Analisis Bauran Pemasaran Produk Rokok di Keluharan Dinoyo Kecamatan Lowokwaru Kota Malang

Show simple item record

dc.contributor.author Hardiyono, Tommy
dc.date.accessioned 2020-12-04T01:22:44Z
dc.date.available 2020-12-04T01:22:44Z
dc.date.issued 2020-04-13
dc.identifier.uri http://repository.unisma.ac.id/handle/123456789/722
dc.description.abstract Industri rokok adalah salah satu agroindustri yang berbahan baku tembakau. Industri rokok bersifat padat karya dan memberikan sumbangan yang cukup besar dalam perekonomian bangsa. Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) mengisbatkan Indonesia menjadi negara dengan jumlah perokok terbesar ketiga dunia setelah China dan India, dengan jumlah perokok sebesar 36,3% dari populasi atau 94 juta orang dengan peningkatan hingga tahun 2018 sebanyak 321.9 Miliar batang telah di produksi menurut Tim Riset CNBC (Consumer News and Business Channel) Indonesia. Dengan potensi ini dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor dalam bauran pemasaran secara bersama-sama digunakan sebagai bahan pertimbangan konsumen dan untuk mengetahui faktor bauran pemasaran utama yang paling mempengaruhi keputusan konsumen dalam mengonsumsi produk rokok di Kelurahan Dinoyo Kecamatan Lowokwaru Kota Malang yang meliputi variabel produk (ketersediaan produk, kemasan, bentuk fisik, merek, variasi produk, tingkat hisapan, cita rasa dan loyalitas), kemudian variabel harga (kesesuian harga, persepsi harga, perbandingan harga dan perubahan harga), variabel distribusi (jumlah pengecer, kemudahan mendapatkan produk dan kenyamanan tempat) dan variabel promosi (daya tarik iklan, promosi mendapatkan iklan dan sponsorship). Penelitian ini dilakukan pada bulan November-Desember 2019 dari populasi sebanyak 95 orang responden dengan pengambilan sampel secara accidental sampling atau kebetulan serta menggunakan metode analisis regresi linier berganda, uji koefisien determinasi, uji multikolinearitas, uji F dan uji T. Dari hasil penelitian terhadap variabel dapat dijelaskan sebagai tingkat dominan dan nominasi tertinggi yaitu dari variabel produk berupa ketersedian produk mempunyai tingkat tertinggi dengan kesangatsetujuan 50,52%, ketidaksetujuan kemasan dan bentuk fisik 37,89% dan 36,84%, dilanjutkan dengan tingkat kesetujuan merek 31,57%, ketidaksetujuan variasi produk 38,94%, tingkat kesetujuan hisapan 36,84%, kesangatsetujuan cita rasa 47,36%, dan kesetujuan loyalitas 35,78%. Berikutnya untuk variabel harga berupa ketidaksetujuan kesuaian harga 34,73%, kesangatsetujuan persepsi harga 27,36%, kesetujuan perbandingan harga 45,26% dan 36,84% ketidaksetujuan dengan perubahan harga. Kemudian tingkat kesetujuan variabel distribusi berupa jumlah pengecer 36,84%, kemudahan dalam mendapatkan produk 47,36% dan kenyamanan tempat 30,52%. Kemudian variabel promosi berupa daya tarik iklan dengan tingkat kesetujuan 46,31%, ketidaksetujuan frekuensi mendapatkan iklan 40.00% dan kesetujuan sponsorship 42.10%. Dapat pula ditulis persamaan data analisis regresi linier berganda : Konsumsi (Y) = 141 + 1,57 Produk (X1) – 5,19 Harga (X2) + 22,4 Distribusi (X3) + 7,06 Promosi (X4). Kemudian koefisien determinasi menyatakan diperoleh R2 sebesar 69% yang maknanya keragaman terjadi terhadap bauran pemasaran pada produk rokok di Kelurahan Dinoyo Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. Sisanya 31% dijelasakan oleh variabel lain diluar model. Uji multikolinearitas menunjukkan bahwa adanya gangguan asumsi klasik pada sebuah model regresi berganda OLS (Ordinary Least Square) yaitu bebas dari hubungan yang erat antar variabel bebas atau multicoliniearity. Berdasarkan angka VIF (Variance Inflation Factor) pada hasil analisis menunjukkan angka di bawah 10. Untuk nilai F hitung sebesar 50,17 dan berpengaruh nyata (significant) pada tingkat significant = 0,0001. Hal ini menunjukkan arti bahwa model regresi berganda bisa digunakan untuk mengestimasi variabel bebas (produk, harga, promosi dan promosi) terhadap variabel tak bebas (konsumsi produk rokok) secara bersama-sama/serentak berpengaruh terhadap variabel tak bebas (konsumsi produk rokok). Kemudian uji T menunjukkan variabel produk tidak berpengaruh nyata terhadap konsumsi produk rokok, dengan angka probabilitas/P sebesar 0,515. Variabel harga berpengaruh nyata terhadap konsumsi produk rokok dengan angka probabilitas/P sebesar 0,010. Angka koefisien determinasi sebesar -5,187 memberikan arti bahwa, jika harga meningkat satu satuan maka konsumsi produk rokok rokok akan berkurang sebesar 5,187 satu satuan. Variabel distribusi berpengaruh nyata terhadap konsumsi produk rokok dengan, angka probabilitas/P sebesar 0,001. Angka koefisien determinasi sebesar 22,381 memberikan arti bahwa, jika distribusi meningkat satu satuan maka konsumsi produk rokok rokok akan bertambah sebesar 22,381 satuan. Variabel promosi berpengaruh nyata terhadap konsumsi produk rokok, dengan angka probabilitas/P sebesar 0,002. Angka koefisien determinasi sebesar 7,060 memberikan arti bahwa, jika promosi meningkat satu satuan maka konsumsi produk rokok rokok akan bertambah sebesar 7,060 satuan. Adapun sebagai bentuk pengembangannya yaitu Adanya tingkat kualitas dari kemasan, bentuk fisik dan cita rasa dengan harga seimbang yang diberikan distributor atau pengecer terhadap konsumen agar nantinya keberlanjutan suatu produk dapat mempertahankan loyalitas konsumen kemudian meningkatkan jasa dan pelayanan dari segi pemasaran dan promosi kepada konsumen atau penerima sponsor agar nantinya existensi dan cita perusahaan dapat dipercaya konsumen dengan baik. en_US
dc.language.iso other en_US
dc.publisher Universitas Islam Malang en_US
dc.subject Pemasaran Produk en_US
dc.subject Rokok en_US
dc.title Analisis Bauran Pemasaran Produk Rokok di Keluharan Dinoyo Kecamatan Lowokwaru Kota Malang en_US
dc.type Other en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Kolom Pencarian


Browse

My Account