Rp 113.960.812/Produksi .b. Total Pendapatan yang diperoleh usaha penggilingan padi yang memproduksi beras pecah kulit sebesar Rp 1.790.202/produksi dan pendapatan usaha penggilingan padi yang memproduksi beras poles sebesar Rp 2.922.261/Produksi. 2. Terdapat perbedaan pendapatan usaha penggilingan padi pada jenis beras pecah kulit dan beras poles yang dibuktikan dengan hasil analisis uji beda rata-rata (Independent t-tes) yaitu memiliki nilai sig. (0,01) < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan secara signifikan (nyata) antara pendapatan usaha penggilingan padi yang memproduksi beras pecah kulit dan usaha penggilingan padi yang memproduksi beras poles. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan produksi usaha penggilingan padi pada jenis beras pecah kulit dan beras poles di Kabupaten Bojonegoro adalah Gabah Kering giling (X1), Modal (X2), Permintaan (X5) Dan Tingkat Rendemen (X6). Sedangkan variabel lain seperti tenaga kerja (X3) dan Pengalaman Usaha (X4), tidak berpengaruh atau tidak signifikan dalam keputusan keputusan produksi usaha penggilingan padi pada jenis beras pecah kulit dan beras poles.
Saran yang dapat peneliti berikan dari hasil penelitian ini adalah yang pertama pengusaha beras di Kabupaten Bojonegoro sebaiknya mengusahakan usaha penggilingan padi yang memproduksi beras poles dikarenakan keuntungan dan kelayakan yang diperoleh lebih tinggi dibandingkan beras pecah kulit. Kedua sebaiknya pengusaha penggilingan padi Secara teknis mampu menghasilkan rendemen beras yang optimal dan bermutu untuk mendukung pemantapan swasembada dan agribisnis beras. Sedangkan dari segi sosial-ekonomi harus mampu memberi dan membagi nilai tambah kepada petani produsen gabah. Ke tiga dengan modal yang kuat, penggilingan padi tetap harus mampu melakukan inovasi agar biaya yang dikeluarkan pada aktivitas tertentu dalam penggilingan dapat diminimalisasi. Ke empat pemerintah, institusi keilmuan, dan lembaga keuangan seperti bank dapat membantu penggilingan dengan memberikan kredit dan teknologi optimalisasi produksi sehingga dapat tercapai produksi yang diharapkan. Ke lima penelitian ini masih terdapat kelemahan seperti pada variabel yang diteliti masih kurang lengkap dan kurang rinci. Kelemahan tersebut diharapkan dapat disempurnakan dengan menyempurnakan variabel- variabel yang diambil atau menambah variabel Sehingga penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk penelitian kedepannya dan dapat melengkapi model yang di analisis.
Kata Kunci : Analisis Komparatif, Faktor- Faktor, Keputusan Usaha, Penggilingan Padi, Beras Pecah Kulit, Beras Poles, Bojonegoro | en_US |