Deteksi L-DOPA pada Ekstrak Biji Kara Benguk (Mucuna pruriens L.) Menggunakan Metode Kromatografi Lapis Tipis Dan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
Abstract
Indonesia, negara dengan keanekaragaman hayati yang besar, memiliki beragam
tumbuhan yang berpotensi untuk menghasilkan obat-obatan herbal. Salah satunya
Kara benguk (Mucuna pruriens L.) yang mengandung senyawa L-3,4
dihydroxyphenylalanine (L-DOPA) yang dapat digunakan sebagai obat herbal.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeteksi L-DOPA pada ekstrak biji
Mucuna pruriens L. menggunakan kromatografi lapis tipis (KLT) dengan analisis
fase gerak butanol-asam asetat-air (4:1:1). Menganalisis kadar senyawa L-DOPA
dengan kromatografi cair kinerja tinggi (HPLC). HPLC menggunakan kolom C18
25 cm dengan asetonitril aquad (3:17) sebagai fase gerak. Ekstraksi dengan pelarut
etanol-air (1:1). Hasil KLT menunjukkan titik-titik yang terlihat jelas jika dilihat di
bawah sinar UV 254 nm. Bintik terlihat di bawah sinar UV 366 nm berpendar. Nilai
Rf ekstrak biji Mucuna pruriens L.. 0,43 dan nilai Rf dengan nilai standar 0,44.
Hasil HPLC menunjukkan bahwa kromatogram terdapat 6 puncak pada sampel
ekstrak biji Mucuna pruriens L. dengan puncak dominan pada waktu retensi 1,594
menit dan 1,597 menit, sedangkan kromatogram yang dibuat sesuai standar juga
memiliki satu puncak dominan yaitu retensi. waktu 1.599 menit. Berdasarkan hasil
analisis, setiap 1 gram ekstrak biji Mucuna pruriens L. mengandung 0,034 gram
atau 3,4% senyawa L-DOPA.