Analisis Kemampuan Literasi Matematika Melalui Mind Mapping pada Materi Barisan dan Deret Bagi Siswa Kelas XI IPS 2 di SMA Islam Almaarif Singosari. Tesis, Pendidikan Matematika Program Pasca Sarjana Universitas Islam Malang
Abstract
Kemampuan literasi matematika sangat perlu dikembangkan bagi siswa di
setiap pelajaran diantaranya untuk menunjang kemampuan matematis siswa pada
waktu mendatang serta memperkenalkan arti penting dari pembelajaran
matematika. Suatu teknik menulis yang tepat, kreatif, efektif dan mengumpulkan
pikiran untuk memahami konsep dalam bentuk gambar adalah dengan mind
mapping yang diharapkan mampu meningkatkan kemampuan literasi matematika
siswa. Fokus penelitian dalam penelitian ini adalah menganalisis kemampuan
literasi matematika melalui mind mapping pada materi barisan dan deret bagi
siswa kelas XI IPS 2 di SMA Islam Almaarif Singosari Tahun Pelajaran
2022/2023. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan literasi
matematika siswa melalui mind mapping.
Banyak penelitian yang menghasilkan kemampuan literasi matematika
siswa masih tergolong rendah. Di SMA Islam Almaarif Singosari masih belum
pernah dilakukan penelitian untuk mengetahui kemampuan literasi matematika
siswa. Untuk mendapatkan hasil kemampuan literasi matematika yang tinggi,
maka sangat dibutuhkan tingkat pemahaman literasi matematika sehingga siswa
mampu mengungkapkan gagasan utama, membentuk konsep, bernalar, dan
menyampaikan gagasan tersebut secara tepat dalam masalah matematika, yang
nantinya dapat diperoleh peningkatan dalam kemampuan literasi matematika
.Kemampuan literasi matematika dapat tercapai jika guru juga berperan aktif
dalam menentukan metode apa yang disampaikan pada saat penyampaian materi
di kelas. Guru dapat menggunakan metode yang sesuai yang diterapkan dalam
pembelajaran metematika. Dalam setiap kegiatan, guru juga harus mampu
menjadikan siswa aktif, dengan demikian diharapkan kemampuan literasi
matematika siswa dapat mengalami peningkatan.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif dengan jenis eksploratif. Penelitian kualitatif eksploratif
merupakan pendekatan untuk mengeksplorasi dan memahami makna individu
atau kelompok dalam menanggapi masalah sosial atau manusia. Penelitian jenis
eksploratif ini memiliki tujuan untuk mengeksplorasi atau memperdalam
pengetahuan maupun mencari ide-ide baru mengenai suatu hal tertentu, guna
merumuskan permasalahan secara terperinci. Data disajikan dalam secara naratif
dengan bantuan tabel. Instrumen pengumpulan data yang digunakan peneliti
berupa tugas pembuatan mind mapping yang didalamnya terdapat soal
kemampuan literasi matematika, pedoman wawancara, dan dokumentasi. Hasil
wawancara dianalisis dengan menggunakan aplikasi ATLAS.ti sehingga didapatkan suatu kesimpulan. Validasi terhadap instrumen pedoman wawancara
dilakukan oleh tim ahli yang merupakan dosen magister pendidikan matematika
selaku validator peneliti. Validasi instrumen pedoman wawancara lebih diarahkan
pada pertanyaan yang memuat kejelasan dari kemampuan literasi matematika
siswa melalui mind mapping. Hasil validasi oleh validator, instrument yang akan
digunakan sudah dinyatakan valid dan layak untuk dipakai dalam penelitian.
Berdasarkan hasil penelitian kemampuan literasi matematika melalui mind
mapping materi barisan dan deret untuk siswa kelas XI IPS 2 didapatkan hasil
bahwa S1 memenuhi semua indikator tahapan mind mapping 1, 2, 3, 4, 5, 6 dan
indikator 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7 pada kemampuan literasi matematika. S2
memenuhi indikator tahapan mind mapping 1, 3, 4, 5, 6 tetapi indikator 2 tidak
terpenuhi dan memenuhi indikator 2, 3, 4, 5, 6, dan 7 pada kemampuan literasi
matematika, sedangkan indikator 1 tidak terpenuhi. S3 memenuhi indikator
tahapan mind mapping 1, 2, 3, tetapi indikator 4, 5, 6 tidak terpenuhi dan
memenuhi indikator 5 dan 7 pada kemampuan literasi matematika, sedangkan
indikator 1, 2, 3, 4, 6 tidak terpenuhi. Temuan baru dalam penelitian ini yaitu S1
dengan kategori hasil mind mapping tinggi tidak dapat menuliskan secara rinci
komponen ke 5 yaitu merencanakan strategi pada kemampuan literasi matematika.
Akan tetapi sekalipun perencanaan konsepnya kurang, S1 dapat menjawab
pertanyaan soal dengan benar dan memberikan penjelasan dengan sangat baik.
Pada tahapan mind mapping ke 6 yaitu memberikan kata kunci, S2 yang
merupakan subjek dengan kategori hasil mind mapping sedang memberikan kata
kunci lebih lengkap daripada S1 yang tergolong kategori hasil mind mapping
tinggi. S2 dengan kategori hasil mind mapping sedang mampu menyajikan
perencanaan konsep yang lebih lengkap dan runtut dibandingkan dengan S1 yang
tergolong kategori tinggi. Pada komponen komunikasi dalam kemampuan literasi
matematika, S3 menunjukkan komunikasi dalam bentuk non verbal yaitu gestur
tubuh yang memberikan makna tertentu. Komponen komunikasi pada kemampuan
literasi matematika sebaiknya tidak hanya menyampaikan ide secara tertulis saja,
akan tetapi komunikasi non verbal juga dapat dimasukkan sebagai indikator
dalam komponen komunikasi. Bagi seorang guru dapat menerapkan mind
mapping sebagai salah satu alternatif pembelajaran matematika mengingat
dampak positif yang didapatkan sangat banyak. Penerapan mind mapping ini tidak
saja hanya dapat diterapkan pada pembelajaran matematika saja akan tetapi juga
pada mata pelajaran yang lainnya. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan mencoba
menggunakan model pembelajaran lain yang dimungkinkan dapat lebih
meningkatkan kemampuan literasi matematika.