COLLLABORATIVE GOVERNANCE DALAM TATA KELOLA PARIWISATA BERKELANJUTAN DI DESA WISATA KERTOSARI
Abstract
Latar belakang dari penelitian ini adalah terkait dengan kondisi Desa Wisata Kertosari
setelah pandemi yang eksistensinya masih terjaga meskipun sempat ditutup akibat dampak
pandemi. Kunjungan wisatawan tercatat sebesar enam ratus tiga puluh empat wisatawan
dari bulan Agustus hingga Desember 2020 setelah PPKM dicabut. Eksistensi tersebut dapat
bertahan karena proses collaborative governance yang dilakukan sehingga menarik untuk
ditelaah lebih dalam.
Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah (1)Memberikan hasil Analisa dan deskripsi
efektivitas dari collaborative governance dalam tata kelola pariwisata berkelanjutan di Desa
Kertosari. (2)Mendeskripsikan peran seluruh stakeholder dalam tata kelola pariwisata
berkelanjutan di Desa Kertosari. (3) Menganalisa strategi sekaligus faktor pendukung
keberhasilan tata Kelola pariwisata berkelanjutan melalui collaborative governance di
Desa Kertosari.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif yaitu penelitian yang
membutuhkan kedalaman penghayatan terhadap interaksi antara analisis atau konsep
secara mendalam mengenai hubungan-hubungan konsep yang dikaji secara empirik.
Adapun pengumpulan data menggunakan beberapa metode seperti ; (a) observasi (b)
wawancara (c) dokumentasi. Teknik analisis data penelitian menggunakan tiga Langkah
kegiatan yaitu ; reduksi data, display data dan verifikasi data.
Hasil dari penelitian ini adalah ; (1) collaborative governance di Desa Wisata Kertosari
dapat dikatakan baik dan efektif karena telah melalui seluruh tahapan collaborative
governance yang disebutkan oleh Ansell dan Gash seperti kondisi awal, kepemimpinan
fasilitatif, desain kelembagaan, dan proses kolaborasi. (2) peran stakeholder yang terlibat
dalam Desa Wisata Kertosari sudah sesuai peran dan fungsinya meliputi (a) Pokdarwis
Randuwana dengan peranan sebagai koordinator, fasilitator, implementer, akselerator. (b)
Masyarakat Desa Kertosari sebagai implementer (c) pemerintah Desa Kertosari sebagai
koordinator dan fasilitator (d) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Pasuruan
sebagai policy creator, coordinator, fasilitator, dan implementer. (3) Strategi sekaligus
faktor pendukung keberhasilan tata Kelola pariwisata Desa Wisata Kertosari melalui
SWOT yaitu (a)Streght-Opportunities (SO) : membangun dan melengkapi kebutuhan
pariwisata, meningkatkan even pariwisata, mengembangkan atraksi wisata. (b) Weakness Opportunities (WO): Menggandeng pihak swasta, meningkatkan promosi wisata. (c)
Strenght-Threats (ST) : mengoptimalkan potensi alam dan keunikan Desa Wisata
Kertosari, menggelar festival pagelaran budaya. (d) Weakness-Threats (WT) : Peningkatan
kualitas sumber daya manusia, melakukan pengawasan dan pemeliharaan fasilitas.