Peran Lembaga Filantropi Islam dalam Menumbuhkan Empati Volunteer kepada Anak Yatim Dhuafa (Studi Kasus pada Program Temu Pelajar Nusantara di LMI (Lembaga Manajemen Infaq) Malang
Abstract
Dewasa ini, dengan semakin pesatnya perkembangan zaman yang diikuti
oleh berbagai kemajuan dalam bidang digital mempengaruhi gaya hidup dan
perilaku seseorang dalam berinteraksi dengan individu lainnya. Semua yang serba
digital memunculkan perilaku individualis, yakni banyak masyarakat yang merasa
tak memerlukan bantuan dan tidak memperdulikan mereka yang berada dalam
kondisi kesusahan. Menganggap bahwa semua bisa dilakukan dengan cara digital.
Sehingga perilaku empati menjadi salah satu solusi sikap yang dapat menangkal
paham- paham tersebut. Empati merupakan kemampuan seseorang untuk
membaca emosi dan memiliki kepekaan terhadap perasaan orang lain yang
disertai bantuan dan tindakan prososial.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui bagaimana persepsi
volunteer terkait keputusannya dalam melibatkan diri pada program Temu Pelajar
Nusantara, (2) mengetahui bagaimana pelaksanaan program Temu Pelajar
Nusantara yang melibatkan volunteer, dan (3) mengetahui dampak sikap dari para
volunteer pasca melibatkan diri dalam kegiatan sosial tersebut. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif, dengan metode analisa data yaitu tahap
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Subjek dalam penelitian ini adalah para volunteer yang terlibat dalam program
Temu Pelajar Nusantara.
Hasil penelitian menjelaskan bahwa lembaga filantropi Islam LMI
(Lembaga Manajemen Infaq) Malang memiliki peran dalam menumbuhkan sikap
empati volunteer terhadap anak yatim dhuafa yakni dengan melibatkan beberapa
volunteer dari berbagai latarbelakang untuk berpartisipasi. Tumbuhnya sikap
empati terhadap anak yatim dhuafa ini terbukti dari dampak sikap yang muncul
dalam diri setiap volunteer yang terlibat yaitu kepedulian dan rasa memiliki
tanggungjawab terhadap tugas kemanusiaan serta merasa bahagia saat
mendampingi anak-anak yatim dhuafa dalam program Temu Pelajar Nusantara.
LMI (Lembaga Manajemen Infaq) di sini memiliki tiga peran utama yaitu
pertama, sebagai fasilitator. Kedua sebagai mediator. Ketiga, sebagai motivator.
Kegita peran tersebut menjadi bentuk realisasi LMI sebagai lembaga filantropi
Islam, yang memiliki tujuan sosial tertentu. Sehingga dengan menjalankan ketiga
perannya tersebut diharapkan LMI dapat terus menjadi sarana untuk para
volunteer atau donatur untuk menyalurkan bantuan mereka kepada masyarakat
yang membutuhkan.