dc.description.abstract | Kopi merupakan salah satu komoditas sub sektor perkebunan yang memiliki nilai ekonomi dan memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Diestimasikan tidak kurang dari 1,84 juta keluarga yang pendapatan utamanya tergantung pada komoditas kopi. Selain itu, lebih kurang 1 juta keluarga mengandalkan pendapatannya dari industri hilir kopi. Posisi tersebut menunjukkan bahwa peranan petani kopi dalam perekonomian nasional cukup signifikan (Purba, 2018). Berdasarkan data dari International Coffee Organization (2017) Indonesia menempati posisi keempat sebagai negara penghasil kopi terbesar dari seluruh negara produsen kopi di dunia dengan total produksi sebesar 10 juta karung biji kopi. Hal tersebut menunjukkan bahwa Indonesia mempunyai potensi besar di komoditas kopi, bukan hanya sebagai produsen saja namun juga sebagai negara eksportir kopi terbesar keempat di dunia. Di Indonesia terdapat beberapa daerah dengan penghasil komoditas kopi terbesar, salah satunya yaitu pulau Jawa. Berdasarkan data statistik perkebunan Indonesia komoditas kopi 2015-2017 provinsi Jawa Timur menempati posisi pertama penghasil kopi terbesar dibandingkan provinsi lainnya dengan total produksi sebesar 67.614 ton atau 62% dari total produksi kopi Pulau Jawa (Yulanda, 2019).
Berdasarkan data dari Dinas Pertanian Kota Batu total produksi kopi arabika di tahun 2018 adalah 100,5 ton lebih tinggi dibandingkan dengan total produksi kopi robusta yaitu 39,85 ton dan Kecamatan Bumiaji menjadi penghasil kopi arabika terbesar dengan total produksi di tahun 2018 sebesar 50,8 sedangkan total produksi di Desa Bulukerto sebesar 23,8 ton dan juga perkebunan kopi memiliki lahan terluas yakni 76,5 Ha dimana 60 Ha adalah Kopi Arabika dan 16,5 Ha adalah Kopi Robusta, sedangkan luas lahan yang digunakan untuk usahatani tanaman kopi di Desa Bulukerto Kecamatan Bumiaji yaitu sebesar 19 Ha (BPS Kota Batu, 2020).
Pendapatan sangat berpengaruh bagi petani untuk melanjutkan usahataninya atau tidak, maka dari itu mengetahui jumlah besaran penerimaan, pendapatan dan R/C ratio sangat penting dilakukan untuk melihat perkembangan suatu usaha tani. Untuk menganilisis penerimaan didapat dari hasil perkalian antara jumlah total hasil produksi perhektar/ perMT dengan harga yang berlaku pada saat panen kopi di Desa Bulukerto, sedangkan untuk melihat pendapatan petani kopi didapat dengan mengurangkan total penerimaan dengan semua total pengeluaran yang telah dikeluarkan pada saat usahatani kopi dilakukan, serta R/C ratio pada usahatani diketahui dengan membagi antara penerimaan dengan jumlah total buah kopi di Desa Bulukerto Kota Batu.
Faktor-faktor produksi sangat berpengaruh terhadap hasil produksi yang akan didapatkan, maka dari itu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi variabel output merupakan hal yang akan dilakukan dahulu yakni dengan menganalisis variabel input: 1). Luas lahan, 2). Umur Tanaman, 3). Modal, 4). Pupuk, 5). Tenaga Kerja, metode yang digunakan adalah fungsi produksi cobb-douglas dan analisis menggunakan regresi linier berganda. Metode analisis ini digunakan karna memiliki keunggulan untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah masing-masing variabel independen berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan.
Tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah untuk: (1) Menganalisis efisiensi pada usahatani kopi arabika di Desa Bulukerto Kota Batu, (2) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi kopi arabika di desa Bulukerto Kota Batu.
Penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive) di Desa Bulukerto, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Penentuan tempat ini didasarkan atas pertimbangan bahwa daerah tersebut merupakan tempat usahatani kopi atau penghasil produksi kopi terbanyak di Kota Batu, Sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan metode random sampling (Acak Sederhana) yaitu adalah teknik untuk mendapatkan sampel yang langsung dilakukan pada unit sampling. Dengan demikian setiap unit sampling sebagai unsur populasi yang terpencil memperoleh peluang yang sama untuk menjadi sampel atau untuk mewakili populasi. Hasil dari sampling tersebut memiliki sifat yang objektif Untuk menghitung penentuaan jumlah sample maka digunakan rumus Slovin (Sugiyono, 2012), populasi yang akan diteliti sebanyak 59 petani kopi di Desa Bulukerto dan berdasarkan perhitungan rumus slovin dengan taraf signifikansi 10% maka jumlah sampel yang dibutuhkan yaitu berjumlah 37 orang.
