dc.description.abstract | Islam hadir memberikan petunjuk bagi umat manusia, karena ajarannya penuh
dengan nilai dan norma yang menerangi jalan menuju kebahagiaan sejati dunia akhirat,
akan tetapi nilai dan norma yang terkandung di dalamnya tidak serta merta dapat diraih
tanpa proses pembelajaran yang tepat, efektif dan efisien, mempertimbangkan dimensi,
hakikat dan tujuan penciptaan manusia secara keseluruhan.
Penelitian ini berkenaan dengan fenomena pendidikan Islam multikultur yang
dipandang sebagai salah satu alternatif model pendidikan agama islam dalam menanamkan
nilai-nilai islam yang komprehensif pada peserta didik dalam konteks keindonesiaan
dengan tingkat heterogenitasnya yang tinggi. Fokus utama penelitian ini didasarkan pada
fenomena keagamaan pada Seninan dan Selosoan yang dilaksanakanakan di Pesantren
Ngalah, yaitu tentang:1) nilai-nilai islam multikultural apa saja yang diajarkan pada
Seninan dan Selosoan, 2) bagaimanakah proses pembelajaran pendidikan agama Islam
multikultural yang didasarkan pada nilai-nilai pendidikan pada Seninan dan Selosoan, dan
3) bagaimanakah model pendidikan agama islam multikultural yang diajarkan pada
Seninan dan Selosoan dalam pengembangan sikap multikultural.
Untuk mendapatkan gambaran alamiah dari penelitian, dilakukan dengan mengacu
kepada tradisi penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi yang digunakan untuk
memahami esensi dari rentetan peristiwa yang melibatkan pengalaman orang yang benarbenar mengalami fenomena. Pendekatan fenomenologis dikehendaki karena
memungkinkan dan membuka peluang bagi peneliti untuk mengkaji praktik pendidikan
secara mendalam, menyeluruh, Tehnik pengumpulan data melalui observasi, wawancara,
dan analisis dokumen. Sumber data dipilih dengan menggunakan snowball sampling dan
purposif sampling, dan analisis data menggunakan analisis fenomenologis Creswell.
Dari kajian lapangan diperoleh temuan: Pertama, nilai yang diajarkan pada Seninan
dan Selosoan bersumber dari eksistensi pendidik yang diaktualisasikan secara tekstual dan
kontekstual yang menghasilkan: nilai keimanan dan ketakwaan, keikhlasan, kedamaian,
kesabaran, kesederhanaan, kasihsayang,kebersamaan,kekeluargaan, keseimbangan, empati
dan cinta tanah air. Kedua proses pembelajaran dilakukan dengan dua modus:1)
pendidikan islam multikutural dengan pendekatan tasawuf, tercermin dari pengamalan
berbagai macam ibadah ritual sebagai upaya membina rohani dan jasmani, 2) pendidikan
agama berwawasan multikultural, yang terintegrasi dalam tausiyah sebagai upaya
mengembangkan sikap multikultural. Ketiga, model pendidikan agama islam multikultural
yang diajarkan pada Seninan dan Selosoan dalam mengembangkan sikap multikultural
menggunakan model pendekatan transformatif transendental sebagai upaya mengamalkan
islam iman dan ihsan. Sebagai wujud tugas dan tanggung-jawab manusia sebagai hamba
dan khalifatullah, beriman, bertakwa, memiliki keseimbangan (ritual dan sosial), rohani
dan jasmani, bersikap multikulturalis dan mengantarkan kebahagiaan dunia dan akhirat.
Hasil penelitian ini memiliki simpulan teoritik sebagai pengembangan kurikulum
pendidikan islam, dapat diimplementasikan di semua lingkungan pendidikan, sederhana,
efektif, dan efisien dalam mencapai tujuan menanamkan iman dan takwa, membina rohani
dan jasmani, salih ritual dan sosial serta bersikap multikulturalis wujud konsep dhahiruhu
syariatun wa batinuhu hakikatun dan implikasi praktis untuk memuluskan gerakan
revolusi mental yqng digaungkan pemerintah melalui gerakan revolusi spiritual. | en_US |