Analisis Kemampuan Koneksi Matematis dan Kesadaran Metakognitif dalam Menyelesaikan Masalah Bangun Datar Berdasarkan Gaya Belajar Visual, Auditori, Kinestetik
Abstract
Kemampuan koneksi matematis merupakan kemampuan peserta didik untuk
menghubungkan ide, konsep antar materi, antara materi satu dengan materi lain ataupun
dengan kehidupan. Kemampuan koneksi matematis perlu diasah oleh seseorang dalam
kehidupan, karena dengan kemampuan ini seseorang akan mampu menghubungkan antar
konsep dan ide dengan disiplin ilmu lain dan menghubungkan antar konsep, ide dengan
masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Terdapat tiga indikator kemampuan
koneksi matematis yang digunakan dalam penelitian ini. Ketiga indikator tersebut antara
lain: 1) Kemampuan koneksi matematis menghubungkan antar topik dalam konsep yang
sama, 2) kemampuan koneksi matematis dalam menghubungkan antar topik di
matematika antara materi satu dengan materi yang lain, 3) kemampuan koneksi
matematis dengan kehidupan sehari-hari. Dalam menyelesaikan masalah, kemampuan
koneksi bukan satu-satunya kemampuan yang harus dimiliki oleh peserta didik, kesadaran
metakognitif juga berperan dalam menyelesaikan masalah. Dengan kesadaran
metakognitif yang dimiliki akan membantu peserta didik dalam membangun ingatannya
dan mengkontruksi pengetahuannya. Kesadaran metakognitif merupakan kemampuan
untuk mengenali diri sendiri sehingga peserta didik akan mampu mengontrol
kemampuannya sehingga hasil belajar yang diharapkan dapat maksimal. Fokus dalam
penelitian ini adalah menganalisis kemampuan koneksi matematis dan kesadaran
metakognitif dalam menyelesaikan masalah bangun datar berdasarkan gaya belajar visual,
auditori dan kinestetik. Tujuan dari penelitian ini untuk mendiskripsikan atau
mengeksplore secara mendalam kemampuan koneksi matematis dan kesadaran
metakognitif yang dimiliki peserta didik berdasarkan gaya belajar visual, auditori dan
kinestetik dalam menyelesaikan masalah bangun datar.
Metode dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis
diskriptif eksplorasi, yaitu mendiskripsikan secara menyeluruh dan mengeksplore
informasi dilapangan untuk menganalisis kemampuan koneksi matematis dan kesadaran
metakognitif yang dimiliki berdasarkan gaya belajar VAK dalam menyelesaikan masalah
bangun datar. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Diponegoro
Junrejo Batu. Pemilihan subjek dalam penelitian ini menggunakan convenience sampling.
Reduksi data digunakan untuk memperoleh data yang lebih akurat. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini berupa angket gaya belajar, angket MAI Matematika, soal
tes kemampuan koneksi matematis dan wawancara. Angket gaya belajar dan MAI
dianalisis dan diklasifikasikan kedalam 3 kategori berdasarkan klasifikasi Arikunto.
Sedangkan hasil wawancara dianalisis menggunakan software aplikasi ATLAS.ti.
Berdasarkan hasil penelitian subjek dengan gaya belajar visual S1 dan S2
memiliki kemampuan koneksi matematis parsial. Subjek S1 dan S2 belum mampu
menyelesaikan indikator menkoneksikan materi ysng berbeda dan memiliki kesadaran
metakognitif sedang dan baik. Subjek dengan gaya belajar auditori S3 memiliki kemampuan koneksi matematis parsial karena belum mampu menyelesaikan indikator
mengoneksikan materi yang berbeda dan berkemampuan metakognitif sedang. Subjek
dengan gaya belajar auditori S4 memiliki kemampuan koneksi matematis lengkap karena
mampu menyelesaikan semua indikator matematis dengan tepat dan memiliki kesadaran
metakognitif kurang. Subjek dengan gaya belajar kinesteti S5 memiliki koneksi
matematis parsial karena di ketiga indikator S5 masih belum sempurnadalam
menyelesaikan masalah yang diberikan dan memiliki kesadaran metakognitif sedang.
Subjek dengan gaya belajar kinesteti S6 memiliki kemampuan koneksi matematis parsial
dan memiliki kesadaran metakognitif sedang. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan
meneliti kemampuan koneksi matematis dan kesadaran metakognitif berdasarkan gaya
belajar pada jenjang SD, SMA atau perguruan tinggi dengan materi selain bangun datar.
Bagi seorang guru disarankan melaksanakan pembelajaran yang berdeferensial agar
seluruh peserta didik mampu meningkatkan kemampuan koneksi matematis dengan baik
dan memiliki kesadaran metakognitif yang baik.