Dari hasil penelitian yang diakukan di Desa Bulukerto, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur didapatkan Rata-rata total penerimaan petani kopi di daerah penelitian sebesar Rp12.515.404 dan rata-rata total biaya sebesar Rp3.317.618 sehingga rata rata pendapatan sebesar Rp9.197.785 dalam satu tahun per hektare. Selanjutnya juga didapatkan rata-rata R/C ratio sebesar 3,77. Hal tersebut menunjukkan bahwa rata-rata usahatani kopi di Desa Bulukerto, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu efisien dan layak untuk diusahakan.
Fungsi Produksi Cobb-Douglas yaitu untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produksi (Soekartawi, 2003). Yang secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + e , agar linear ditransformasikan dalam bentuk logaritma natural (ln), sehingga persamaan berubah menjadi : LnY = lnb0 + b1lnX1 + b2lnX2 + b3lnX3 + b4lnX4 + b5lnX5 + e, berdasarkan hasil analisis fungsi produksi cobb-douglas maka didapatkan nilai konstanta dan koefisien regresi (a, b1, b2, b3, b4, b5) sebagai berikut: Y = -3.262 + 0,183 X1 + 0,545 X2 + 0,202 X3 + 0,571 X4 + 0,022 X5, hasil perhitungan koefisien determinasi diperoleh nilai R = 0,974. Hal ini mengindikasikan hubungan variabel independen yaitu luas lahan, Umur Tanaman, Modal, Pupuk, dan Tenaga Kerja memiliki hubungan yang sangat kuat terhadap variabel dependen yaitu produksi kopi ditandai dengan nilai R yang mendekati nilai 1, hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,948. Dengan kata lain hal ini menunjukkan bahwa besar persentase variasi produksi kopi yang bisa dijelaskan oleh variasi dari semua variabel bebas yaitu luas lahan, Umur Tanaman, Modal, Pupuk, dan Tenaga Kerja 94,8%, sedangkan sisanya sebesar 5,2% dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar variabel penelitian.
Berdasarkan uji ANOVA atau F test didapatkan nilai signifikansi 0,000 karena jauh lebih kecil dari 0,05, maka model regresi dapat dikatakan bahwa luas lahan, umur tanaman, modal, pupuk, dan tenaga kerja berpengaruh terhadap jumlah produksi Kopi. Dan dari hasil uji parsial (uji t) didapatkan nilai variabel Luas Lahan dengan signifikasi sebesar 0,001, Umur Tanaman dengan nilai signifikasi sebesar 0,000 , Modal dengan nilai signifikasi sebesar 0,001, dan Pupuk dengan nilai signifikasi sebesar 0,000 berpengaruh signifikan terhadap produksi kopi karena nilai signifikansi < 0,05. Sedangkan variabel tenaga kerja dengan signifikasi sebesar 0,571 tidak berpengaruh signifikan terhadap produksi kopi karena nilai signifikansi > 0,05.
Saran yang dapat peneliti berikan dalam hasil penilitian ini adalah R/C ratio menunjukkan bahwa rata-rata kelalayakan usahatani kopi arabika di Desa Bulukerto, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu sangat layak untuk dilanjutkan dan dikembangkan. Akan tetapi untuk meningkatkan pendapatan petani dan harga jual kopi pihak petani sebaiknya menjual kopi dalam bentuk olahan green bean dan kopi bubuk, petani harus mengetahui cara dan pemahaman mengenai cara pengolahan kopi yang baik dan benar agar petani kopi bisa menjual kopi dengan harga yang lebih tinggi. Hal ini sebaiknya didukung juga oleh pihak kelompok tani dan para penyuluh agar anggota petani nya bisa meningkatkan pendapatan dan juga bisa memajukan kelompok tani itu sendiri. Untuk meningkatkan produksi kopi arabika di Desa Bulukerto, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu disarankan kepada petani untuk meningkatkan efektivitas pemanfaatan lahan, pemberian pupuk dengan dosis yang tepat, pengeluaran modal yang disesuaikan dengan kebutuhan produksi, pengendalian pembudidayaan tanaman kopi yang baik dan benar agar tetap menjaga serta meningkatkan kualitas dan hasil produksi kopi.
Untuk pihak pemerintah setempat diharapakan agar lebih memperhatikan para petani untuk sarana dan prasarana yang ada seperti jalan di daerah petani kopi, pembagian subsidi pupuk secara menyeluruh kepada para petani dengan harga terjangkau, pembagian subsidi pertanian berupa bibit berkualitas secara menyeluruh kepada para petani. Petani juga berharap agar harga jual kopi bisa tinggi untuk bisa meningkatkan pendapatan petani dan juga petani berharap agar pemerintah bisa memberikan bantuan modal atau subsidi dalam hal usahatani agar petani bisa mengembangkan usahatani kopi supaya lebih maju, serta bantuan mesin untuk produksi kopi dan peralatan pertanian untuk mendukung usahatani kopi agar petani kopi bisa lebih berkembang dan maju.
Kata Kunci : Faktor-faktor yang Mempengaruhi, Produksi Kopi Arabika, Desa Bulukerto Kecamatan Bumiaji Kota Batu | en_US |