dc.description.abstract | Pemenuhan gizi seimbang dapat dicapai melalui pola konsumsi pangan yang ideal, dengan memperhatikan susunan makanan yang mencangkup jenis dan jumlah bahan makanan yang beragam. Pola konsumsi pangan ideal dapat dicapai dengan memperbaiki pola konsumsi pangan pada tingkat rumah tangga. Wilayah Kabupaten Tulungagung menurut Indeks Ketahanan Pangan Nasional (IKP) yang disusun berdasarkan tiga aspek ketahanan pangan, yaitu ketersediaan, keterjangkauan dan pemanfaatan pangan dengan mempertimbangkan ketersediaan data sampai dengan tingkat kabupaten, merupakan kabupaten/kota yang memiliki ketahanan pangan paling baik. Namun, konsumsi pangan masyarakat di wilayah Kabupaten Tulungagung belum tercapainya pola konsumsi pangan ideal. Salah satu penyebab terjadinya permasalahan tersebut adalah belum adanya kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi berbagai macam bahan pangan non beras.
Penelitian dilakukan pada bulan Februari 2023 yang berlokasi di desa/kelurahan di Kecamatan Sumbergempol, yaitu di Desa Trenceng, Desa Junjung, dan Desa Doroampel dengan pertimbangan daerah yang berpotensi tinggi terhadap ketahanan dan kerawanan gizinya, karena daerah ini merupakan rumah tangga penerima bantuan PKH (Program Keluarga Harapan) tertinggi yang berada di wilayah Kecamatan Sumbergempol Kabupaten Tulungagung.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling yang mana teknik penentuan sampel dengan memiliki pertimbangan tertentu. Sampel dalam penelitian ini adalah rumah tangga masyarakat penerima bantuan PKH yang berada di Desa Trenceng, Desa Junjung, dan Desa Doroampel Kecamatan Sumbergempol Kabupaten Tulungagung. Jumlah populasi dalam penelitian ini yaitu 378 kartu keluarga dengan sampel sejumlah 100 responden yang ditetapkan berdasarkan pembulatan dengan menggunakan rumus Slovin. Dalam melakukan analisis peneliti menggunakan metode analisis deskriptif untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi masyarakat penerima bantuan PKH. Untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap pola konsumsi pangan rumah tangga digunakan analisis skala likert, dan analisis regresi logistik untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi penduduk penerima bantuan PKH terhadap pola konsumsi pangan rumah tangga.
Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa masyarakat penerima bantuan PKH rata-rata usia 50-60 tahun, jenis kelamin perempuan dengan rata-rata pendidikan terakhir SMP. Pekerjaan responden adalah sebagian besar sebagai ibu rumah tangga yang mana tidak bekerja secara tetap dengan rata-rata pendapatan Rp 597.000 dalam satu bulan. Hasil analisis persepsi masyarakat penerima bantuan PKH terhadap pola konsumsi pangan rumah tangga yaitu persepsi cukup sebesar 69 % dan tidak cukup sebesar 31 %. Sedangkan capaian pola konsumsi pangan rumah tangga memenuhi PPH (Pola Pangan Harapan) memiliki presentase sebesar 81 % dan capaian pola konsumsi pangan rumah tangga tidak memenuhi PPH memiliki presentase sebesar 19 %. Pada hasil analisis regresi logistik diketahui dari total 8 variabel yang diujikan, 2 variabel yakni pengetahuan tentang gizi dan jumlah anggota keluarga berpengaruh secara signifikan terhadap kecukupan pola konsumsi pangan rumah tangga. Nilai signifikan pada setiap variabel yaitu 0,000 pada variabel pengetahuan tentang gizi, senilai 0,072 pada variabel jumlah anggota keluarga.
Saran yang dapat diberikan untuk Program PKH adalah diperlukan evalusi untuk lebih memilih calon penerima KPM (Keluarga Penerima Manfaat) program PKH yang benar benar membutuhkan, tetap dijalankannya pertemuan peningkatan kemampuan keluarga (P2K2) untuk mempercepat terjadinya proses belajar secara terstruktur dan perubahan prilaku pada KPM PKH, penduduk penerima PKH di Kabupaten Tulungagung disarankan untuk tetap menjaga pola konsumsi pangan rumah tangga dengan cara memperhatikan kebutuhan gizi anggota keluarganya, dengan mengkonsumsi makanan yang memiliki kandungan protein yang cukup, sehingga bisa melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik. Sedangkan untuk pemerintah daerah/wilayah/lembaga seperti dinas kesehatan, dinas pertanian dapat membantu dan mengarahkan penduduk untuk lebih memperhatikan konsumsi pangan penduduk sehingga penduduk wilayah Tulungagung tidak hanya bergantung pada konsumsi beras saja. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti dan menambah variabel yang tidak diteliti dalam penelitian ini, seperti aspek kuantitas terdiri dari Angka Kecukupan Gizi (AKG), yaitu Angka Kecukupan Energi (AKE) dan Angka Kecukupan Protein, dummy tempat tinggal, konsumsi protein dengan tingkat ketahanan pangan rumah tangga, dan akses pangan.
Kata kunci : Persepsi, PKH (Program Keluarga Harapan), Pola Konsumsi Pangan Rumah Tangga, Kabupaten Tulungagung | en_US |