dc.description.abstract | Pendidikan sangat penting untuk memupuk ilmu dalam bidang pengetahuan
yang diperoleh dari lembaga kegiatan formal maupun non formal. Salah satu
bidang kegiatan yang sangat penting serta perlu mendapatkan perhatian khusus
adalah matematika. Matematika merupakan salah satu ilmu universal yang
berkaitan dengan pola daya pikir dan pola daya nalar, sehingga matematika sangat
erat kaitannya dengan proses pola berpikir dan pola bernalar. Salah satu
kemampuan yang berhubungan langsung dengan daya pola pikir dan daya pola
nalar adalah kemampuan penalaran matematis. Kemampuan penalaran matematis
adalah kemampuan dalam menarik kesimpulan, membuktikan kebenaran, dan
membuat gagasan baru berdasarkan fakta-fakta yang sebelumnya sudah
ditemukan guna menyelesaikan suatu permasalahan. Salah satu faktor penting
untuk meningkatkan kemampuan penalaran matematis adalah motivasi belajar.
Motivasi belajar adalah suatu kemampuan atau keinginan seseorang untuk
melakukan suatu aktivitas belajar tanpa adanya paksaan. Motivasi belajar sangat
memberikan kontribusi yang baik terhadap kemampuan penalaran matematis
peserta didik. Oleh karena itu sangat diperlukannya penelitian untuk
mendeskripsikan lebih dalam bagaimana kemampuan penalaran matematis
berdasarkan motivasi belajar pada peserta didik.
Tujuan penelitian ini yaitu: 1) untuk mendeskripikan cara-cara yang
dilakukan peserta didik dalam menyelesaikan soal-soal berbentuk penalaran
matematis berdasarkan motivasi belajar; 2) untuk mendeskripsikan tingkat
kemampuan penalaran matematis berdasarkan motivasi belajar pada materi pola
bilangan kelas VIII SMP. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini yaitu
deskripstif. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Sumber
data dalam penelitian ini diambil langsung dari sumber asli, yaitu peserta didik
kelas VIII di SMP Negeri 1 dau tahun ajaran 2020/2021 dengan jumlah peserta
didik 25 orang.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu tes, angket, dan wawancara.
Instrumen yang digunakan yaitu soal tes, kuisioner, dan pedoman wawancara.
Soal tes kemampuan penalaran matematis dan kuisioner motivasi belajar
diberikan kepada 25 peserta didik. Dari 25 peserta didik dipilih 6 peserta didik
vii
untuk wawancara yang memiliki pola jawab khas atau unik yang cenderung
berbeda dari subjek yang lain berkaitan dengan kemampuan penalaran matematis.
Validasi data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi teknik untuk menguji
keabsahan/validitas data dengan membandingkan kemampuan penalaran
matematis dan hasil tes wawancara. Setelah data absah/valid maka dilakukan
analisis data untuk memperoleh kesimpulan kemampuan penalaran matematis
berdasarkan setiap klasifikasi motivasi belajar tinggi, sedang, dan rendah.
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh data kesimpulan bahwa 1) Cara-cara
yang dilakukan peserta didik berdasarkan kemampuan penalaran matematis
sebagai berikut: a) Menyajikan pernyataan matematika melalui lisan, tulisan,
gambar, sketsa, atau diagram, yaitu dengan cara: Menyajikan dengan menuliskan
pola-pola yang diketahui dari soal, Menyajikan dengan menuliskan secara
deskriptif apa saja yang diketahui dari soal, Menyajikan dengan cara menggambar
bangun ruang yang diketahui dari soal untuk mengetahui langkah-langkah
selanjutnya atau untuk mencari jawaban dari gambar tersebut; b) Mengajukan
dugaan, yaitu dengan cara: Mengajukan dugaan yang mengarah pada pola gambar
yang dibentuk didalam soal yaitu pola bilangan segitiga, Mengajukan dugaan
yang mengarah pada gambar yang dibentuk didalam soal, misalnya dengan
menghubungkan dengan volume suatu bangun, atau menghitung pola gambar
pada soal, Mengajukan dugaan yang mengarah pada mencari hubungan antara
pola bilangan dan aritmatika selisih tingkat 2; c) Melakukan manipulasi
matematika, yaitu dengan cara: Memanipulasi matematika dengan menggunakan
rumus pola bilangan segitiga, Memanipulasi matematika dengan menghubungkan
dengan rumus yang berkaitan dengan gambar yang diketahui pada soal, misalnya
volume, keliling atau luas suatu bangun, Memanipulasi matematika dengan
menggunakan aritmatika selisih tingkat 2; d) Menyusun bukti, memberikan alasan
terhadap solusi, yaitudengan cara: Peserta didik secara garis besar tidak
menjelaskan melalui tulisan secara rinci, akan tetapi peserta didik hanya
menuliskan atau membuktikan dengan cara mensubsitusikan yang ditanya pada
soal kedalam rumus atau pola yang didapat dari hasil manipulasi matematika.
Namun setelah peneliti mencari tahu secara mendalam, peneliti mendapat
penjelasan tentang bukti bahwa apa yang peserta didik kerjakan sudah memenuhi
indikator ini; e) Menarik kesimpulan dari pernyataan, yaitu dengan cara: Caracara yang dilakukan pada peserta didik bisa dilihat dari jawaban akhir peserta
didik dalam menjawab soal.Dalam penelitian ini, peserta didik pada umumnya
menarik kesimpulan dari apa yang didapat dari nilai akhir jawaban dan juga ada
beberapa peserta didik yang tidak bisa menuliskan kembali kesimpulan dari nilai
akhir walaupun nilai akhir yang diapat adalah benar; 2) a. Pada klasifikasi tingkat
motivasi belajar tinggi, maka kemampuan penalaran matematis masuk pada
kategori tinggi; b. Pada klasifikasi tingkat motivasi belajar sedang, maka
kemampuan penalaran matematis masuk pada kategori rendah; c. Pada klasifikasi
tingkat motivasi belajar rendah, maka kemampuan penalaran matematis masuk
pada kategori sedang. | en_US |