Nilai Budaya Etnis Tionghoa dalam Novel Pecinan Karya Ratna Indraswari Ibrahim
Abstract
Kebanyakan orang Indonesia asli telah banyak bergaul dengan orang
Tionghoa Indonesia, tetapi sebagian besar belum mengenal golongan penduduk
ini dengan sewajarnya. Orang Tionghoa yang ada di Indonesia sebenarnya tidak
merupakan satu kelompok yang asal dari satu daerah di negeri Tionghoa, tetapi
terdiri dari beberapa suku bangsa yang berasal dari dua propinsi yaitu Puksen dan
Kwanglung.
Budaya ialah sebuah kebiasaan yang memang sudah ada sejak turun
temurun dan merupakan bagian dari kelompok masyarakat, sehingga mereka
memiliki ciri khas tertentu untuk membedakan satu kelompok masyarakat atau
etnis dengan etnis yang lain. Sebuah budaya akan menjadi paten atau dilakukan
oleh satu golongan terentu ketika sudah disepakati bersama dalam etnis tersebut.
Selain disepakati bersama budaya juga mengandung nilai-nilai luhur sehingga
setiap budaya atau kebiasaan yang dilakukan pastilah tidak sia-sia.
Fokus dalam penelitian ini yaitu: nilai budaya dalam novel Pecinan karya
Ratna Indraswari Ibrahim, yang dijabarkan menjadi (1) Bentuk nilai budaya
dalam novel Pecinan dan (2) cara pengarang menggambarkan budaya etnis
Tionghoa dalam novel Pecinan. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan
pembahasan bentuk nilai budaya etnis Tionghoa serta cara pengarang
menggambarkan budaya etnis Tionghoa dalam novel Pecinan karya Ratna I.I.
Bentuk nilai budaya yang terkandung dalam novel ini berupa: ungkapan, tindakan,
dan perilaku, dan cara pengarang menggambarkan budaya etnis Tionghoa dalam
novel ini berupa: dialog antar tokoh, narasi yang dilakukan oleh tokoh, dan
Deskripsi yang dilakukan oleh pengarang. Metode penelitian yang digunakan
berupa metode kualitatfi deskriptif. Data berupa dialog, monolog, dan narasi
pengarang sumber data pada penelitian ini adalah novel Pecinan karya Ratnda
Indraswari Ibrahim. Alur pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini
menggunakan beberapa Langkah yaitu: (1) membaca novel Pecinan (2)
mencermati novel Pecinan untuk mengidentifikasi konteks penelitian. (3)
melakukan kajian teori, (4) kodifikasi data, (5) menyajikan data sesuai kodifikasi,
(6) menganalisis data.
Hasil penelitian menunjukan bahwa bentuk nilai budaya etnis Tionghoa
yang berkaitan dengan ungkapan meliputi (1) Menggunakan bahasa mandarin
atau bahasa Indonesia yang bermuatan budaya etnis Tionghoa (2) Hanya
ditujukan kepada etnis Tionghoa. Sedangkan dalam tindakan meliputi (1) pekerja
keras, (2) pandai berniaga, (3) tegas dalam mendidik anak, (4) menghargai leluhur
mereka, (5) pandai mengelola keuangan, (6) sangat mendambakan anak lelaki
sebab akan membawa keturunan setelahnya, (7) membanggakan leluhurnya.
Sedangkan dalam perilaku meliputi: (1) jujur dalam berniaga, (2) setia kepada
suami, (3) tekun dalam membangun bisnis, (4) saling terbuka dengan saudara.
Sedangkan hasil penellitian yang berkaitan dengan cara pengarang
menggambarkan budaya etnis Tionghoa meliputi: (1) dialog antar tokoh, (2)
narasi yang dilakukan oleh tokoh, (3) deskripsi yang dilakukan oleh pengarang.
Berdasarkan hasil dari kedua konteks peneltian dapat diambil kesimpulan
bahwa tokoh Lely yang berada dalam novel Pecinan masih memgang erat budaya
leluhurnya sebab dalam lingkungan keluarganya masih memegang erat budaya
tersebut. Sedangkan tokoh Anggraeni yang memang sejak kecil tidak begitu
diajarkan budaya Tionghoa maka hingga ia dewasa sekalipun tetap tidak begitu
memperlakuakn dengan baik budya Tionghoa, selain karena faktor tersebut
keluarga Lely dan Anggraeni jelas memiliki jalan yang berbeda. Kedua orang tua
Lely merupakan keturunan Cina Totok atau Tionghoa murni, sedangkan kedua
orang tua Anggraeni tidak demikian, ayah dari Anggraeni adalah orang Indonesia
sedangkan Mama Anggraeni keturunan Tionghoa. Sehingga sejak kecil kedua
orang tua mereka memperlakukan kedua anaknya dengan sikap dan cara yang
berbeda.