Strategi Guru Pendidikan Agama IsIam dalam Membentuk Akhlak Berkomunikasi Peserta Didik SMA Negeri 4 Malang
Abstract
Akhlak berkomunikasi adalah nilai sopan santun dalam berkomunikasi baik itu antara orangtua, guru, maupun dengan teman. Guru sebagai tenaga pendidik, harus dapat dijadikan contoh dalam etika berkomunikasi yang baik sesuai dengan ajaran Islam. Membentuk akhlak dalam berkomunikasi dengan sopan santun hendak diterima serta dihargai oleh lingkungan sosial sebab menampilkan rasa hormat, kepedulian, serta atensi kepada orang lain. Pada suasana komunikatif anak hendak tumbuh dengan baik, dewasa serta bisa berdiri sendiri. Akhlak memiliki tujuan buat menerangkan hakikat kebaikan, kebenaran, serta keburukan ataupun kejahatan.
Penelitian ini bertujuan mengetahui strategi, pelaksanaan dan faktor pendukung dan faktor penghambat Guru Pendidikan Agama Isam dalam pembinaan etika berkomunikasi siswa. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti termasuk jenis penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data wawancara, observasi dan dokumentasi. Wawancara dilakukan kepada Kepala Sekolah, Guru Pendidikan Agama Islaam, dan peserta didik SMA Negeri 4 Malang. Peneliti melakukan observasi terkait membentuk akhlak berkomunikasi peserta didik dengan melihat cara guru dalam memberikan pembinaan akhlak berkomunikasi kepada peserta didik dan pelaksanaan peserta didik dalam bersikap maupun berkomunikasi kepada guru maupun temannya. Dokumentasi dilakukan dengan cara untuk memperoleh data yang terkait dengan sejarah singkat, visi dan misi, tujuan, keadaan sarana dan prasarana, lokasi SMA Negeri 4 Malang.
Dari hasil penelitian, ternyata strategi yang dilakukan oleh Guru Pendidikan Agama Islam dalam membentuk akhlak berkomunikasi peserta didik SMA Negeri 4 Malang, melalui tiga cara, yaitu: 1) pembiasaan, 2) pemberian motivasi, 3) pemberian bimbingan. Faktor pendukung etika berkomunikasi siswa di SMA Negeri 4 Malang, terdiri dari: lingkungan keluarga dan lingkungan instruksional (sekolah). Sedangkan faktor penghambat etika berkomunikasi siswa, terdiri dari: lingkungan sosial (teman sebaya) dan media massa. Berdasarkan analisis di atas dapat disimpulkan dan dipahami bahwa strategi yang dilakukan oleh Guru Pendidikan Agama Islam dalam membentuk akhlak berkomunikasi peserta didik di SMA Negeri 4 Malang, telah berjalan dengan baik dan cukup berhasil, hal ini terbukti bahwa sebagian besar peserta didik sudah mampu berkomunikasi dengan sopan kepada orangtua, guru, dan teman, sehingga menunjukkan sikap saling menghormati, dan mengucapkan salam dan berjabat tangan ketika bertemu dengan guru, karyawan sekolah maupun dengan sesama teman.
Kata Kunci: Strategi Guru PAI, Akhlak Berkomunikasi