dc.description.abstract | Industri rokok adalah salah satu agroindustri yang berbahan baku
tembakau. Industri rokok bersifat padat karya dan memberikan sumbangan yang
cukup besar dalam perekonomian bangsa. Badan Kesehatan Dunia (World Health
Organization/WHO) mengisbatkan Indonesia menjadi negara dengan jumlah
perokok terbesar ketiga dunia setelah China dan India, dengan jumlah perokok
sebesar 36,3% dari populasi atau 94 juta orang dengan peningkatan hingga tahun
2018 sebanyak 321.9 Miliar batang telah di produksi menurut Tim Riset CNBC
(Consumer News and Business Channel) Indonesia.
Dengan potensi ini dilakukan penelitian dengan tujuan untuk
mengidentifikasi faktor-faktor dalam bauran pemasaran secara bersama-sama
digunakan sebagai bahan pertimbangan konsumen dan untuk mengetahui faktor
bauran pemasaran utama yang paling mempengaruhi keputusan konsumen dalam
mengonsumsi produk rokok di Kelurahan Dinoyo Kecamatan Lowokwaru Kota
Malang yang meliputi variabel produk (ketersediaan produk, kemasan, bentuk
fisik, merek, variasi produk, tingkat hisapan, cita rasa dan loyalitas), kemudian
variabel harga (kesesuian harga, persepsi harga, perbandingan harga dan
perubahan harga), variabel distribusi (jumlah pengecer, kemudahan mendapatkan
produk dan kenyamanan tempat) dan variabel promosi (daya tarik iklan, promosi
mendapatkan iklan dan sponsorship). Penelitian ini dilakukan pada bulan
November-Desember 2019 dari populasi sebanyak 95 orang responden dengan
pengambilan sampel secara accidental sampling atau kebetulan serta
menggunakan metode analisis regresi linier berganda, uji koefisien determinasi,
uji multikolinearitas, uji F dan uji T.
Dari hasil penelitian terhadap variabel dapat dijelaskan sebagai tingkat
dominan dan nominasi tertinggi yaitu dari variabel produk berupa ketersedian
produk mempunyai tingkat tertinggi dengan kesangatsetujuan 50,52%,
ketidaksetujuan kemasan dan bentuk fisik 37,89% dan 36,84%, dilanjutkan
dengan tingkat kesetujuan merek 31,57%, ketidaksetujuan variasi produk 38,94%,
tingkat kesetujuan hisapan 36,84%, kesangatsetujuan cita rasa 47,36%, dan
kesetujuan loyalitas 35,78%. Berikutnya untuk variabel harga berupa
ketidaksetujuan kesuaian harga 34,73%, kesangatsetujuan persepsi harga 27,36%,
kesetujuan perbandingan harga 45,26% dan 36,84% ketidaksetujuan dengan
perubahan harga. Kemudian tingkat kesetujuan variabel distribusi berupa jumlah
pengecer 36,84%, kemudahan dalam mendapatkan produk 47,36% dan
kenyamanan tempat 30,52%. Kemudian variabel promosi berupa daya tarik iklan
dengan tingkat kesetujuan 46,31%, ketidaksetujuan frekuensi mendapatkan iklan
40.00% dan kesetujuan sponsorship 42.10%. Dapat pula ditulis persamaan data
analisis regresi linier berganda : Konsumsi (Y) = 141 + 1,57 Produk (X1) – 5,19
Harga (X2) + 22,4 Distribusi (X3) + 7,06 Promosi (X4). Kemudian koefisien
determinasi menyatakan diperoleh R2
sebesar 69% yang maknanya keragaman terjadi terhadap bauran pemasaran pada produk rokok di Kelurahan Dinoyo
Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. Sisanya 31% dijelasakan oleh variabel lain
diluar model. Uji multikolinearitas menunjukkan bahwa adanya gangguan asumsi
klasik pada sebuah model regresi berganda OLS (Ordinary Least Square) yaitu
bebas dari hubungan yang erat antar variabel bebas atau multicoliniearity.
Berdasarkan angka VIF (Variance Inflation Factor) pada hasil analisis
menunjukkan angka di bawah 10. Untuk nilai F hitung sebesar 50,17 dan
berpengaruh nyata (significant) pada tingkat significant = 0,0001. Hal ini
menunjukkan arti bahwa model regresi berganda bisa digunakan untuk
mengestimasi variabel bebas (produk, harga, promosi dan promosi) terhadap
variabel tak bebas (konsumsi produk rokok) secara bersama-sama/serentak
berpengaruh terhadap variabel tak bebas (konsumsi produk rokok). Kemudian uji
T menunjukkan variabel produk tidak berpengaruh nyata terhadap konsumsi
produk rokok, dengan angka probabilitas/P sebesar 0,515. Variabel harga
berpengaruh nyata terhadap konsumsi produk rokok dengan angka probabilitas/P
sebesar 0,010. Angka koefisien determinasi sebesar -5,187 memberikan arti
bahwa, jika harga meningkat satu satuan maka konsumsi produk rokok rokok
akan berkurang sebesar 5,187 satu satuan. Variabel distribusi berpengaruh nyata
terhadap konsumsi produk rokok dengan, angka probabilitas/P sebesar 0,001.
Angka koefisien determinasi sebesar 22,381 memberikan arti bahwa, jika
distribusi meningkat satu satuan maka konsumsi produk rokok rokok akan
bertambah sebesar 22,381 satuan. Variabel promosi berpengaruh nyata terhadap
konsumsi produk rokok, dengan angka probabilitas/P sebesar 0,002. Angka
koefisien determinasi sebesar 7,060 memberikan arti bahwa, jika promosi
meningkat satu satuan maka konsumsi produk rokok rokok akan bertambah
sebesar 7,060 satuan.
Adapun sebagai bentuk pengembangannya yaitu Adanya tingkat kualitas
dari kemasan, bentuk fisik dan cita rasa dengan harga seimbang yang diberikan
distributor atau pengecer terhadap konsumen agar nantinya keberlanjutan suatu
produk dapat mempertahankan loyalitas konsumen kemudian meningkatkan jasa
dan pelayanan dari segi pemasaran dan promosi kepada konsumen atau penerima
sponsor agar nantinya existensi dan cita perusahaan dapat dipercaya konsumen
dengan baik. | en_US |