dc.description.abstract | Pembelajaran matematika adalah suatu proses pembentukan pola berfikir
dalam memahami suatu pengertian, penalaran, dan hubungan antar konsep
matematika. Kemampuan koneksi matematis merupakan kemampuan mencari
hubungan berbagai representasi konsep dan prosedur, menilai keterkaitan antar
topik matematika, menerapkan matematika dalam bidang ekonomi atau dalam
kehidupan sehari-hari. Salah satu perlunya memiliki kemampuan koneksi
matematis yaitu konsep-konsep dalam matematika saling berkaitan atau
berhubungan. Selain itu pentingnya menumbuhkan kemampuan koneksi
matematis peserta didik adalah agar peserta didik mempunyai kemampuan dalam
proses menyelesaikan masalah. Salah satu bentuk menyelesaikan masalah yaitu
dalam menyelesaikan soal cerita.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan koneksi
matematis dalam menyelesaikan soal cerita pada subpokok materi kubus dan
balok peserta didik kelas VIII. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
deskriptif. Subjek penelitian yakni peserta didik kelas VIII MTsN 1 Kota
Pasuruan yang berdomisili di Kec. Rejoso Kab. Pasuruan. Subjek penelitian
dipilih berdasarkan kemampuan matematika yang diambil dari dokumen guru
yaitu nilai ulangan harian materi bangun ruang sisi datar dan diskusi dengan guru
mata pelajaran matematika. Penentuan subjek penelitian berdasarkan kemampuan
matematika mengacu pada skala penilaian yang ditetapkan Ratumanan dan
Laurens yaitu tingkat kemampuan matematika peserta didik dikategorikan
kemampuan rendah jika 0 ≤ rata-rata ulangan harian ≤ 60, dikategorikan
kemampuan sedang jika 60 ˂ rata-rata ulangan harian < 80, dikategorikan
kemampuan tiggi jika 80 ≤ rata-rata ulangan harian ≤ 100. Diperoleh 2 peserta
didik memiliki kemampuan matematika tinggi, 7 peserta didik memiliki
kemampuan matematika rendah , dan 4 peserta didik memiliki kemampuan
matematika rendah, dengan pertimbangan kemudahan peneliti menjangkau rumah
subjek penelitian dan berdasarkan protokol Covid-19, maka diambil 6 subjek
penelitian dengan kategori 2 peserta didik berkemampuan matematika tinggi, 2
peserta didik berkemampuan matematika sedang, dan 2 peserta didik
berkemampuan matematika rendah. Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah tes, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan tahaptahap berikut yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Pengecekan keabsahan data menggunakan triangulasi teknik.
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh kesimpulan bahwa kemampuan
koneksi matematis peserta didik adalah sebagai berikut, 1) peserta didik
berkemampuan matematika tinggi mampu memenuhi semua indikator koneksi
matematis dalam menyelesaikan soal cerita materi kubus dan balok. . Perbedaan
peserta didik berkemampuan matematika tinggi terletak pada daya ingat, subjek
LF mempunyai daya ingat cepat dilihat pada proses mengerjakan tes selesai lebih
cepat dari waktu yang ditetapkan oleh peneliti dan subjek FT mempunyai daya
ingat lama dilihat dari proses mengerjakan tes selesai tepat pada waktu yang
ditetapkan oleh peneliti, 2) peserta didik berkemampuan matematika sedang
cenderung dapat memenuhi indikator kemampuan koneksi matematis yaitu
mampu memenuhi 2 dari 3 indikator kemampuan koneksi matematis dalam
menyelesaikan soal cerita, berdasarkan data subjek AR ternyata memiliki rata-rata
ulangan harian 75 yang menunjukkan bahwa cenderung kepada kemampuan
matematika tinggi dan cenderung tidak dapat memenuhi satupun indikator
kemampuan koneksi matematis dalam menyelesaikan soal cerita materi kubus dan
balok, sedangkan subjek NL ternyata memiliki rata-rata ulangan harian adalah 69
yang menunjukkan bahwa cenderung kepada kemampuan matematika rendah dan
3) peserta didik berkemampuan matematika rendah tidak mampu memenuhi
satupun indikator kemampuan koneksi matematis dalam menyelesaikan soal cerita
materi kubus dan balok. | en_US |