Show simple item record

dc.contributor.authorKurniawan, Andi
dc.date.accessioned2023-04-17T01:37:41Z
dc.date.available2023-04-17T01:37:41Z
dc.date.issued2023-01-22
dc.identifier.urihttp://repository.unisma.ac.id/handle/123456789/7116
dc.description.abstractSikap konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keingan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Untuk pembelian barang berharga jual rendah dan tinggi konsumen perlu pertimbangan pengambilan keputusan yang matang. Saat ini budaya hidup sehat masyarakat semakin meningkat, apalagi setelah adanya pandemi covid-19, perubahan gaya hidup sehat di tengah masyarakat, salah satunya kebiasaan mengonsumsi makanan sehat dengan gizi seimbang. Sayuran Organik merupakan komoditas hortikultura yang banyak diminati untuk dikembangkan pada pertanian organik saat ini. Keunggulan dari sayuran organik adalah mengandung antioksidan 10-50% di atas sayuran non organik. Kandungan nitrat dalam sayuran dan buah organik diketahui 25% lebih rendah dari yang non organik. Hal tersebut membuat sayuran organik layak dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat. Adanya kesadaran masyarakat akan dampak negatif yang ditimbulkan oleh pestisida maupun pupuk kimia dan munculnya gaya hidup sehat masyarakat juga mengubah pola konsumsi, dari mengkonsumsi sayuran konvensional menjadi sayuran organik sehingga akan meningkatkan peluang pemasaran sayuran organik. Pemenuhan kebutuhan konsumsi sayuran penduduk di Indonesia membutuhkan produktivitas dan kinerja pemasaran yang efektif. Konsumen menyukai produk sayuran dalam keadaan segar dan higenis, sedangkan sayuran memiliki sifat rentan terhadap kerusakan (mudah busuk). Sayuran biasanya didatangkan dari tempat lain yang jauh dari perkotaan yang harus segera mungkin dikonsumsi karena memiliki keterbatasan waktu sebelum busuk atau mengalami penurunan kualitas. Sayur Organik Gresik merupakan tempat produksi dan penyedia berbagai macam sayuran organik dengan sistem budidaya yang bebas dari bahan kimia. Sayur Organik Gresik sendiri merupakan tempat yang menyediakan segala macam kebutuhan pokok dengan fasilitas yang memadai bagi para penjual dan pembeli (konsumen) dalam melakukan aktivitas jual beli berbagai sayuran segar. Selain itu, Sayur Organik Gresik juga lebih berfokus pada Online Delivery sehingga pihak pengelola pasar perlu mengetahui sikap konsumen dalam berbelanja sayur di tempat tersebut. Dalam penelitian ini memiliki dua tujuan yaitu sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui karakteristik konsumen sayur organik di Sayur Organik Gresik. 2) Untuk mengetahui faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen terhadap keputusan pembelian sayur organik di Sayur Organik Gresik. Lokasi penelitian dilaksanakan pada saat penjualan sayur di Event Car Free Day Gresik dengan metode non probably sampling menggunakan teknik accidental sampling. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan bersifat kuantitatif. Pendekatan analisis kuantitatif digunakan untuk menampilkan data dalam bentuk tabel. Regresi logistik digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen terhadap pembelian sayuran organik. Metode pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Microsoft dan SPSS versi 24. Dalam peneltian ini yang diukur adalah variabel X1 Harga, X2 Kesegaran, X3 Kecerahan Warna, X4 Bentuk Fisik, X5 Kemasan dan variabel Y Keputusan Konsumen dalam membeli produk hidroponik. Dengan pengukuran nilai 1 = jika konsumen membeli sayuran hidroponik, 0 = jika konsumen tidak membeli sayuran hidroponik. Hasil dari penelitian didapatkan bahwa karakteristik konsumen yang membeli sayuran organik sebagian besar memiliki usia 20-25 tahun (40,8%), berpendidikan terakhir sarjana (69,4%), bekerja sebagai wiraswasta (49,0%), memiliki pendapatan berkisar Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000 (40,8%) dan memiliki jumlah anggota keluarga sebanyak 3-4 orang (55,1%). Untuk karakteristik konsumen yang tidak membeli sayuran organik sebagian besar memiliki usia 20-25 tahun (81,3%), berpendidikan terakhir sarjana (81,3%), bekerja sebagai wiraswasta (50,0%), memiliki pendapatan berkisar Rp 0 – Rp 1.000.000 (56,3%) dan memiliki jumlah anggota keluarga sebanyak 3-4 orang (62,5%). Dari hasil analisis regresi model logit dapat diketahui bahwa variabel harga, kecerahan warna, bentuk fisik, dan kemasan berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan konsumen sayuran hidroponik sedangkan untuk variabel kesegaran tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan konsumen sayuran hidroponik dan variabel yang paling berpengaruh terhadap kepuasan konsumen sayuran hidroponik adalah variabel Kemasan dan Kecerahan Warna. Berdasarkan penelitian yang telah di lakukan, saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut: 1.) Kesegaran Warna, dan Kemasan, menjadi hal yang paling dipertimbangkan dalam pilihan konsumen maka dari itu produsen harus menjaga mutu dan kualitas dari sayuran organik, dengan cara perlakuan pasca panen yang tepat, menjaga perlakuan pengemasan dan pengangkutan sayuran agar tetap baik pada tangan konsumen. 2.) Para produsen sebaiknya menambahkan ketersediaan sayuran organik yang spesifikasi atributnya menjadi pilihan mayoritas konsumen, serta menyesuaikan proporsi produksi sayuran yang spesifikasi atributnya hanya menjadi preferensi minoritas konsumen. Kata Kunci : Analisis, Keputusan Konsumen, Sayuran Organik, Sayur Organik Gresiken_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherUniversitas Islam Malangen_US
dc.subjectPertanianen_US
dc.subjectAgribisnisen_US
dc.subjectAnalisisen_US
dc.subjectKeputusan Konsumenen_US
dc.subjectSayuran Organiken_US
dc.subjectSayur Organik Gresiken_US
dc.titleAnalisis Keputusan Konsumen dalam Membeli Sayuran Organik di Sayur Organik Gresiken_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record