Show simple item record

dc.contributor.authorEkariani, Alfiah
dc.date.accessioned2020-12-07T06:50:58Z
dc.date.available2020-12-07T06:50:58Z
dc.date.issued2020-06-28
dc.identifier.urihttp://repository.unisma.ac.id/handle/123456789/773
dc.description.abstractDewasa ini, dengan semakin pesatnya perkembangan zaman yang diikuti oleh berbagai kemajuan dalam bidang digital mempengaruhi gaya hidup dan perilaku seseorang dalam berinteraksi dengan individu lainnya. Semua yang serba digital memunculkan perilaku individualis, yakni banyak masyarakat yang merasa tak memerlukan bantuan dan tidak memperdulikan mereka yang berada dalam kondisi kesusahan. Menganggap bahwa semua bisa dilakukan dengan cara digital. Sehingga perilaku empati menjadi salah satu solusi sikap yang dapat menangkal paham- paham tersebut. Empati merupakan kemampuan seseorang untuk membaca emosi dan memiliki kepekaan terhadap perasaan orang lain yang disertai bantuan dan tindakan prososial. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui bagaimana persepsi volunteer terkait keputusannya dalam melibatkan diri pada program Temu Pelajar Nusantara, (2) mengetahui bagaimana pelaksanaan program Temu Pelajar Nusantara yang melibatkan volunteer, dan (3) mengetahui dampak sikap dari para volunteer pasca melibatkan diri dalam kegiatan sosial tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan metode analisa data yaitu tahap pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Subjek dalam penelitian ini adalah para volunteer yang terlibat dalam program Temu Pelajar Nusantara. Hasil penelitian menjelaskan bahwa lembaga filantropi Islam LMI (Lembaga Manajemen Infaq) Malang memiliki peran dalam menumbuhkan sikap empati volunteer terhadap anak yatim dhuafa yakni dengan melibatkan beberapa volunteer dari berbagai latarbelakang untuk berpartisipasi. Tumbuhnya sikap empati terhadap anak yatim dhuafa ini terbukti dari dampak sikap yang muncul dalam diri setiap volunteer yang terlibat yaitu kepedulian dan rasa memiliki tanggungjawab terhadap tugas kemanusiaan serta merasa bahagia saat mendampingi anak-anak yatim dhuafa dalam program Temu Pelajar Nusantara. LMI (Lembaga Manajemen Infaq) di sini memiliki tiga peran utama yaitu pertama, sebagai fasilitator. Kedua sebagai mediator. Ketiga, sebagai motivator. Kegita peran tersebut menjadi bentuk realisasi LMI sebagai lembaga filantropi Islam, yang memiliki tujuan sosial tertentu. Sehingga dengan menjalankan ketiga perannya tersebut diharapkan LMI dapat terus menjadi sarana untuk para volunteer atau donatur untuk menyalurkan bantuan mereka kepada masyarakat yang membutuhkan.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherUniversitas Islam Malangen_US
dc.subjectLembaga Filantropi Islamen_US
dc.subjectEmpatien_US
dc.subjectVolunteeren_US
dc.titlePeran Lembaga Filantropi Islam dalam Menumbuhkan Empati Volunteer kepada Anak Yatim Dhuafa (Studi Kasus pada Program Temu Pelajar Nusantara di LMI (Lembaga Manajemen Infaq) Malangen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record