Show simple item record

dc.contributor.authorAnshari, Randi Wijaya
dc.date.accessioned2023-05-27T01:34:28Z
dc.date.available2023-05-27T01:34:28Z
dc.date.issued2023-03-04
dc.identifier.urihttp://repository.unisma.ac.id/handle/123456789/7257
dc.description.abstractTanaman buah - buahan merupakan tanaman yang masih prospektif untuk dikembangkan pada saat ini, buah apel merupakan salah satu buah yang diperdagangkan hingga ke luar negeri, Kecamatan Bumiaji merupakan salah satu wilayah di Kota Batu yang terkenal dengan tingginya hasil panen apel dan wisata petik apel sehingga kecamatan Bumiaji menjadi lokasi sentra tanaman apel di Kota Batu, ada 3 Varietas tanaman apel yang mudah ditemukan di Kota Batu yaitu Apel Anna, Apel Manalagi dan Apel Rome. Beberapa tahun terakhir petani apel mulai merasakan dari penurunan hasil panen yang diterima, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor cuaca yang tidak menentu, ketergantungan petani terhadap pupuk anorganik dan pestisida yang tidak ramah lingkungan dan banyak faktor lainnya yang mempengaruhi menurunnya hasil panen yang didapatkan oleh petani. Suatu upaya yang dapat diterapkan petani untuk memaksimalkan hasil dari lahannya adalah dengan menerapkan sistem tumpangsari, sistem tumpangsari merupakan sistem budidaya yang mengoptimalkan lahan pertanian dengan menanam lebih dari satu tanaman pertanian, tumpangsari digunakan untuk meningkatkan produktivitas lahan, mengurangi risiko usahatani, serta menjamin kelangsungan pendapatan usahatani. Berdasarkan dari latar belakang diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah : (1) Untuk mengetahui perbedaan pendapatan dan mengetahui efisiensi dari usahatani apel dengan penerapan sistem tumpangsari dan non tumpangsari dalam 1 musim panen apel. (2) Untuk mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan usahatani apel untuk menerapkan sistem tumpangsari. Penetapan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) yang didasarkan pada pertimbangan bahwa Dusun Junggo Desa Tulungrejo merupakan dusun yang memiliki banyak petani apel. Waktu pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Desember 2022. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode Snawball Sampling dan untuk penentuan jumlah sampel menggunkanan teknik Maholtra dengan total sampel 35 ( 7 variabel x 5 ) didapatkan jumlah sampel petani apel tumpangsari sebanyak 10 sampel dan petani apel non tumpangsari sebanyak 25 sampel. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer yang dikumpulkan dengan wawancara menggunakan kuesioner langsung kepada petani. Metode analisis data yang digunakan untuk mengetahui perbedaan pendapatan dan efisiensi usahatani apel tumpangsari dengan usahatani non tumpangsari menggunakan Independen sample T-test dan untuk mengatahui faktor - faktor yang mempengaruhi keputusan petani untuk menerapkan sistem tanam menggunakan Analisis Logit. Hasil dari penelitian perbedaan dari pendapatan dan efisiensi dari usahatani apel tumpangsari dan non tumpangsari diketahui bahwa terjadi perbedaan pendapatan yang diterima, pendapatan yang diterima oleh petani apel tumpangsari sebanyak Rp. 33.179.078 sedangkan pendapatan petani apel non tumpangsari sebanyak Rp. 26.091.905 Hasil dari Independen sample T-test pendapatan petani apel sebesar 0.340 diatas dari 0.05 sehingga dapat disimpulkan jika terdapat perbedaan pendapatan dari kedua sistem tanam, sedangkan untuk efisiensi usahatani apel tumpangsari didapatkan nilai R/c Ratio sebesar 1,64 dan untuk efisiensi sistem tanam non tumpangsari didapatkan nilai R/c Ratio 1,59, hasil dari Independen sample T-test pendapatan petani apel sebesar 0.251 diatas dari 0.05 sehingga dapat disimpulkan jika terdapat perbedaan efisiensi dari kedua sistem tanam. Hasil dari perhitungan analisis logit variabel yang dapat dikatakan berpengaruh ketika nilai sig dibawah dari 0,05 hasil dari perhitungan menggunakan aplikasi spss maka dapat diketahui faktor – faktor yang berpengaruh terhadap keputusan petani untuk menerapkan sistem tanam sebagai berikut usia (X1) nilai sig 0.010, pengalaman usahatani (X3) dengan nilai sig 0.035 dan pendapatan usahatani (X6) dengan nilai sig 0.045. Sedangkan untuk variabel yang tidak memengaruhi petani adalah variabel tingkat pendidika (X2), luas lahan (X4), tanggungan keluarga (X5). Saran yang peneliti dapat sampaikan terhadap petani apel yaitu (1) Petani apel di Dusun Junggo sebaiknya menerapkan sistem tanam tumpangsari untuk usahataninya dikarenakan keuntungan dan kelayakan yang diperoleh lebih tinggi dibandingkan sistem non tumpangsari, (2) Petani dapat menerapkan sistem tanam tumpangsari dengan memperbaiki teknisnya dalam mengusahakan usahatani apelnya dengan lebih menggunakan pupuk organik untuk pemberian pupuk terhadap tanaman tumpangsarinya, memilih varietas yang baik untuk tanaman tumpangsarinya agar petani mendapatkan hasil panen yang baik, menetapkan hari tanam agar tidak terjadi panen bersamaan sehingga harga jual dari tanaman tumpangsari dapat sesuai dengan harapan petani, (3) Bagi peneliti selanjutnya dapat meneliti mengenai apakah keikut sertaan kelompok tani dapat mempengaruhi petani dalam menerapkan sebuah inovasi terbaru. Kata Kunci : Studi Komparatif, Pendapatan Usahatani Apel, Tumpangsari, Non Tumpangsari, Kota Batu  en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherUniversitas Islam Malangen_US
dc.subjectPertanianen_US
dc.subjectAgribisnisen_US
dc.subjectStudi Komparatifen_US
dc.subjectPendapatan Usahatani Apelen_US
dc.subjectTumpangsarien_US
dc.subjectNon Tumpangsarien_US
dc.subjectKota Batuen_US
dc.titleStudi Komparatif Pendapatan Usahatani Apel Tumpangsari dengan Non Tumpangsari di Dusun Junggo Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batuen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record