Pendidikan Inklusif sebagai Dasar dalam Membentuk Santri (Studi Fenomenologi di Pondok Pesantren Mamba’us Sholihin Suci Gresik).
Abstract
Penelitian ini membahas pendidikan inkusif di Pondok Pesantren
Mamba’us Sholihin Suci Gresik. Tujuan penelitian ini 1. Nilai-nilai Pendidikan
inklusif sebagai dasar dalam membentuk karakter santri di Pondok Pesantren
Mamba’us Sholikhin Suci Gresik 2. Implementasi pendidikan inklusif sebagai
dasar dalam membentuk karakter santri di Pondok Pesantren Mamba’us Sholihin
Suci Gresik.3. Model Pendidikan inklusif sebagai dasar dalam membentuk
karakter santri di Pondok Pesantren Mamba’us Sholihin Gresik.
Paradigma penelitian ini menggunakan paradigma fenomenologi,
pendekatan kualitatif, jenis studi kasus. Teknik pengumpulan data menggunakan
tiga jenis strategi, yaitu qualitative interviews, qualitative observation, dan
qualitative documents. Analisis yang dilakukan dalam dua tahap, yaitu analisis
data tunggal dan analisis data situs.
Penelitian ini mendapati kesimpulan 1. Membangun nilai-nilai
pendidikan inklusif sebagai dasar dalam membentuk karakter santri
dilakukan dengan menerapkan konsep tasamuh; nilai al-Infitah/ dinamis; nilai
tanawue/keragaman dan nilai Islam rahmatan lil alamin. 2. Implementasi
pendidikan inklusif sebagai dasar dalam membentuk karakter santri di
Pondok pesantren Mamba’us Sholihin Gresik dilaksanakan dalam bentuk
perumusan Pelaksaaan Program pondok pesantren dengan penyelenggaraan
kurikulum yang mengadopsi perpaduan sistem salaf dan modern yang berkiblat
pada pesantren Gontor dan Langitan sebagai kiblat dari program penguasaan
bahasa Arab dan Inggris sebagai bahasa sehari- hari santri, sedangkan pondok
pesantren Langitan sebagai kiblat pesantren Mambaus Sholihin dalam hal
kurikulum Salafiyahnya, selain itu dengan program tahfidz quran, tahfidz mutun,
bahtsul masail fiqhiyyah, munaqosyah nahwiyyah. 3. Model Pendidikan Inklusif
Sebagai Dasar Dalam Membentuk Karakter Santri di di Pondok Pesantren
Mamba’us Sholihin Suci Gresik menggunakan model tarbiyah melalui model
keteladanan, bimbingan, motivasi dan pentingnya memiliki niat yang tulus dalam
belajar, dan model taklim yang dilakukan melalui membangkitkan imajinasi santri
secara visioner dan kreatif, mengembangkan bakat dan minat, serta meningkatkan
kualitas keimanan sebagai bentuk memurnikan hati santri, serta model ta’dib yang
dilakukan dengan membentuk komitmen melalui ikrar santri dan pendekatan
kekeluargaan.