Makna Simbolik Mantra Pengobatan di Desa Darek Kabupaten Lombok Tengah
Abstract
Sastra lisan memiliki berbagai macam jenis salah satunya mantra. Mantra merupakan sesuatu yang lahir dari masyarakat yang dijadikan sebagai sebuah keyakinan atau tradisi. Mantra diwariskan secara turun temurun oleh seniman sastra atau masyarakat Darek menyebutnya dengan belian kepada orang-orang pilihan dengan cara tertutup karena mantra dipercayakan memiliki kekuatan magis yang dipercaya oleh masyarakat sebagai pengobatan, pemikat, maupun pelaris.
Salah satu desa di suku Sasak yang masih pecaya dengan mantra melebihi kepercayaan pada perkembangan teknologi seperti perkembangan ilmu kedokteran adalah desa Darek, kecamatan Praya Barat Daya, kabupaten Lombok Tengah, provinsi Nusa Tenggara Barat. Masyarakat Darek percaya pada Mantra sebagai pengobatan penyakit seperti kepalek, lokap, batah, nganak, demam, singkeput, tenjot, delep, bayi berpergian, dan bukmi. Cara pengobatan dilakukan dengan berbagai cara, salah satu yang paling umum dilakukan dengan cara belian mengunyah daun sirih, kapur sirih, buah pinang dan kencur, kemudian ampasnya dijadikan obat yang dinamakan sembek. Sembek ini akan menjadi obat yang dioleskan pada dahi, dada, perut, dan kaki.
Namun kepercayaan masyarakat desa Darek terhadap mantra sebagai alternatif pengobatan kian surut dan semakin sedikit masyarakat Darek percaya dengan mantra, hal ini disebabkan karena pertama, perkembangan zaman dan teknologi membuat kepercayaan masyarakat terhadap mantra mulai mengikis. Kedua, banyaknya pendatang baru di desa Darek yang tidak mempercayai adanya mantra dan pengobatan penggunakan mantra. Ketiga, generasi sekarang yang jarang bahkan tidak mau menerima mantra dari belian, karena generasi muda zaman sekarang lebih tertarik dengan hal-hal yang bersifat kebarat-baratan sehingga generasi muda tidak tertarik dengan tradisi sendiri.
Penelitin ini bertujuan untuk menganalisis makna simbol yang terdapat dalam mantra pengobatan di desa Darek, kabupaten Lombok Tengah. Simbol yang dianalisis berupa simbol aktivitas, simbol benda, dan simbol sifat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan semiotik. Data yang dikumpulkan berupa mantra pengobatan di desa Darek, hasil observasi partisipatif pasif, dan hasil wawancara pada belian. Cara menganalisis data dilakukan dengan cara mendeskripsi data mentah, reduksi data, kemudian mengkategori data, dan terakhir memberi interpretasi pada data yang telah dikategorikan.
Hasil penelitian ini menunjukkan simbol mantra pengobatan di desa Darek terdapat 9 simbol aktivitas, 22 simbol benda, dan 13 simbol sifat, jadi total simbol dalam mantra di desa Darek sejumlah 44 simbol. Masing-masing simbol mantra memiliki makna yang berbeda-beda simbol aktivitas menunjukkan makna yang menunjukkan obat, permohonan dan harapan, tanda penyakit, dan tanda kesembuhan. Pada simbol benda menunjukkan makna kondisi masyarakat desa Darek, jenis-jenis penyakit, ciri-ciri penyakit, sebab penyakit, obat, tanda-tanda kesembuhan, dan harapan kesembuhan. Pada simbol sifat menunjukkan makna ciri-ciri penyakit, penyebab sakit, harapan kesembuhan, dan obat. Dapat disimpulkan bahwa semua simbol menunjukkan tentang penyakit yang diobati dengan mantra tersebut seperti ciri-ciri penyakit, penyebab, obat penyakit.
Kata Kunci : Simbol, Makna, Mantra Pengobatan