Implementasi Nilai-Nilai Ibadurrachman Dalam Pembentukan Karakter Santri Pondok Pesantren Anwarul Huda Kota Malang
Abstract
Dekadensi moral yang terjadi di banyak kalangan samapai menyasar pada
pelajar atau santri karena pesatnya perkembangan teknologi informasi. Menguatkan
dan mengintegrasikan nilai-nilai religi yang kental dengan unsur tasawuf dengan
kehidupan sehari-hari merupakan gagasan yang diterapkan di pondo pesantren
Anwarul Huda. Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan, menganalisis,
dan menginterpretasikan strategi, proses dan evaluasi dalam implementasi nilai nilai ibadurrachman dalam pembentukan karakter santri pondok pesantren
Anwarul Huda. Penelitian ini mengadopsi pendekatan kualitatif deskriptif. Tiga
metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini mencakup
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Setelah mengumpulkan data
menggunakan metode ini, peneliti melakukan analisis melalui tiga tahap, yaitu
reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil dari penelitian ini ialah Pondok pesantren Anwarul Huda
menggunakan strategi untuk menerapkan nilai-nilai ibadurrachman dengan
mengintegrasikan kegiatan sehari-hari yang mencakup nilai-nilai keagamaan,
pribadi, sosial, dan lingkungan. Proses implementasinya melibatkan pengaturan
kegiatan yang terintegrasi menjadi aturan yang harus diikuti dan kegiatan anjuran
yang bersifat sunnah. Evaluasi implementasi nilai ibadurrachman dilakukan dalam
dua model yakni bulanan dan xiandatexi. Kesimpulan dari penelitian ini yakni
dengan strategi integrasi kegiatan sehari-hari dengan nilai-nilai yang terkandung di
dalamnya diharapkan menjadi sebuah habituasi yang tertanam dalam diri santri.
Begitu juga dalam prosesnya yang menjadikan kegiatan tersebut sebuah kewajiban
yang harus dijalani. Untuk kegiatan yang yang bersifat anjuran merupakan sebuah
usaha menggugah kesadaran bahwa kegiatan tersebut penting untuk pribadi santri.
Seluruh kegiatan dikordintari oleh pengurus yang telah mendapat xiandate dari
ndalem dan disesuaikan divisi masing-masing. Evaluasi yang digunakan ialah
discrepancy model dan ta’zir bagi santri secara umum. Evaluasi yang digunakan
bersifat bulanan dan periodik. Tujuannya ialah untuk menyadarkan bahwa ada
sebuah gap atau kesalahan yang terjadi sehingga harus diperbaiki dari kegiatan,
peraturan dan santrinya sendiri.
Saran peneliti untuk memperkuat program ini adalah mengubah kegiatan
yang bersifat anjuran menjadi kegiatan wajib, memperhatikan kondisi santri dan
lingkungan, serta menggunakan model evaluasi yang lebih komprehensif. Peneliti
berharap penelitian selanjutnya dapat mengembangkan pendekatan atau metode
lain untuk mengkaji nilai-nilai ibadurrahman atau pembentukan karakter di pondok
pesantren dengan lebih variatif