Implementasi Pembelajaran Higher Order Thinking Skill (HOTS) pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 9 Malang
Abstract
Higher Order Thinking Skills atau yang sering disebut dengan berpikir tingkat tinggi merupakan kemampuan berpikir yang tidak sekedar mengingat melainkan dapat menyatakan kembali atau rujuk tanpa melakukan pengolahan. Higher Order Thinking Skills diterapkan sebagai teori yang digunakan dalam pembelajaran di kelas pada SMP Negeri 9 Malang. Pembelajaran pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam merupakan pembelajaran yang sangat efektif, karena sudah menerapkan pembelajaran berbasis Higher Order Thinking Skills. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 9 Malang terlihat bahwa kegiatan yang diberikan oleh guru selalu berbeda setiap pertemuannya, sehingga dengan begitu peserta didik tidak terlihat jenuh saat pembelajaran berlangsung. Dengan begitu apakah penerapan Higher Order Thinking Skills dapat berjalan dengan baik, sedangkan banyak kendala yang terjadi di setiap kelas.
Berdasarkan penjelasan pada konteks diatas maka penelitian ini akan difokuskan pada fokus penelitian, yaitu 1. Bagaimana perencanaan pembelajaran Higher Order Thinking Skills (HOTS) pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 9 Malang. 2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran Higher Order Thinking Skills (HOTS) pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 9 Malang. 3. Bagaimana faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan pembelajaran Higher Order Thinking Skills (HOTS) pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 9 Malang.
Agar dapat mencapai tujuan penelitian akan dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian studi kasus. Pada penelitian ini data yang diambil dari sumber data primer dan sekunder dengan melalui Teknik pengumpulan data menggunakan observasi partisipan, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Subjek pada penelitian ini yaitu guru Pendidikan Agama Islam dan peserta didik. Pengecekan keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan metode.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu pada fokus satu menjelaskan bahwa perencanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam sudah lengkap pada modul, prota dan promes. Isi dari modul yang dirancang oleh guru sudah memenuhi 4C sehingga dapat dikatakan modul tersebut sesuai dengan kriteria Higher Order Thinking Skills (HOTS). Tidak sama dengan sekolah lain guru Pendidikan Agama Islam ini menerapkan kebiasaan tersebut untuk membentuk karakter peserta didik ke ranah religious, tidak hanya itu adanya kegiatan tersebut Pendidikan Agama Islam yang ada di sekolah ini menjadi hal yang unik serta memiliki manfaat yang tinggi bagi peserta didik. Kegiatan yang digunakan oleh guru sudah memenuhi kriteria Higher Order Thinking Skills (HOTS) walaupun indikator yang digunakan pada C3 kebawah.
Pada fokus yang kedua yaitu pelaksanaan pembelajaran Higher Order Thinking Skills (HOTS), Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa guru telah melaksanakan sesuai dengan perencanaan pembelajaran yang dibuat melalui modul. Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan metode pembelajaran guru Pendidikan Agama Islam. Pada media pembelajaran ini guru menggunakan metode pembelajaran inquiry, jigsaw, dan metode pembelajaran berbasis produk. Pada pelaksanaan pembelajaran juga menjelaskan penerapan pembelajaran Higher Order Thinking Skills (HOTS) yang dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam yang dapat dilihat dari metode pembelajaran. Metode pembelajaran yang digunakan telah mengarah pada indikator C4 keatas dan ada beberapa kegiatan yang menggunakan indikator C4 kebawah. Tidak hanya itu guru Pendidikan Agama Islam juga menerapkan salah satu kegiatan berpikir yaitu critical thinking atau berpikir kritis.
Pada fokus yang ketiga yaitu faktor pendukung dan penghambat, untuk faktor pendukung yang terdapat pada penelitian ini yaitu sarana dan prasarana yang dimiliki oleh SMP Negeri 9 Malang sangat lengkap dan dapat digunakan oleh guru untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan SMP Negeri 9 Malang memiliki guru sertifikasi mengajar yang memiliki standar kriteria guru profesional yang dapat membantu peserta didik di dalam sekolah. Kemudian faktor penghambat yang timbul dalam pembelajaran yaitu kurangnya waktu pembelajaran, guru merasa waktu yang telah ditentukan selalu terhambat karena beberapa urusan persiapan dan pengkondisian kelas sebelum memulai pembelajaran sehingga waktu untuk pembelajaran menjadi singkat, dan peserta didik yang kurang kondusif membuat guru merasa berat untuk memulai pembelajaran yang kondusif, peserta didik yang kurang kondusif disebabkan oleh kurangnya pendisiplinan waktu oleh guru kepada peserta didik.
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu pembelajaran dengan menggunakan Higher Order Thinking Skills (HOTS) sudah diterapkan di SMP Negeri 9 Malang terutama pada mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam. Saran yang dapat diperhatikan yaitu tentang bagaimana Langkah kedepan dari guru Pendidikan Agama Islam SMP Negeri 9 Malang untuk mengembangkan pembelajaran dan mencari pembelajaran yang lebih berinovasi untuk pembelajaran berbasis Higher Order Thinking Skills (HOTS) agar dapat memperbaiki pembelajaran yang sebelumnya dengan cara yang lebih baik lagi.
Kata Kunci: Pembelajaran HOTS, Pendidikan Agama Islam