dc.description.abstract | Kurangnya kemampuan berpikir kritis peserta didik kelas VII-I MTs
Shirothul Fuqoha’ Gondanglegi menyebabkan peserta didik merasa kesulitan
menggunakan konsep sehingga kesulitan dalam mengerjakan soal cerita. Salah
satu upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan menerapkan
model pembelajaran MURDER pada materi segiempat (belah ketupat dan layang layang). Tahapan model pembelajaran MURDER yaitu diawali dengan
menciptakan suasana hati (mood) dan menyampaikan tujuan pembelajaran
dilanjutkan dengan empat tahapan pada kegiatan inti yaitu tahap pertama dengan
menandai materi yang kurang dimengerti (understand), tahap kedua pengulangan
(recall), tahap ketiga penelaahan (digest), dan tahap keempat pengembangan
(expand), selanjutnya kegiatan penutup dilakukan dengan menyimpulkan dan
review hasil pembelajaran dari awal sampai akhir.
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan penerapan model
pembelajaran MURDER untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan
mendeskripsikan tingkat kemampuan berpikir kritis peserta didik kelas VII-I MTs
Shirothul Fuqoha’ Gondanglegi setelah diterapkan model pembelajaran
MURDER. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan
dengan beberapa siklus. Subjek pada penelitian ini adalah peserta didik kelas VII I MTs Shirothul Fuqoha’ Gondanglegi yang berjumlah 30 peserta didik. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: observasi,
wawancara, tes kemampuan berpikir kritis, dokumentasi, dan catatan lapangan.
Penelitian ini dilakukan sebanyak dua siklus dengan indikator keberhasilan: 1)
tindakan observasi kegiatan guru ≥80%, 2) tindakan observasi kegiatan peserta
didik ≥75%, 3) skor minimal KKM ≥75% dari jumlah seluruh peserta didik, dan
4) respon rata-rata peserta didik ≥50%.
Indikator kemampuan berpikir kritis yang digunakan pada penelitian ini
yaitu 1) memberikan penjelasan sederhana (elementary clarification), 2)
membangun keterampilan dasar (basic support), 3) menyimpulkan (inference), 4)
memberikan penjelasan lanjut (advance clarification), dan 5) menentukan strategi
dan taktik (strategies and tactics). Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa rata rata nilai hasil tes pada siklus I dan siklus II yaitu 72,50 dan 82,80 dengan persentase yang memenuhi KKM pada siklus II adalah 83,3%. Kegiatan guru
memperoleh persentase keberhasilan pada siklus I dan siklus II adalah 78,15%
dan 91,25%. Sedangkan persentase hasil observasi kegiatan peserta didik pada
siklus I dan siklus II adalah 72,65% dan 91,3%. Persentase hasil wawancara pada
siklus I dan siklus II adalah 66,7% dan 83,3%. Dengan demikian, penerapan
model pembelajaran MURDER dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis
peserta didik kelas VII-I MTs Shirothul Fuqoha’ Gondanglegi. | en_US |