Peran Guru PAI dalam Meningkatkan Motivasi dan Karakter Siswa pada Kurikulum Merdeka Kelas VII di SMP Negeri 13 Malang
Abstract
Pendidikan Agama Islam merupakan mata pelajaran yang diberikan mulai tingkat sekolah dasar hingga sekolah menengah atas. Mempelajari PAI sangat penting, khususnya di era digital dan kemerdekaan belajar saat ini. Informasi yang diperoleh melalui media sosial dapat memberikan dampak positif maupun negatif sehingga perlu adanya pengawasan dan kecakapan untuk memeriksa kebenaran informasi tersebut. Hal tersebutlah yang melatarbelakangi penelitian tentang peran guru PAI dalam membimbing peserta didiknya agar memiliki motivasi belajar dan karakter yang baik serta tidak terpengaruh dengan hal-hal yang kurang bermanfaat.
Berdasarkan observasi awal, siswa kelas VII di SMPN 13 Malang memiliki motivasi yang berbeda-beda. Sebagian siswa aktif mengikuti proses pembelajaran dan sebagian lain kurang tertarik karena merasa belum terlalu membutuhkan ilmu agama. Namun, guru PAI sering menyisipkan nasihat dan cerita tokoh inspiratif yang menarik perhatian mereka sehingga kembali antusias dalam belajar. Kolaborasi antarguru dalam menjalankan peran sebagai motivator juga terlihat nyata. Guru tidak hanya bertindak sebagai pengajar, namun juga sebagai pendengar yang baik bagi siswa. Oleh karena itu, sebagai calon pendidik, penulis merasa perlu meneliti peran guru PAI dalam meningkatkan motivasi dan karakter siswa sesuai kebijakan Kurikulum Merdeka.
Dari latar belakang penelitian di atas, maka peneliti merumuskan masalah tentang apa saja peran dan strategi guru PAI dalam meningkatkan motivasi dan karakter siswa di era Kurikulum Merdeka, serta pendukung dan penghambat yang dapat memengaruhi motivasi dan karakter tersebut. Tujuan penelitian yakni mendeskripsikan peran guru PAI, strategi, dan faktor pendukung serta penghambat yang memengaruhi motivasi dan karakter siswa kelas VII dalam melaksanakan kegiatan Merdeka Belajar. Jenis penelitian yang digunakan yakni kualitatif dengan pendekatan fenomenologi yang berbasis pengalaman. Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara kepada subjek penelitian, observasi yang merupakan aktivitas mengamati secara langsung keadaan di lapangan, serta dokumentasi terkait kegiatan, laporan-laporan, maupun arsip yang ada di sekolah.
Dalam penelitian ini, peran guru PAI dalam meningkatkan motivasi dan karakter siswa yakni melalui peran sebagai demonstrator, pengelola kelas, motivator, dan evaluator. Peran tersebut diwujudkan melalui strategi-strategi berupa menumbuhkan kesadaran belajar pada siswa, mengembangkan potensi siswa melalui program Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, serta mengawasi dan memberikan dukungan moral kepada seluruh siswa tanpa terkecuali.
Keseluruhan data yang peneliti peroleh menunjukkan hasil bahwa keempat peran guru tersebut efektif untuk meningkatkan motivasi dan karakter siswa kelas VII, terutama pada implementasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Hal itu terlihat dari kemauan siswa untuk berdoa dengan baik sebelum dan sesudah pembelajaran, serta kesadaran untuk melaksanakan salat zuhur berjamaah setiap harinya. Bahkan, temuan penelitian menunjukkan bahwa siswa inklusi memiliki semangat belajar yang tinggi walau memiliki hambatan intelektual dan sosial. Siswa yang memiliki permasalahan dalam hal motivasi belajar diberikan perhatian khusus dengan cara belajar secara privat dengan guru PAI. Jika belum membuahkan hasil, maka dibantu dengan konseling hingga home visit yang menunjukkan adanya perubahan ke arah yang lebih baik walau hanya bertahan beberapa minggu, sehingga guru perlu bekerja sama dengan orang tua untuk mengawasi anak-anaknya dan mendorong anak agar terus antusias dalam belajar.
Adapun dari segi karakter terlihat dari program usungan kurikulum Merdeka yakni P5. Karakter beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia terlihat dari pembiasaan berdoa dan salat berjamaah, lalu bernalar kritis diterapkan saat proses diskusi di kelas, bergotong royong tercipta dari program Jumat bersih, karakter mandiri dilatih melalui kewirausahaan siswa, kreatif terlihat dari karya mind mapping yang beraneka ragam, dan berkebhinekaan global yang terwujud dari rasa menghargai tanpa membedakan latar belakang antarsiswa. Keseluruhan pembiasaan itu sesuai dengan keterampilan 4C yang dibutuhkan dalam menghadapi tantangan di abad 21 ini.
Faktor-faktor yang mendukung peningkatan motivasi dan karakter siswa berasal dari kesadaran siswa, peran aktif guru, tenaga kependidikan, dan dukungan orang tua, serta program usungan Kurikulum Merdeka yang bermanfaat untuk mengembangkan kompetensi siswa secara teknis maupun nonteknis melalui Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Sedangkan faktor penghambatnya adalah komunikasi yang kurang baik antara siswa dengan orang tua, serta pengaruh pergaulan dan penggunaan gawai yang berlebihan.
Penulis berharap kepada sekolah dan bapak ibu guru, khususnya guru PAI di SMPN 13 Malang untuk terus meningkatkan kualitas pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler yang telah terlaksana dengan baik. Selain itu, orang tua diharapkan mampu menjadi mitra yang baik dalam proses penanaman karakter pada siswa, sehingga siswa akan memiliki motivasi belajar dan karakter yang menjadikannya berwawasan luas dan berakhlak luhur.
Kata Kunci: Peran Guru PAI, Motivasi, Profil Pelajar Pancasila, Kompetensi 4C